laporan praktikum biokimia uji aktifitas enzim
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
DI SUSUSN OLEH
Nama :
M. Hasybi Izzadin
Npm :
E1G014049
Prodi :
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Kelompok : 7
Hari/Jam :
Selasa 08.00-09.45
Tanggal
: 10-11-2015
Co-ass
: 1. Luvi Nofita
2.
Nurul Kahasanah
DOSEN
: Devi silsia, Dra., M.si
Objek
praktikum : PEMISAHAN KASEIN DARI
SUSUSAPI
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap hari tubuh kita terus menerus menerima asupan
karbohidrat dari makanan yang kita makan, khususnya nasi. Nasi yang merupakan
polisakarida merupakan makanan sumber karbohidrat, dalam hal ini adalah
kelompok amilum. Amilum, atau bahasa sehari-harinya adalah pati terdapat pada
umbi, daun, batang dan biji-bijian.Amilum terdiri atas dua macam polisakarida
yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%)
dan amilopektin. Pada saat kita mengunyah nasi (amilum), maka dalam mulut
terjadi suatu reaksi kimia, yaitu pemecahan ikatan-ikatan pada amilum dengan
bantuan enzim, dalam hal ini adalah enzim amilase yang terdapat dalam saliva
(air liur).
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat
dalam sel hidup. Sekarang, kira-kira lebih dari 2000 enzim telah
teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia
dalam sistem hidup. Enzim Amilase adalah suatu komponen yang sangat penting
saat proses pencernaan makanan. Tanpa adanya enzim ini karbohidrat yang kita
konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi gula yang nanti pada akhirnya diubah
menjadi ATP yang sangat penting dalam metabolisme makhluk hidup. Selain
berperan dalam proses pencernaan amilase juga memiliki banyak peranan penting
lainnya baik yang bisa dimanfaatkan dalam bidang industri, kesehatan maupun
untuk pembuatan makanan Enzim terkadang membutuhkan kofaktor untuk dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik. Kofaktor dapat berupa senyawa organik
dengan berat molekul cukup tinggi atau ion logam (besi, magnesium, zinc, atau
kalsium). Senyawa organik ini terkait pada bagian protein enzim..
1.2 Tujuan
Praktikum
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap
aktivitas enzim
2. Membuktikan bahwa derajat kesamaan
(pH) mempengaruhi enzim
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi
enzim terhadap perombakan substrat
4. Mengetahui konsentrasi substrat
terhadap aktifitas enzim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap
substrat yang akan dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui
berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja
untuk mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva,
sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa
polisakarid akan terurai menjadi monosakarida (Tim Dosen Biokimia, 2011) Suatu
enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah
cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang
dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai
katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu
enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada
apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi
sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan
yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy
aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi
endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy
(eksorgonik) ( Poedjadi, 2006)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan
suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah
protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah,
diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator
adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor
enzim. ( Hafiz Soewoto,2000)
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti
sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim
adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya
adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000
sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein
yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang
bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik,
biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa
organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu
kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan
gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian
vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin)
(Kartasapoetra, 1994).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber
karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung
jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai
substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan
produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara
laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa.
Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging,
ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat. (
Pujiyanti, 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh
beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan
inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak
dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini
akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi
oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim,
sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan
racun adalah inhibitor enzim.
(Wirahadikusumah,
1989).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Alat
Tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Alat pemanas
Bahan
Laruatn amilum 2 %
Enzim amilase(saliva)
Larutan iodium
Pereaksi benedict
Larutan HCL 0,4 %,Ph=1
Na2C03
Aquades
3.2 Cara Kerja
A. Pengaruh
suhu terhadap aktifitas enzim
1. Sediakan 5 tabung reaksi bersih dan
kering. Masing masing diisi dengan
ml larutan amilum.
2. Tambahkan 1 ml enzim amilase pad
tiap tiap tabung
3. Tabung 1 masukkan kedalam gelas
piala
Tabung 2 disimpan pada suhu kamar
Tabung 3 masukkan kedalam penangas
air dengan suhu 37-40o c
Tabung 4 dimasukkan kedalam penangas
air dengan suhu 75-80o c
Tabung 5 masukkan kedalam penangas
air mendidih
4.
Biarkan masing masing pada tempatnya
selama 15 menit
5.
Selanjutnya uji dengan larutan
iodium
6.
Uji pula dengan pereaksi benedict
7.
Catat dan amati perubahab warna yang
terjadi
B. Pengaruh
pH terhadap aktivitas enzim
1. Sediakan 3 tabung reaksi yang
bersih, kemudian isilah tabung 1 dengan
2 ml larutan HCL 0,4% , tabung 2 dengan ml aquades, tabung 3 dengan 2 ml Na2CO3
1 %
2.
Kedalam tiap tabung tanbahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml
enzim
3.
Campur ssampai homogen, kemudian biarkan selama 15 menit
4.
Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict
5.
Amati dan catat perubahan warna yang terjadi
C. Pengaruh
konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih,
kemudian pada tabung 1,2 dan 3 berturut turut di isi dengan enzim amilase 0,5 ml,
1,0 ml, 1,5 ml
2.
Kedalam tiap tabung tanbahkan
larutan amlum 2 ml
3.
Campurlah dengan baik kemudian
biarkan selam 15 menit
4.
Selanjutnya uji dengan larutan
iodium dan peraksi benedict
5.
amati dan catat perubahan warna yang
terjadi
D. Pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih,
kemudian isilah berturut turut dengan larutan amilum 1 ml, 2 ml,4 ml dan 6 ml.
2.
Kedalalm tiap tiap tabung tambahkan
enzim amilase 1 ml
3.
Campurlan dengan baik, kemudian
biarkan selama 15 meni
4.
Selanjutnya uji denga larutan iodium
dan pereaksi benedict
5.
Amati dan catat perubahan warna yang
terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Pengaruh
suhu terhadap aktivitas emzim
No tabung
|
Suhu
(o C)
|
Perubahan warna
|
|
Uji iodium
|
Uji benedict
|
||
1
|
0
|
Warna
ungu lavender dan ada endapan putih
|
Warna
biru dan terdapat endapan putih
|
2
|
25-30
|
Warna
ungu lavender dan ada endapan putih
|
Warna
biru dan terdapat endapan putih
|
3
|
37-
40
|
||
4
|
75-80
|
Biru
dongker dan terdapat endapan putih
|
Warna
biru dan terdapat endapan putih
|
5
|
100
|
Warna
ungu lavender dan ada endapan putih
|
Warna
biru dan terdapat endapan putih
|
B. Pengaruh
pH terhadap aktivitas enzim
No tabung
|
pH
|
Perubahan warna
|
|
Uji iodium
|
Uji benedict
|
||
1
|
1
|
Warna
ungu dan terdapat endapan Ph = 1 (asam kuat)
|
Warna
biru dan terdapat endapan sedikit berwarna putih Ph = 9
|
2
|
7
|
Tidak
terjadi perubahan warna dan terdapat endapan pH = 6 (asam lemah)
|
Warna
biru dan terdapat gumpalan banyak dan ada endapan putih Ph = 10
|
3
|
9
|
Warnah
putih susu dan terdapat endapan
pH
= 8 basah (lemah)
|
Warna
biru dan gumpalan sangat banyak ada endapan putih pH = 10
|
C. Pengaruh
konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
No tabung
|
Konsentrasi subtrat
|
Konsentrasi enzim
|
Perubahan warna
|
|
Uji iodium
|
Uji benedict
|
|||
1
|
Amilum
2
ml
|
Amilase
0,5 ml
|
Larutan
menjadi ungu pekat
|
Larutan
menjadi biru lebih pekat
|
2
|
Amilum
2
ml
|
Amilase
1, 0 Ml
|
Larutan
menjadi ungu lebih pekat
|
Menjadi
biru pekat
|
3
|
Amilum
2
ml
|
Amilase
1,5 ml
|
Larutan
menjadi ungu
|
Menjada
biru muda
|
D. Pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim
No tabung
|
Konsentrasi substrat
|
Konsentrasi enzim
|
Perubahan warna
|
|
Uji iodium
|
Uji benedict
|
|||
1
|
Amilum
1
ml
|
Amilase
1
ml
|
Warna
biru dongker dan terdapat endapan amilum sedikit
|
Warna
biru dan amilum mengendap
|
2
|
Amilum
1
ml
|
Amilase
1
ml
|
Warna
biru dongker dan terdapat endapan amilim
|
Warna
biru dan amilum mengendap
|
3
|
Amilum
4
ml
|
Amilase
1
ml
|
Warna
biru dongker dan terdapat endapan amilum
|
Warna
biru dan amilum mengendap
|
4
|
Amilum
6
ml
|
Amilase
1
ml
|
Warna
biru dongker dan terdapat endapan amilum lebih bnayak
|
Warna
biru dan amilum mengendap
|
4.2 Pembahasan
Pada uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim ini
dilakukan dengan 5 tabung reaksi, untuk tabung pertama yaitu larutan diletakkan
padagelas piala kemudian dimasukkan kedalam es. dan memdapatkan warna yang
tetap untuk iodium atau tidak terjadi perubahan warna pada uji benedict, tabung
ke 2 dan 3 hanya di biarkan pada suhu kamar dan dimasukkan kedalam penangas air
dengan hasil uji iodium warna tetap dan hasil uji benedict tidak ada perubahan
warna. pada tabung ke 4 dan 5 terjadi perubahan warna untuk iodium menjadi
warna kehitaman dan benedict tidak ada perubahan warna namun terdapat sedikit
endapan.hal ini membuktikan terdapat adanya amilum.
Untuk uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim pada
percobaan kali ini di ukur dengan menggunakan kertas lakmus untuk uji iodium
warna biru pH=3, warna menjadi biru pH= 6 dan warna iodium hilang pH= 9, untuk
uji benedict tabung 1 warna tidak
berubah hanya endapan dengan pH=3, tabung 2 warna tetap pH= 5, dan tabung 3
pH=8. ini didapat berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan larutan yang
berbeda.
Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase yang
terdapat pada saliva dalam memecah amilum menjadi glukosa. Reaksi
enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan katalis enzim.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu
baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat.Dalam
hal ini pati berperan sebagai substrat, sedangkan saliva merupakan enzimnya.
Saliva digunakan untuk mengetahui reaksi enzimatik dari enzim amilase di
dalamnya. Sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan warna
dari larutan uji yang spesifik untuk menguji adanya kandungan amilum dan
digunakan untuk membentuk larutan kompleks pada larutan amilum. sehingga
membentuk warna kecoklatan pada iodium dan pada benedict menjadi biru muda.
Pada percobaan kali ini adalah
pengaruh konsentrasi substrat yang membentuk atau merubah warna menjadi sedikit
warna kuning kuningan terhadap reaksi uji iodium, dan pada reaksi uji benedict
berubah warna menjadi kebiruan. ini terjadi karena pengaruh dari amilum dan
amilase.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan reaksi yang
terdapat pada uji percobaan pertama, yaitu dengan membuktikan adanya amilum. Tiap enzim
memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena
enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan menunjukkan bahwa den. gan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar. Ini biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi
substrat dan kofaktor berlebih, menjadikan laju reaksi yang terjadi merupakan
tingkat ke 0 (zero order reaction) terhadap substrat.
5.2 Saran
Saran saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass
sebaiknya sama sama menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan belajar
di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra,a.g,
1994, teknologi penanganan pasca panen, rineka cipta. Jakarta.
Poedjiadi, a., 2006, dasar-dasar
biokimia, universitas indonesia press, jakarta.
Pujiyanti,
sri, 2007, menjelajah dunia biologi , platinum. Jakarta.
Wirahadikusumah, m. 1989, biokimia
protein, enzim, dan asam nukleat , Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Post a Comment