PROPOSAL PRAKTEK KERJA PT SAWIT
PROPOSAL
PRAKTEK KERJA
DI
PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT (PMKS)
PT BRAHMA BINABAKTI
OLEH :
SUMAN
MARULI TUA MANULLANG
|
E1G013068
|
VERONICAWATI
SIHOTANG
|
E1G013071
|
NOVITA
SARI SINAMBELA
|
E1G013072
|
JULIAWANTO
|
E1G013073
|
NURUL
KHASANAH
|
E1G013076
|
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTEK KERJA
OLEH :
SUMAN MARULI TUA MANULLANG
|
E1G013068
|
VERONICAWATI SIHOTANG
|
E1G013071
|
NOVITA SARI SINAMBELA
|
E1G013072
|
JULIAWANTO
|
E1G013073
|
NURUL KHASANAH
|
E1G013076
|
Telah
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi TIP
|
Koordinator Praktek Kerja,
|
|
|
Dr.Ir.Damres Uker, M.Sc
19581004.198603.1.002
|
Dr.Ir. Budiyanto, M.Sc
19590208.198603.1.002
|
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan..........................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1
1.2 Tujuan Praktek Kerja.............................................................................
2
1.3 Manfaat Praktek Kerja...........................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas................................................................
3
2.2 Pemanenan dan Penanganan Bahan Baku.............................................
3
2.3 Proses Pengolahan dan Produksi...........................................................
5
2.4 Pengendalian Kualitas...........................................................................
9
2.5 Kesehatan dan Sanitasi Pengolahan Pabrik........................................... 10
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja.........................................................
11
3.2 Aspek-Aspek yang diamati....................................................................
11
3.3 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
13
3.4 Jadwal Perencanaan Praktek Kerja........................................................
14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara agraris, potensi ini didukung oleh faktor-faktor alam seperti iklim dan
tanahnya yang subur. Sektor pertanian di Indonesia memiliki peranan yang cukup
penting dalam perekonomian negara kerena kegiatan agroindustri yang berbasis
pertanian mampu memberikan devisa bagi negara. Kedua kegiatan tersebut harus
kita kembangkan dan kita tingkatkan terutama agroindustri yang cukup
diperhitungkan.
Kelapa
Sawit merupakan sebagai salah satu komuditi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia, bahkan lahan
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap pertanian yang ada di Jambi, hal ini dikarenakan
tingginya lahan perkebunan sawit yang berada di Provinsi Jambi. Menurut data
Statistik Kementerian Pertanian tahun
2012 luas perkebunan pertanian di Provinsi Jambi adalah sebesar 427.261 hektar
dengan tingkat produksi dalam setahun adalah 963.291 ton kelapa sawit.
Perkembangan di sektor ini masih sangat memungkinkan mengingat diversivikasi
produk yang dapat dihasilkan dan nilai tambah yang diperoleh.
Untuk
meningkatkan daya saing produk minyak sawit di pasaran domestik dan
internasional, produsen melakukan peningkatan produktivitas dan mutu maupun meningkatkan
efesiensi usaha sehingga biaya produksi dapat di tekan. Penekanan biaya
produksi secara khusus perlu dilakukan penelaahan struktur biaya produksi
sebagai landasan efesiensi usaha.
Universitas
Bengkulu sebagai institusi pendidikan berkewajiban mengahasilkan sarjana -
sarjana yang profesional dan berwawasan luas yang memiliki skill dan
manajerial, dituntut untuk mengakomodir kebutuhan ilmu dan teknologi yang terus
berkembang. Disamping perkuliahan yang bersifat mempelajari teori, mahasiswa
perlu melakukan praktek kerja sesuai dengan ilmu yang di pelajari diperkulihan
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai
kenyataan yang ada di lapangan.
1.2 Tujuan Praktek Kerja
1.2.1
Tujuan
Instruksional Umum
- Mahasiswa
mampu memahami berbagai kaitan antara faktor-faktor di bidang industri
pertanian sebagai salah satu sistem mikro maupun makro.
- Mahasiswa
mampu menganalisa secara analitik aspek teknis, perencanaan dan
pengelolaan operasional sistem industri pertanian.
- Mahasiswa
mampu mempunyai keterampilan dalam pengamatan, pengumpulan data dan
informasi serta pengorganisasian dan laporan teknis yang baik.
1.2.2
Tujuan
Praktek Kerja
- Memperoleh
informasi umum perusahaan
- Mengetahui
informasi sistem panen dan penanganan bahan baku
- Mengetahui
dan memahami proses pengolahan dan produksi CPO
- Mampu
mengetahui dan memahami pengendalian kualitas CPO
- Mengetahui
dan memahami kesehatan dan sanitasi produk CPO
- Mengetahui
Penanganan dan Manajemen limbah produksi CPO
1.3 Manfaat praktek kerja
1.3.1
Bagi
Mahasiswa
- Menyelaraskan teori yang diperoleh dengan praktek
dilapangan
- Memberi
pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tentang dunia kerja
- Mengetahui
kiat-kiat untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pada suatu indutri
ditinjau dari aspek manajerial.
1.3.2
Bagi
Perusahaan
Informasi dan data yang
diperoleh selama kerja praktek akan disusun dalam bentuk laporan kerja praktek.
Pada laporan tersebut akan disampaikan pendapat dan masukan berdasarkan
literatur dan diskusi ilmiah yang dimanfaatkan oleh pihak perusahaan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Gambaran
Umum Komoditas (Kelapa Sawit)
Kelapa sawit (Elais guinensis Jacq) merupakan tumbuhan
tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal
dengan jenis dura, psifera dan tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedaksn
berdasrkan penampang irisan buah. Kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur
24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan buah pasir artinya dapat diolah tetapi kadar rendemen minyaknya
masih rendah.
Minyak sawit mentah
atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak
inti atau Palm Kernel Oil (PKO)
diperoleh dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Jumlah minyak yang
diperoleh dipengaruhi oleh beberapa komponen terutama adalah berat dan jumlah
TBS serta rasio minyak pertandan. Berat tandan cenderung meningkat seiring
dengan umur tanam kelapa sawit tetapi jumlah TBS cenderung menurun. Rasio
minyak pertandan ditentukan oleh beberapa komponen terutama rasio mesokrap
perbuah dan rasio minyak permesokrap. Pada tanaman jenis tenera rasio minyak
pertandan mencapai 28% (Y.H Hui:1996)
2.2
Pemanenan
dan Penanganan Bahan Baku
Menurut Boyke Lubis
(1988) hasil minyak sawit tang maksimal dari suatu TBS, jika buah telah matang
sempurna yang ditandai membrondol dari suatu tandan atau pada saat akan
membrondol. Mutu minyak sawit yang diperoleh dari buah yang membrondol bermutu
rendah karena setelah beberapa hari jasat renik dapat merusak dangin buah dan
memberi kadar Asam Lemak Bebas (ALB) yang tinggi serta mempengaruhi proses
pemucatan.
Proses
pemanenan TBS dikebun akan menggabungkan dua sasaran utama, seperti memberi
mutu ALB baku dan tingkat rendemen minyak sebesar-besarnya. Besar keragaman
tingkat kematangan ditentukan oleh lama pusingan. Pusingan panen yaitu jarak
antara dua panen dalam areal yang sama.
Sortasi penen yang
dilakukan dipabrik pada umumnya untuk melihat fraksi kematangan buah, mencatat
segala farksi dan memberikan sasaran tetang mutu panen. Jika persentase buah
lewat matang dan kurang matang relatif tinggi maka perlu dilakukan tindakan
untuk memperbaiki jadwal panen.
Koordinasi Panen Angkut
Olah (PAO) pada saat ini mempunyai peranan yang penting dalam menjaga tingkat
produktivitas. Angka kehilangan dapat terjadi karena:
ü Buah
masih mentah saat dipanen
ü Buah
matang yang tidak dipanen
ü Brondolan
tidak dikutip bersih
ü Pencurian
brondolan dari TBS
ü Buah
restan di THP membusuk dan tidak diangkut
ü TBS
dan brondolan jatuh dan tercecer
ü
Angka kehilangan dipabrik
Menurut Suyatno Risza
(1995) ada beberapa upaya untuk mencegah kehilangan sebagian produksi kelapa
sawit yaitu:
1. membuat
rencana kerja harian operasi untuk masing-masing subsistem yang bersumber pada
rencana harian operasi pabrik. Hal ini penting karena kapasitas pabrik
terbatas.
2. bagian
transportasi harus dapat menyediakan armada angkut yang memadai, untik
mengankut TBS dari kebun ke Pabrik, guna menjaga kontinyunitas selama proses
produksi berlangsung.
3. rencana
kerja harian operasi panen harus mengupayakan agar buah tersusun di TPH pada
jam 09.00 wib ±25% dari jumlah panen sehari, sehingga bagian panen sudah dapat
mengangkut kepabrik pada pukul tersebut
4. sistem
hanca giring diperlukan untuk mengumpulkan buah siap angkut ke TPH pada jam
09.00 wib, agar kegiatan amgkut dapat berjalan dengan lancar.
Indeks penyebaran
produksi bulanan dalam setahun selalu berubah, kerena adanya panen puncak dan
rendah. Tingkat panen terhadap kapasitas pabrik dapat dipanen puncak dan panen
rendah. Tingkat panen terhadap kapasitas pabrik dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a) tingkaat
panen rendah adalah 50% kapasitas pabrik
b) tingkat
panen sedang adalah 50%-705 kapasitas pabrik
c) tingkat
panen puncak adalah 70-100% kapasitas pabrik
pada saat panen puncak operasi jangan
sampai terganggu oleh respirasi-respirasi besar. Baik semi overhaul atau pun
general overhaul.
Kapasitas maksimum pada panen puncak
dapat dihitung dengan rumus :
Dengan asumsi panen dalam
puncak sebualn ±25 hari dalam sehari pabrik berkerja selama 20 jam, panen
puncak tertinggi berdasarkan pengalaman ± 12% dari produksi setahun. Tandan
buah sawit yang diterima dipabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku,
yaitu menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak dan inti sebelum
diolah perlu dilakukan sortasi pan penimbangan.
Tandan yang diterima
dipabrik, diperiksa mutunya sesuai visual. Pengujian dan sortasi panen
sebaiknya dilakuan pada setiap truk yang tiba dipabrik, akan tetapi hal ini
tidak efisien. Oleh sebab itu sortasi buah dilakukan secara acak, yaitu 10%
terhadap muatan truk. Penilaian terhadap mutu TBS didasarkan standar fraksi
tandan:
Table 1. Spesifikasi fraksi TBS
Fraksi
|
Istilah
|
Kriteria
|
00
|
Mentah
Sekali
|
Brondol
0
|
0
|
Mentah
|
Brondol
1-12,5 %
|
1
|
Kurang
Matang
|
Brondol
12,5-25%
|
2
|
Matang
1
|
Brondol
25-50%
|
3
|
Matang
2
|
Brondol
50-75%
|
4
|
Lewat
matang
|
Brondol
75-100%
|
5
|
Ranum
|
Buah
dalam ikut membrondol
|
Sumber
: pusat penelitian kelapa sawit – Medan (1996)
2.3
Proses
Pengolahan dan Produksi
Pengolahan TBS dipabrik
bertujuan untuk memperoleh minyak yang berkualitas baik. Peoses tersebut
berlangsung cukup panjang dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari
pengankutan TBS dan brondolan darti TPH ke pabrik sampai dihasilkan minyak
sawit dan hasil sampingannya.
Pada dasarnya ada dua
macam hasil olahan utama pengolahan TBS di pabrik, yaitu:
ü Minyak
sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah
ü Minyak
inti yang merupakan hasil ekstraksi inti sawit
Secara ringkas tahap-tahap
proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak adalah sebagai berikut :
2.3.1
Pengangkutan
TBS ke Pabrik
TBS hasil panen harus
segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. TBS yang tidak segera
diangkut kadar ALB-nya cenderung meningkat. Untuk menghindari hal tersebut,
maksimal delapan jam setelah panen TBS harus segera diolah.
Setelah sampai
dipabrik, segera dilakukan penimbangan, yang bertujuan memperoleh angka-angka
terutama yang berkaitan dengan produksi kebun, pembayaran upah tenaga kerja, kapasitas
olah, dan perhitungan rendemen minyak sawit.
2.3.2
Perebusan TBS (Sterilizer)
Tujuan dari perebusan
TBS (Boyke Loebis: 1988)
1. Untuk
menghambat kenaikan ALB
2. Untuk
memberikan kemudahan alat penebah untuk melepaskan sisa buah yang masih melekat
pada tandan.
3. Mempersiapkan
mesocrap untuk ekstraksi
4. Mempersiapkan
biji agar mudah dipecah
5. Mengendapkan
protein sehingga mempermudah pemisahan minyak
Efisiensi
perebusan ditentukan dengan
a. Kehilangan
minyak dalam air rebusan
b. Kehilangan
minyak dalam tandan kosong, semakin banyak minyak yang diserap oleh tandan maka
semakin besar pula resiko kehilangan minyak
c. Tandan
mentah tidak sempurna di tebah
2.3.3
Thresser
Setelah perebusan TBS yang telah masak
diangkit ke theresser dengan menggunakan hoisting
crane. Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara brondolan dan tandannya. Sebelum masuk ke daklam thresser TBS
yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS
dibanting sehingga brondolan lepas dari tandan dan jatuh ke convenyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Untuk tandan kosong
didistribusikan dengan empty bunch
convenyor untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch.
2.3.4
Stasiun
Press
Untuk memisahkan biji sawit dari hasil
pelumatan TBS maka perlu dilakuakn pengadukan selama 25-30 menit selama buah
bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah pemerasan/ eksatraksi yang
bertujuan untuk mengambil minyak dari massa adukan. Brondolan yang telah lumat
masuk ke dalam screw press untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (crude
oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar minyak yang
keluar tidak terlalu kental.
2.3.5
Pemurnian
dan Penjernihan
Minyak sawit yang keluar
dari tempat pemerasan/pengepresan masih berupa minyak kasar karena masih
mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta
40-45% air. Minyak sawit yang masih kasar dialirkan kedalam tangki minyak kasar
dan setelah memulai pemurnian atau klarifikasi yang bertahap akan menghasilkan
minyak sawit mentah (crude plam oil). Proses penjernihan dilakukan untuk
menurunkan kadar air dari dalam minyak.
2.3.6
Pengeringan
dan Pemecahan Biji
Biji sawit yang sudah
dipisahkan pada proses pengadukan diolah lebih lanjut untuk mengambil
minyaknya. Sebelum dipecahkan, biji-ibji sawit dikeringkan di silo, minimal 14
jam dengan sirkulasi udara kering pada suu 50oC, akibat proses
pengeringan ini, inri sawit akan mengerut sehingga akan memudahkan pemisahan
sawit dari tempurungnya. Inti sawit yang
telah dikeringkan kemudian dibawa kealat pemecah.
2.3.7
Pemisahan
inti dari Tempurung
Pemisahan inti dari
tepurunganya berdasrakan perbedaan berat jenis inti sawit dan tempurung. Alat
yang digunakan disebut Hydrocyclone separator.dalam hal ini inti dan tempurung
dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam tabung. Dalam keadaan ini inti
sawit akan terpisah dari tempurunganya. Proses selanjutnya adalah pencucian
inti sawit dari tempurung sampai bersih. Setelah kering inti sawit dapat diolah
lebih lanjut yaitu di ekstraksi sehingga dihasilkan minyak inti sawit (plam
kernel oil).
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN BAHAN BAKU
KELAPA SAWIT
Fresh Fruit Bunx/TBS
Loading
|
Condensate
|
Stalks
|
Digester
|
Press Cake
|
Nut/Fiber
|
Fiber
|
Settling Tank
|
Centrifuge
|
Vacuum
|
Crude palm
|
Kernel
|
sludge
|
Nut Cracker
|
craked mixture
|
winowwing
|
Dirth and light
|
Shell
|
hydrocyclon
|
Centrifuge
|
Desander
|
Sludge
|
Nut Dryer
|
oil
|
Screen
|
Press
|
Press Liqour
|
Stripper
|
Sterilizer
|
2.4
Pengendalian
Kualitas
2.4.1
Kadar
Asam Lemak Bebas (ALB)
ALB dalam konsentrasi
tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Tinggi nya ALB akan
mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itu perlu pencegahan terbentuknya
ALB dalam minyak sawit.
2.4.2
Kadar
Zat Menguap Dan Kotoran
Kemantapan minyak sawit
harus dijaga dengan cara membuang kotoran dan zat menguap. Dari hasil
pengolahan didapat minyak sawit brsih dengan kadar zat menguap sebesar 0,3% dan
kadar kotoran hanya sebesar 0,0005%. Dalam kondisi seperti ini minyak sawit
sudah dianggap mempunyai daya tahan yang mantap.
2.4.3
Kadar Logam
Beberapa jenis logam
yang dapat terikut dalam minyak sawit antara lain: besi, tembaga, dan kuningan.
Logam-logam tersebut biasanya berasal dari alat-alat pengolahan yang digunakan.
Tidakan preventif yang harus dilakukan untuk menghindari kotoran yang berasal
dari pengelupasan alat-alat dan pipa adalah mengusahakan alat-alat yang berasal
dari steniless steel.
2.4.4
Angka
Oksidasi
Penentuan angka
oksidasi ini adalah untuk memperkirakan sejauh mana sawit proses oksidasi
berlangsung dapat dinilai kemampuan minyak sawit untuk menghasilkan barang jadi
yang memiliki daya tahan dan daya simpan yang lama.
2.4.5
Pemucatan
Pemucatan dimaksudkan untuk mendapatkan warna
minyak sawit yang lebih memikat sesuai dengan kebutuhan untuk standart mutu
didasarkan pada warna merah 3,5 dan warna kuning 3,5
Table
2. Standar kualitas minyak sawit.
Karakteristik
kualitas minyak sawit
|
Batas-batas
|
Kadar
ALB
|
<
3,5% dan >4,0%
|
Kadar
air
|
<
0,1 %
|
Kadar
kotoran
|
<
0,1 %
|
Bilangan
peroksida
|
<
5 mek
|
Bilangan
oksidasi
|
<
10 mek
|
Total
oksigen
|
<
20 mek
|
Kadar
Fe
|
<
3 ppm
|
Kadar
Cu
|
<
0,3 ppm
|
Bleachability
|
<
2 R dan < 20 Y
|
Sumber
: Dirjen Perkebunan, 1989
2.5 Kesehatan dan Sanitasi Pengolahan/Pabrik
Sanitasi merupakan
usaha pengolahan untuk mencegah terjadinya kontaminasi ke dalam produk. Dalam
suatu industry pengolahan, sanitasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1.
Sanitasi pengolahan yaitu mencegah
kontaminasi pada produk dan bahan dengan menjaga sanitasi setiap hal yang
berhubungan dengan pengolahan
2.
Sanitasi pabrik yaitu menjaga kondisi
pabrik agar selalu bersih dan terhindar sebagi sumber kontaminas.
Proses sanitasi dapat
dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan dari setiap bagian yang berhubungan
dengan industry pengolahan, mulai dari bahan baku, peralatan, pengolahan,
pengemasan, dan pengiriman.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
3.1.1 Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek
kerja ini direncanakan di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yaitu pada PT
Brahma Bina Bakti Jln. Lintas Timur KM 53, Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
3.1.2 Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja ini
direncanakan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli s.d akhir Agustus 2016.
3.2 Aspek-aspek yang diamati
Aspek-aspek yang
diamati dalam praktek kerja ini adalah data 12 bulan atau 54 data mingguan dari
perusahaan.
3.2.1 Aspek Umum
Informasi yang
diperlukan merupakan data selama satu tahun terakhir atau 12 data bulanan atau
54 data mingguan terakhir dari perusahaan
1. Informasi
umum perusahaan meliputi, sejarah perusahaan, luas wilayah kerja, jumlah
karyawan, dan struktur organisasi.
2. Data
bahan baku, kuantitas dan kualitas saat tahun terakhir.
3. Jumlah
tenaga kerja panen selama satu tahun terakhir.
4. Jumlah
hari kerja dalam satu tahun terakhir.
5. Informasi
produk yaitu kualitas dan kuantitas selama satu tahun.
6. Informasi
pengeluaran dan hasil pengujian kualitas selama satu tahun.
3.2.2 Aspek Khusus
3.2.2.1
Panen dan Penanganan Bahan Baku ( Suman Maruli Tua M, E1G013068)
1. Informasi
kebun dan tenaga kerja
2. Operasi
atau pelaksanaan panen
3. Pengaturan
waktu panen dan penggunaan kriteria panen yang tepat (cara menguji atau
supervise untuk tujuan sesuai rencana)
4. Produktifitas
atau kemampuan panen tiap afdeling (data satu tahun)
5. Alat
transportasi hasil kebun dan pengaturannya
6. Metode minimalisasi kerusakan dan inefisiensi
selama panen.
3.2.2.2
Proses produksi atau proses pengolahan (Novita Sinambela, E1G013072)
1. Diagram
alir proses
2. Kriteria
bahan baku dan pengujian kualitas bahan baku.
3. Pengaruh
berbagai kualitas bahan baku terhadap proses pengolahan dan kualitas akhir
produk.
4. Spesifikasi
alat pada proses pengolahan.
5. Analisa
neraca bahan bottle neck; kapasitas masing-masing alat dan unit/tahap
pengelolaan.
6. Pengamatan
kapasitas produksi (terpasang rata-rata, efektif, dicadangkan /disiapkan)
7. Waktu
atau lama proses dari bahan baku sampai menjadi produk, waktu proses pada
setiap tahapan.
3.2.2.3 Pengendalian kualitas atau Mutu (Nurul
Khasanah, E1G013076)
1. Organisasi
pengujian dan pengendalian mutu/kualitas.
2. Cara
pengujian kualitas produk akhir dan ukuran kualitas yang terpakai (granding)
3. Pengukuran
jumlah dan jenis cacat atau kerusakan.
4. Ukuran
proses dan cara pengamatan tercapainya tujuan pada keseluruhan proses dan tiap
tahap proses.
5. Kiat
mengetahui atau menganalisa bila target kualitas tidak tercapai.
6. Pengendalian
spesifikasi bahan baku dan produk
7. HACCP;
penentuan CCP dan pemerikasaan atau pengujian.
8. Acuan
pengendalian kualitas (GMP, ISO 900, ISO 1400, TQM, HACCP).
3.2.2.4 Informasi Sanitasi Pabrik (Veronicawati
Sihotang, E1G013071)
1. Informasi
Organisasi pengelola sanitasi pabrik, yang bertanggung jawab, dan beberapa
orang yang terlibat
2. Kontruksi
dan desain pabrik (mengamati dan mengevaluasi serta mengkaitkannya dengan
inspeksi dan operasi pembersihan)
3. Tata
letak mesin dan peralatan (denah pabrik dan alat)
4. Konstruksi
dan desain alat pengelolaan.
5. Sarana
kebersihan pekerja.
6. Inspeksi
dan pelaksanaan operasi kebersihan dan perawatan (maintenance)
7. Pengambilan
sampel, pengujian, dan pengukuran sanitasi pabrik (tolak ukur,dsb)
3.2.2.5 Sistem Penanganan Limbah (Juliawanto, E1G013073)
1.
Jenis dan jumlah masing- masing limbah
2.
Penanganan atau pengendalian setiap jenis limbah
3.
Kualitas dan pemantauan limbah serta kemampuan mengendaliakan kualitas limbah
4.
Penggunaan prinsip 3R ( reduce, reuse, recycle )
5.
Upaya pemanfaatan limbah
6.
Nilai tambah yang diperolah dari limbah
7.
Partisipasi pada program link ( proper dan ispo )
8.
Evaluasi
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan cara
pengumpulan data dalam praktek kerja terdiri dari :
3.3.1 Data Primer
Adalah pengumpulan data
dengan cara mencari informasi yang sebenarnya dari pihak-pihak yang terkait
dengan kerja praktek ini, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan
tenaga ahli dan jajaran pimpinan di perusahaan , melakukan survey lapangan dan
observasi langsung terhadap aktivitas-aktivitas pengelolaan pabrik.
3.3.2 Data Skunder
Adalah data yang
diperoleh dari mengumpulkan pustaka-pustaka yang ada diperusahan tersebut serta
beberapa data yang mendukung untuk kelancaran pelaksanaan dan penulisan hasil
kerja praktek, seperti data operasional bulanan dan tahunan, laporan
bulanan/tahunan perusahaan, studi literature, jurnal ilmiah hasil penelitian,
artikel atau majalah yang berkaitan dengan praktek kerja ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Data Statistik
Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu. 2012. Dinas Perkebunan Jambi.
Djoehana, Setyamidjaja.1992. Budidaya Kelapa Sawit. Yogyakarta : Kanisius
Hui, Y, H. 1996. Beiley
Industrial Oil and Fat Product: Edible Oil and Fat Product Oils and Oil Seed. Vol
2 Jhon Willey & Sons: New York
Loebis, Boyke. 1988. Pengawasan terhadap Efesiensi pengelolaan dan Mutu Minyak Sawit.
Buletin Perkebunan Medan, 19 (2)
M., Naibaho, Ponten.1996. Teknologi Pengelolaan Kelapa Sawit. Medan : Pusat Penelitian Kelapa
Sawit.
Risza, Suyatno.1995. Kelapa Sawit : Upaya
Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta : Kanisius
.
Post a Comment