Kedudukan Taksonomi dan Kandungan Buah Naga Merah
Buah naga atau dragon fruit atau buah pitaya berbentuk bulat lonjong
seperti nanas yang memiliki sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur
atau sisik seperti naga (Gambar 1). Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus,
yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang tanaman ini
mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih
bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning. Buah naga memiliki
beberapa spesies. Ada empat jenis buah naga: (1) Hylocereus undatus atau
white pitaya. Kulitnya merah dan daging buah putih, (2) Hylocereus
polyrhizus kulitnya merah, daging merah keunguan, (3) Hylocereus
costaricensis, daging buahnya lebih merah, dan (4) Selenicereus megalanthus,
jenis ini kulit buahnya kuning tanpa sisik, sehingga cenderung lebih halus
(Panjuantiningrum, 2009).
Menurut Panjuantiningrum (2009), kedudukan taksonomi buah naga
merah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus polyrhizus
Buah naga dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung
sejak bunga mekar. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah
yang memiliki ciri - ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik
berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Musim panen terbesar buah
naga terjadi pada bulan September hingga Maret (Dinas Pertanian Jawa
Timur, 2007). Buah naga merah termasuk golongan yang rajin berbuah,
namun tingkat keberhasilan bunga menjadi buah kecil hanya mencapi 50%,
sehingga produktivitas buahnya cenderung rendah (Panjuantiningrum, 2009).
Buah kaktus madu (buah naga) cukup kaya dengan berbagai zat
vitamin dan mineral yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Penelitian menunjukkan buah naga merah sangat baik untuk sistem peredaran
darah.
Tabel 1. Kandungan zat gizi buah naga merah per 100 gram
Komponen Kadar
Air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Serat (g)
Betakaroten (mg)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Vitamin C(mg)
Niasin (mg)
82,5 – 83
0,16 – 0,23
0,21 – 0,61
0,7 – 0,9
0,005 – 0,012
6,3 – 8,8
30,2 – 36,1
0,55 – 0,65
0,28 – 0,30
0,043 – 0,045
8 – 9
1,297 – 1,300
Sumber : Taiwan Food Industry Development and Research Authorities dalam
(Panjuantiningrum, 2009).
Senyawa Antioksidan dan Manfaatnya
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen
reaktif (Lautan,1997). Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini
semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang
peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
arteriosklerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini berkaitan
dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat)
reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus
penyakit-penyakit di atas (Tahir dkk., 2003).
Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil
terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses
kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri
makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta
mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan
salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam
penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani dan Raharjo, 2005). Antioksidan
tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas
dalam industri makanan, industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir
dkk, 2003).
Antioksidan dalam bahan makanan dapat berasal dari kelompok yang
terdiri atas satu atau lebih komponen pangan, substansi yang dibentuk dari reaksi
selama pengolahan atau dari bahan tambahan pangan yang khusus diisolasi dari
sumber-sumber alami dan ditambahkan ke dalam bahan makanan. Adanya
antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat oksidasi lipid, mencegah
kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan makanan
sehingga dapat memperpanjang umur simpan (Rohdiana, 2001).
Buah naga atau dragon fruit atau buah pitaya berbentuk bulat lonjong
seperti nanas yang memiliki sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur
atau sisik seperti naga (Gambar 1). Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus,
yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang tanaman ini
mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih
bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning. Buah naga memiliki
beberapa spesies. Ada empat jenis buah naga: (1) Hylocereus undatus atau
white pitaya. Kulitnya merah dan daging buah putih, (2) Hylocereus
polyrhizus kulitnya merah, daging merah keunguan, (3) Hylocereus
costaricensis, daging buahnya lebih merah, dan (4) Selenicereus megalanthus,
jenis ini kulit buahnya kuning tanpa sisik, sehingga cenderung lebih halus
(Panjuantiningrum, 2009).
Menurut Panjuantiningrum (2009), kedudukan taksonomi buah naga
merah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus polyrhizus
Buah naga dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung
sejak bunga mekar. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah
yang memiliki ciri - ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik
berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Musim panen terbesar buah
naga terjadi pada bulan September hingga Maret (Dinas Pertanian Jawa
Timur, 2007). Buah naga merah termasuk golongan yang rajin berbuah,
namun tingkat keberhasilan bunga menjadi buah kecil hanya mencapi 50%,
sehingga produktivitas buahnya cenderung rendah (Panjuantiningrum, 2009).
Buah kaktus madu (buah naga) cukup kaya dengan berbagai zat
vitamin dan mineral yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Penelitian menunjukkan buah naga merah sangat baik untuk sistem peredaran
darah.
Tabel 1. Kandungan zat gizi buah naga merah per 100 gram
Komponen Kadar
Air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Serat (g)
Betakaroten (mg)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Vitamin C(mg)
Niasin (mg)
82,5 – 83
0,16 – 0,23
0,21 – 0,61
0,7 – 0,9
0,005 – 0,012
6,3 – 8,8
30,2 – 36,1
0,55 – 0,65
0,28 – 0,30
0,043 – 0,045
8 – 9
1,297 – 1,300
Sumber : Taiwan Food Industry Development and Research Authorities dalam
(Panjuantiningrum, 2009).
Senyawa Antioksidan dan Manfaatnya
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen
reaktif (Lautan,1997). Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini
semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang
peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
arteriosklerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini berkaitan
dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat)
reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus
penyakit-penyakit di atas (Tahir dkk., 2003).
Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil
terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses
kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri
makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta
mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan
salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam
penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani dan Raharjo, 2005). Antioksidan
tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas
dalam industri makanan, industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir
dkk, 2003).
Antioksidan dalam bahan makanan dapat berasal dari kelompok yang
terdiri atas satu atau lebih komponen pangan, substansi yang dibentuk dari reaksi
selama pengolahan atau dari bahan tambahan pangan yang khusus diisolasi dari
sumber-sumber alami dan ditambahkan ke dalam bahan makanan. Adanya
antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat oksidasi lipid, mencegah
kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan makanan
sehingga dapat memperpanjang umur simpan (Rohdiana, 2001).
Post a Comment