Header Ads

test

laporan biokimia hidrolisis karbohidrat

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
http://1.bp.blogspot.com/-P-aDeSmaAsM/VJAw9ytdXVI/AAAAAAAAAGo/dRFH_83Bv6Q/s1600/logo%2Bunib%2Bterbaru.jpg

DISUSUN OLEH

Nama                          : M. Hasybi Izzadin
                        Npm                            : E1G014049
Prodi                           : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Kelompok                   : 7
Hari/Jam                    : Selasa 08.00-09.45
Tanggal                      : 01-Desember-2015
Co-ass                          : 1. Luvi Nofita
                                                               2. Nurul Kahasanah
DOSEN                       : Devi silsia, Dra., M.si
                         Objek praktikum      : HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat morganik utama yang terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa).
Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat (‘hidrat dari karbon‘, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti “gula“) adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

1.2 Tujuan Praktikum
1.      Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
2.      Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum(pati)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Polisakarida non pati merupakan sumber utama serat makananKarbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses fotosintesis yang terjadi di daun  dan bentuk karbohidrat yang mudah ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Selain berfungsi dalam penyediaan energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam pengaturan ekspresi gen lainnya (Miswar, 2007).
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter beberapa mikron.Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati 80% (Winarno, 1986).
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi :triosa , tetrosa. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti : ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi.Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. Disakarida tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumlahnya lebih dari dua disebut oligosakarida ( terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada atom C nomer 1 sedangkan pada fruktosa teeletak pada atom C nomer 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif. Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis , sehingga disebut dengan"gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugushidroksilnya.SedangkanPolisakarida tidk terasa manis karenamolekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah. (Sudarmadji,1996).

   Dalam tubuh manusia, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. (Winarno,1986)



BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


Alat
  Tabung reaksi
  Penjepit tabung reaksi
  Rak tabung reaksi
  Pipet ukur
  Sikat tabung reaksi
  Kertas lakmus
  Alat pemanas



















Bahan
  Larutan sukrosa 1 %
  HCL pekat
  Larutan iodium
  Pereaksi benedict
  Pereaksi barfoed
  Pereaksi seliwanof
  NaOH 2%
  HCL 2 N
  Larutan amilum 1%

















3.2 Cara Kerja
A.Hidrolisis sukrosa
1.   Masukkan 5 ml larutan sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml HCL pekat
2.   Campurkan dengan baik lalu panaskan dalam penangas air selama 30 menit
3.   Setelah didinginkan, netralkan dengan NaOH O,1 M dan uji dengan kertas lakmus
4.   Selanjutnya uji dengan benedict
5.   Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis sukrosa

B.Hidrolisis pati
1.   Masukkan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1% kemudian tambahkan 2 ml HCL
2.   Campurkan dengan baik, lalu panaskan di penangas air mendidiH
3.   Setelah 3 menit ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes lrutan,tambahkan 2 tetes
iodium di porselin tetes . catat perubahan warna yang terjadi.
4.   Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil warna kuning pucat
5.   Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit
6.   Setelah didinginkan ambil 2 ml larutan hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2% uji dengan kertas lakmus.
7.   Kemudian uji dengan benedict
8.   Simpulkan apa yang di hasilkan hidrolisis pati.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
A.    Hidrolisis sukrosa
Perlakuan
Uji
Hasil uji
5 ml sukrosa 1%
+ ml HCL pekat
+ pemanasan 30 menit
Benedict
Warna berubah menjadi biru setelah ditambahkan dengan larutan benedict.
Kesimpulan:

B.     Hidrolisis pati
Perlakuan
Hirolisis
(menit)
Hasil uji iodium
Hasil hidrolisis
5  ml amilum 1%
+ 2,5 HCL 2 N
+ pemanasan
3
Putih susu jadi biru napak
6
Biru Nampak jadi biru tua
9
Biru tua jadi biru dongker
12
Biru dongker jadi biru pekat
15
Biru pekat makain pekat lagi
18
Di diamkan + NaOH 0,1M
21
Warna jadi bening
Hasil akhir dengan uji benedict  : dari bening menjdai biru mudah
Kesimpulan : setelah dinetralkan pH larutan hidrolisis : 7
4.2 Pembahasan
Pada uji percobaan kali ini yaitu hidolisis sukros,mendapat larutan pH dibawah 7 atau bersifat asam,dimana tabung reaksi diisi dengan larutan sukrosa dan hcl dicampurkan kemudian  dipanaskan selama 30 menit dan didinginkan atau di netralkan dengan NaOH 2 %   dan yang dihasilkan dari hidrolisis ini adalah berwarna bening dan tidak terjadi perubahan, setelah ditambahkan larutan benedict larutan yangtadinya berwarna bening menjadi biru.
Pada uji hidrolisis pati yaitu setelah didiamkan dan ditambah NaOH 0,1 M warna larutan yang tadi biru menjadi bening (dinetralkan). Hasil akhir dengan uji benedict larutan yang tadi bening berubah menjadi biru muda.



BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Pada hidrolisis sukrosa setelah larutan di panaskan selama 30 menit dan di netralkan mengunakan NaOH 0,1 M serta diuji dengan kertas lakmus ph yg dihasilkan adalah dibawah 7 yang menunjukan asam. Ditambah dengan larutan benedict hasil dari larutan tersebut menjadi biru. Sedangkan pada uji hidrolisis pati setelah dinetralkan warna yang tadinya biru pekat berubah menjadi bening. Dan hasil akhir dengan uji benedict warna berubah menjadi biru muda.
5.2  Saran
Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung para praktikan sudah berada di dalam kelas/leb agar praktikum bisa berjalan dengan kondusip dan tenang.



















DAFTAR PUSTAKA

Miswar et al, 2007.Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat  I dan II’, Laboratorium Kimia Universitas Nasional. Jakarta
Sudarmadji,1996. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Indonesia University Press.
Winarno, 1992. Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT. Angkasa. Bandung.


Jawaban Pertanyaan

Soal
1.      Apa kegunaan uji benedict dalam percobaan hidrolisis sukrosa?
2.      Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna ?
3.      Mengapa larutan hasil hidrolisis haruldinetralkan terlebih dahulu?

Jawaban:
1.      Uji benedictdalam uji sukrosa adalah sebagai bahan pelarut dan membandingkan hasil atau warna dari hidrolisis sukrosa
2.      Cara untuk mengetahuinya adalah dengan bahwa lrutan telah berwarna kuning pucat dan pH lebih dari 7 atau basa.
3.      Agar hasil setelah yang dinetralkan  dapat di ukur dengan kertas lakmus dan mendapatkan hasil yang sempurna


No comments