[DOA] setelah
shalat faRdhu
Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah
yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu),
supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman.
(Q.S. Al
Ahzab, 33 : 42-43)
- Apabila Rasulullah SAW berpaling dari shalatnya,
maka beliau :
- Membaca Istighfar 3 X
- Membaca dzikir berikut :
اللهم أنت السـلام ومنك السلام تباركت يا ذاالجلال ولإكرام
“Ya
Allah, Engkaulah Salam, dan daripada-Mu kesejahteraan, serta Maha Besar
kebaikan-Mu, ya Allah yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.” (H.R. Jamaah
selain Bukhary)
- Rasulullah s.a.w bersabda: Kamu bertasbih سُبْحَانَ اللَّهُ
bertakbir اللَّهُ
أَكْبَرُ dan bertahmid الحَمْدُ لِلَّهِ
setiap kali setelah selesai dari sembahyang sebanyak tiga puluh tiga kali
(H.R. Bukhari-Muslim)
- “Barangsiapa setiap selesai shalat membaca Tasbih
33 kali, membaca tahmid 33 kali, takbir 33 kali hingga jumlahnya 99, lalu
mencukupkan dengan bacaan:
لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maka diampunilah dosa-dosanya walaupun sebanyak
buih di lautan sekalipun (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Daud)
- Berdoa Setelah Dzikir
اللَّهُمَّ لَا
مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Ya
Allah! Tidak ada siapa yang boleh menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak
ada siapa yang dapat memberi apa yang Engkau tegah dan tiada siapa yang
berkuasa memberikan manfaat selain daripadaMu” (H.R. Bukhari-Muslim)
اللهم أعني على ذكرك
وشكرك و حـسن عبادتك
“Ya
Allah, bantulah saya untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, senantiasa
mensyukuri ni’mat-Mu dan senantiasa membaguskan ibadah kepada-Mu.” (H.R. Ahmad,
Abu Daud dan Nasai)
اللهم أجرني من
النار (7×)
“Ya
Allah, lindungilah aku daripada api neraka) dibaca 7 kali tiap ba’da shalat
(Maghrib dan Shubu) (H.R. Muslim)
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ أرد إلى أرذل العمر
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدنباَ وَأَعُوذُ
بِك مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan aku berlindung kepada-Mu dari mencapai umur yang suburuk-buruknya
(kepikunan) dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung
kepada-Mu dari adzab kubur.” (H.R. Bukhari dan Tirmidzy)
اللهم إني أسألك
علما نافعا ورزقا واسعا وعملا متقبلا
“Ya
Allah, aku mohon kepada-Mu agar diberi ilmu yang manfaat, rezeki yang luas, dan
amalan yang diterima.” (H.R. Ahmad, Ibnu Syaibah, dan Ibnu Majah)
Adab-adab Berdoa Di sekitar
Shalat Fardhu
a)
Berdoa dengan perut yang
diisi dengan yang halal (H.R. Ibnu Mardawaih)
b)
Menghadap kiblat (H.R.
Al-Bukhary)
c)
Memperhatikan saat yang tepat
untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis shalat fardhu (H.R.
Turmudzy) (Lihat Bab Awal buku ini)
d)
Mengangkat kedua tangan
setentang kedua bahu (H.R. Abu Daud)
e)
Memulai dengan istighfar,
memuji Allah, dan membaca shalawat (H.R. Muslim, Abu Daud, Turmudzy, dll)
f)
Harus ada sikap tawadhu’
(rendah hati) dan tadharru’ (rendah diri) dan rasa takut (Q.S. 7: 205)
وَاذْكُرْ رَبَّكَ
فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ
وَالْآصَالِ
وَلَا تَكُنْ مِنَ
الْغَافِلِينَ
“Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf : 205)
g) Menyederhanakan
suara, antara bisik-bisik dengan suara keras (Q.S. 17 : 110)
Firman
Allah :
وَلَا تَجْهَرْ
بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
“Janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu (doamu) dan janganlah pula
merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"
h)
Tidak berdoa untuk keburukan
atau memutus tali silaturahmi (H.R. Ahmad)
i) Tidak
terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan. Terburu-buru maksudnya, belum
waktunya dikabulkan lalu berkata : “Saya sudah berdoa terus tetapi belum
dikabulkan”.
j)
Berdoa tidak boleh setengah hati dan berkata kepada
Allah : “Sekiranya Engkau mengendaki/sekiranya Engkau mau………….” (H.R. Abu Daud)
k)
Memilih
kalimat-kalimat yang luas maknanya, tidak tertuju kepada kepentingan yang
sesaat dan ruang lingkupnya sempit (H.R. Ibnu Majah)
Misalnya : perkataan pangkat,
jabatan, lulus ujian diganti kebaikan dunia, Perkataan uang, materi tertentu
diganti dengan rezki yang luas, Perkataan badan langsing, kurus, kuat, dll
diganti dengan kesehatan, Perkataan pintar, ilmu tinggi diganti dengan ilmu
yang manfaat, Perkataan anak yang bergelar tinggi diganti dengan anak yang
saleh
l)
Jangan mendoakan diri,
keluarga, anak, harta, pelayan dengan doa yang buruk (H.R. Jabir)
m) Isi
doanya dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu, baru untuk yang lain (H.R.
Tirmidzy)
n)
Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah
selesai berdoa. Hadits-hadits tentang ini semuanya lemah. Namun Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa karena
banyaknya hadits tersebut , maka derajatnya bisa hasan. Imam Nawawy berkata
bahwa menyapu muka untuk dipakai sendiri dibolehkan (Al-Adzkar : 175). Wallahu A’lam.
Links:
[kenapa haRus beRdzikiR]
[tuntunan
shalat menurut al-quRan dan as-sunah]
[mengangkat
tangan pada waktu beRdO'a setelah shalat faRdhu]
[mengangkat
tangan saat beRdOa setelah selesai shalat]
[fatwa-fatwa penting tentang shalat]
[dzikiR
setelah shalat]
[dzkiR, wiRid dan dOa sesudah shalat]
[meninggalkan
dO'a]
[wiRid / dOa setelah shOlat faRdlu]
[dzikiR
setelah shalat]
-perbanyakamalmenujusurga-
Artikel ini
menjelaskan beberapa alasan kenapa kita harus berdzikir kepada Allah. Terlebih
lagi bahwa dzikir itu merupakan amalan yang mudah dilakukan. Kemudian pada
bagian terakhir, dijelaskan bahwa berdzikir itu harus mengikuti aturan yang
digariskan oleh Islam. Tidak boleh membuat - buat aturan yang tidak pernah
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
KENAPA HARUS
BERDZIKIR?
Oleh Chandraleka
hchandraleka(at)gmail.com
April 02, 2006
Berikut beberapa manfaat bisa kita dapatkan dari berdzikir :
1.Membuat hati menjadi tenang.
Allah berfirman,
”Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d : 28)
Banyak orang yang ketika mendapat kesulitan maka mereka mencari cara–cara yang salah untuk dapat mencapai ketenangan hidup. Diantaranya dengan mendengarkan musik yang diharamkan Allah, meminum khamr atau bir atau obat terlarang lainnya. Mereka berharap agar bisa mendapatkan ketenangan. Yang mereka dapatkan bukanlah ketenangan yang hakiki, tetapi ketenangan yang semu. Karena cara–cara yang mereka tempuh dilarang oleh Allah dan Rasul–Nya.
Ingatlah firman Allah Jalla wa ’Ala di atas, sehingga bila kita mendapat musibah atau kesulitan yang membuat hati menjadi gundah, maka ingatlah Allah, insya Allah hati menjadi tenang.
2.Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar.
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab : 35)
3.Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita.
Allah berfirman,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan)”. (Al Baqarah : 152)
4.Dzikir itu diperintahkan oleh Allah agar kita berdzikir sebanyak–banyaknya.
Firman Allah ‘Azza wa Jalla
“Hai orang–orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak–banyaknya. Dan bertasbihlah kepada – Nya di waktu pagi dan petang.” (Al Ahzab : 41 – 42)
5.Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita beruntung.
“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Al Anfal : 45)
Pada Al Qur’an dan terjemahan cetakan Al Haramain terdapat footnote bahwa menyebut nama Allah sebanyak – banyaknya, maksudnya adalah memperbanyak dzikir dan doa.
6.Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. (Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M, hal. 158).
Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An Nisaa’ : 142)
7.Dzikir merupakan amal ibadah yang paling mudah dilakukan.
Banyak amal ibadah yang sebetulnya mudah untuk kita lakukan. Semisal :
- Membaca basmillah ketika akan makan / minum
- Membaca doa keluar / masuk kamar mandi
- Membaca dzikir – dzikir sewaktu pagi dan petang
- Membaca doa keluar / masuk rumah
- Membaca doa ketika turun hujan
- Membaca dzikir setelah hujan turun
- Membaca doa ketika berjalan menuju masjid
- Membaca dzikir ketika masuk / keluar masjid
- Membaca hamdalah ketika bersin
- Membaca dzikir – dzikir ketika akan tidur
- Membaca doa ketika bangun tidur
Dan lain–lain banyak sekali amalan yang mudah kita lakukan. Bila kita tinggalkan, maka rugilah kita berapa banyak ganjaran yang harusnya kita dapat, tetapi tidak kita peroleh padahal itu mudah untuk diraih. Coba saja hitung berapa banyak kita keluar masuk kamar mandi dalam sehari?
DZIKIR HARUS SESUAI DENGAN ATURAN ISLAM
Dzikir adalah perkara ibadah, maka dari itu dzikir harus mengikuti aturan Islam. Ada dzikir – dzikir yang sifatnya mutlak, jadi boleh dibaca kapan saja, dimana saja, dan dalam jumlah berapa saja karena memang tidak perlu dihitung.
Tetapi ada juga dzikir – dzikir yang terkait dengan tempat, misal bacaan – bacaan dzikir ketika mengelilingi (thawaf) di Ka’bah. Ada juga dzikir yang terkait dengan waktu, misal bacaan dzikir turun hujan. Juga ada dzikir yang terkait dengan bilangan, misal membaca tasbih, tahmid, dan takbir dengan jumlah tertentu (33 kali) setelah shalat wajib. Tentu tidak boleh ditambah – tambah kecuali ada dalil yang menerangkannya.
Kalau seseorang membuat sendiri aturan – aturan dzikir yang tidak diterangkan oleh Islam, maka berarti dia telah membuat jalan yang baru yang tertolak. Karena sesungguhnya jalan – jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Patutkah kita menempuh jalan baru selain jalan yang telah diterangkan oleh Rasul Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tentu tidak, karena Agama Islam ini telah sempurna. Kita harus mencukupkan dengan jalan yang telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
Referensi :
1.Al Qur’an
2.Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi dan Petang dan Sesudah Shalat Fardhu, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Cetakan I, Desember 2004
3.Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M
Oleh Chandraleka
hchandraleka(at)gmail.com
April 02, 2006
Berikut beberapa manfaat bisa kita dapatkan dari berdzikir :
1.Membuat hati menjadi tenang.
Allah berfirman,
”Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d : 28)
Banyak orang yang ketika mendapat kesulitan maka mereka mencari cara–cara yang salah untuk dapat mencapai ketenangan hidup. Diantaranya dengan mendengarkan musik yang diharamkan Allah, meminum khamr atau bir atau obat terlarang lainnya. Mereka berharap agar bisa mendapatkan ketenangan. Yang mereka dapatkan bukanlah ketenangan yang hakiki, tetapi ketenangan yang semu. Karena cara–cara yang mereka tempuh dilarang oleh Allah dan Rasul–Nya.
Ingatlah firman Allah Jalla wa ’Ala di atas, sehingga bila kita mendapat musibah atau kesulitan yang membuat hati menjadi gundah, maka ingatlah Allah, insya Allah hati menjadi tenang.
2.Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar.
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab : 35)
3.Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita.
Allah berfirman,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan)”. (Al Baqarah : 152)
4.Dzikir itu diperintahkan oleh Allah agar kita berdzikir sebanyak–banyaknya.
Firman Allah ‘Azza wa Jalla
“Hai orang–orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak–banyaknya. Dan bertasbihlah kepada – Nya di waktu pagi dan petang.” (Al Ahzab : 41 – 42)
5.Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita beruntung.
“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Al Anfal : 45)
Pada Al Qur’an dan terjemahan cetakan Al Haramain terdapat footnote bahwa menyebut nama Allah sebanyak – banyaknya, maksudnya adalah memperbanyak dzikir dan doa.
6.Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. (Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M, hal. 158).
Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An Nisaa’ : 142)
7.Dzikir merupakan amal ibadah yang paling mudah dilakukan.
Banyak amal ibadah yang sebetulnya mudah untuk kita lakukan. Semisal :
- Membaca basmillah ketika akan makan / minum
- Membaca doa keluar / masuk kamar mandi
- Membaca dzikir – dzikir sewaktu pagi dan petang
- Membaca doa keluar / masuk rumah
- Membaca doa ketika turun hujan
- Membaca dzikir setelah hujan turun
- Membaca doa ketika berjalan menuju masjid
- Membaca dzikir ketika masuk / keluar masjid
- Membaca hamdalah ketika bersin
- Membaca dzikir – dzikir ketika akan tidur
- Membaca doa ketika bangun tidur
Dan lain–lain banyak sekali amalan yang mudah kita lakukan. Bila kita tinggalkan, maka rugilah kita berapa banyak ganjaran yang harusnya kita dapat, tetapi tidak kita peroleh padahal itu mudah untuk diraih. Coba saja hitung berapa banyak kita keluar masuk kamar mandi dalam sehari?
DZIKIR HARUS SESUAI DENGAN ATURAN ISLAM
Dzikir adalah perkara ibadah, maka dari itu dzikir harus mengikuti aturan Islam. Ada dzikir – dzikir yang sifatnya mutlak, jadi boleh dibaca kapan saja, dimana saja, dan dalam jumlah berapa saja karena memang tidak perlu dihitung.
Tetapi ada juga dzikir – dzikir yang terkait dengan tempat, misal bacaan – bacaan dzikir ketika mengelilingi (thawaf) di Ka’bah. Ada juga dzikir yang terkait dengan waktu, misal bacaan dzikir turun hujan. Juga ada dzikir yang terkait dengan bilangan, misal membaca tasbih, tahmid, dan takbir dengan jumlah tertentu (33 kali) setelah shalat wajib. Tentu tidak boleh ditambah – tambah kecuali ada dalil yang menerangkannya.
Kalau seseorang membuat sendiri aturan – aturan dzikir yang tidak diterangkan oleh Islam, maka berarti dia telah membuat jalan yang baru yang tertolak. Karena sesungguhnya jalan – jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Patutkah kita menempuh jalan baru selain jalan yang telah diterangkan oleh Rasul Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tentu tidak, karena Agama Islam ini telah sempurna. Kita harus mencukupkan dengan jalan yang telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
Referensi :
1.Al Qur’an
2.Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi dan Petang dan Sesudah Shalat Fardhu, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Cetakan I, Desember 2004
3.Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M
Rabu,
22 September 2004 22:57:00 WIB
Kategori : Do'a, Dzikir, Taubat
Kategori : Do'a, Dzikir, Taubat
MENGANGKAT
TANGAN SETELAH RUKU
Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Sebagian orang ada yang mengangkat tangan setelah bangun dari ruku seperti mengangkat tangan tatkala berdoa. Cara seperti ini tidak ada contohnya akan tetapi yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seperti mengangkat tangan pada waktu Takbiratul Ihram. Barangsiapa yang melakukan perbuatan tersebut hendaknya dihindari dan diperingatkan dengan keras. Dari Abdullah Ibnu Umar bahwa tatkala beliau memulai shalat bertakbir sambil mengangkat kedua tangan dan tatkala mengucap : “Sami’allahu liman hamidah†mengangkat kedua tangan dan tatkala bangun dari rakaat yang kedua beliau juga mengangkat kedua telapak tangan, dan hadits ini disandarkan oleh Ibnu Umar kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
MENGANGKAT TANGAN PADA WAKTU BERDOA SETELAH SHALAT FARDHU.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Apakah ada hadits yang menganjurkan berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu, sebab ada orang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat tangan tatkala berdoa setelah shalat fardhu ?
Jawaban.
Sepengetahuan saya tidak ada dalil dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun contoh dari para sahabat tentang berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu. Dan apa yang dikerjakan oleh sebagian orang berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu adalah perbuatan bid’ah berdasaerkan sabda Nabi.
“Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan yang bukan dari ajaranku, maka tertolak†[Hadits Riwayat Al-Bukhari]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang mengada-ada sesuatu yang bukan dari ajaranku, maka tertolak†[Muttafaqun ‘Alaih]
[Fatawa Islamiyah 1/319]
[Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 70-72 Darul Haq]
Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Sebagian orang ada yang mengangkat tangan setelah bangun dari ruku seperti mengangkat tangan tatkala berdoa. Cara seperti ini tidak ada contohnya akan tetapi yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seperti mengangkat tangan pada waktu Takbiratul Ihram. Barangsiapa yang melakukan perbuatan tersebut hendaknya dihindari dan diperingatkan dengan keras. Dari Abdullah Ibnu Umar bahwa tatkala beliau memulai shalat bertakbir sambil mengangkat kedua tangan dan tatkala mengucap : “Sami’allahu liman hamidah†mengangkat kedua tangan dan tatkala bangun dari rakaat yang kedua beliau juga mengangkat kedua telapak tangan, dan hadits ini disandarkan oleh Ibnu Umar kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
MENGANGKAT TANGAN PADA WAKTU BERDOA SETELAH SHALAT FARDHU.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Apakah ada hadits yang menganjurkan berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu, sebab ada orang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat tangan tatkala berdoa setelah shalat fardhu ?
Jawaban.
Sepengetahuan saya tidak ada dalil dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun contoh dari para sahabat tentang berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu. Dan apa yang dikerjakan oleh sebagian orang berdoa mengangkat tangan setelah shalat fardhu adalah perbuatan bid’ah berdasaerkan sabda Nabi.
“Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan yang bukan dari ajaranku, maka tertolak†[Hadits Riwayat Al-Bukhari]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang mengada-ada sesuatu yang bukan dari ajaranku, maka tertolak†[Muttafaqun ‘Alaih]
[Fatawa Islamiyah 1/319]
[Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 70-72 Darul Haq]
Mengangkat Tangan saat Berdoa setelah
Selesai Shalat
Berikut pendapat Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz,
“Semua
doa yang terdapat pada zaman Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa sallam dan
beliau tidak mengangkat kedua tangannya, maka tidak disyariatkan bagi kita
untuk mengangkat tangan demi mengikuti Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa
sallam, seperti saat khutbah jum’at, khutbah hari raya, berdoa diantara 2
sujud, berdoa di akhir shalat dan setelah shalat. Karena semua itu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah, yang mana kita
diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah baik yang beliau lakukan ataupun yang
beliau tinggalkan” (Fatawa Islamiyah
3/174)
Syaikh
Utsaimin juga memberikan pendapat yang sama ketika beliau ditanya tentang hukum
mengangkat tangan dan berdoa seusai shalat,
“Tidak disyariatkan apabila
selesai shalat mengangkat tangan sambil berdoa, karena kalau dia ingin berdoa
maka lebih utama dilakukan di saat shalat daripada setelah shalat sebagaimana
yang terdapat dalam hadits Ibnu Mas’ud” (Fatawa Arkani Islam
hal. 339)
Hal
ini disebabkan karena kebiasaan Rasulullah ShallallaHu
’alaiHi wa sallam setelah shalat adalah berdzikir bukan berdoa
sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
“Tidak
ada satupun sahabat yang meriwayatkan bahwa Rasulullah apabila setelah selesai
shalat lalu beliau berdoa bersama para sahabatnya, akan tetapi Beliau
ShallallaHu ’alaiHi wa sallam hanya berdzikir kepada Allah, sebagaimana yang
terdapat dalam banyak hadits” (Majmu’ Fatawa
22/492)
Maraji’
Disarikan dari tulisan
Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf pada Majalah Al Furqan, Lajnah Dakwah
Ma’had Al Furqan, Gresik, Edisi 8, Tahun IV, Rabi’ul Awal 1426 H
[Lalu
kapankah mengangkat tangan atau tidak mengangkat tangan ketika berdoa ? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam Liqa’ Bab Maftuh
hal. 17 dan 18 telah memberikan 3 panduannya sebagai berikut,
- Yang jelas ada sunnahnya dari Rasulullah ShallallaHu ’alaiHi wa
sallam, maka disunnahkan untuk mengangkat tangan saat berdoa.
Misalnya doa istisqa’
(doa minta hujan), berdoa di atas bukit Shafa dan Marwa serta lainnya.
- Yang jelas tidak ada sunnahnya, maka tidak boleh
mengangkat tangan. Seperti
berdoa pada saat shalat dan pada tasyahud akhir.
- Yang tidak ada dalilnya secara
langsung, apakah mengangkat tangan atau tidak, maka pada dasarnya,
hukumnya adalah termasuk dalam adab berdoa yaitu mengangkat tangan.
Adapun hadits shahih yang
menunjukan disyariatkannya mengangkat tangan kedua tangan di dalam berdoa
adalah hadits yang berasal dari sahabat Salman Al Farisi ra., Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu
Maha Pemalu dan Pemurah, Dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat kedua
tangan untuk berdoa lalu mengembalikannya dengan tangan hampa”
(HR. Abu Dawud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 1753, lihat Shahihul Jami’ no.
1753)]
Jan
24th, 2007 by Abu Aufa
الذكر بعد الصــلاة
[Dzikir Setelah Shalat]
Termasuk
sunnah apabila seorang muslim setiap selesai shalat fardhu membaca:
أَسْتَـغْـفِـرُ
الله َ ( 3 kali ).
( Saya memohon ampun kepada
Allah )
اَللَّــهُمَّ
أَنْتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا اْلجَلالِ
وَاْلإكْرَامِ
(Ya Allah
Engkau Maha Sejahtera, dari-Mu kesejahteraan,Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang
memiliki Keagungan dan Kemuliaan ).
لاَ إِلَهَ إِلا
الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله. لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ. لَهُ النِّعْمَةُ وَ لَهُ
اْلفَضْلُ وَ لَهُ الثَّنَاءُ اْلحَسَنُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ مُخْلِصِـيْنَ
لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ. اَللَّــهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا
أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ
اْلجَدُّ.
(Tidak ada
Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata , tiada sekutu bagi-Nya.Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu,tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.Tidak ada Ilah
yang berhak disembah kecuali Allah dan kita tidak menyembah kecuali kepada-Nya
,milik-Nya segala nikmat ,milik-Nya segala keutamaan dan milik-Nya segala
sanjungan yang baik.Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dengan
mengikhlaskan agama (ketundukan) untuk-Nya walaupun orang-orang kafir tidak
suka.Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan ,tidak
ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi dan tidak bermanfaat buat orang
yang memiliki kekayaan(dari siksaan-Mu) akan kekayaannya”
.
Dibaca pula setelah shalat
Subuh dan shalat Maghrib do’a seperti diatas dan ditambah pula dengan do’a ini
:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ
الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ يُـحْيِيْ
وَيُـمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. 10 ×
(Tidak ada
Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata,tidak ada sekutu
bagi-Nya,bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian,Dialah Dzat
Yang Menghidupkan dan Mematikan,dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) .
Kemudian setelah itu
membaca:
“سُبْحَانَ الله”
33x dan “اَلْـحَمْدُ
ِلله” 33x dan ُأَكْـَبرُ
الله 33x,
Kemudian disempurnakan yang
keseratus dengan membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ
الله ُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
(Tidak ada
Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata,tidak ada sekutu
bagi-Nya,bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu) .
Kemudian membaca ayat
Kursi:
اللهُ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ هُوَ اْلحَـيُّ اْلقَيُّوْمُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ
مَا فِـي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِـي اْلأرْض،ِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَـْينَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ
يُـحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ ِبـمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ اْلعَلِيُّ
اْلعَظِيْمُ.
(Allah,tidak
ada Ilah (yang berhak disembah)kecuali Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus makhluk-Nya ,tidak mengantuk dan tidak tidur .Kepunyaan-Nya apa yang
ada dilangit dan apa yang ada dibumi .Siapakah yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa seizin-Nya?Allah Mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan
dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya .Kursi Allah meliputi langit dan bumi ,dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ) .
Kemudian membaca:
قُلْ أَعُوْذُ
بِرَبِّ النَّاسِ dan قُلْ أَعُوْذُ
بِرَبِّ الْفَلَقِ dan قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Dan ketiga surat di atas khusus untuk dibaca sesudah
shalat Subuh dan shalat Maghrib serta di ulang-ulang tiga kali.
———————-
Penerjemah :Fir’adi Nasruddin,lc.
Penerjemah :Fir’adi Nasruddin,lc.
Dzkir,
Wirid dan Doa Sesudah Shalat
Dianjurkan
sesudah selesai shalat supaya membaca dzikir-dzikir (wirid-wirid) sebab sangat
besar faedahnya. Di bawah ini adalah Dzikir-dzikir sesudah shalat:
Astaghfirullaahal
‘adhiimalii waliwalidayaa wali ash-habil huquuqi ‘alayya walijamii’il
mu’miniina walmukminaati wal muslimiina wal muslimaatil ahyaa-I minhum wal
amwaati 3x
Laa
ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi
wayumiitu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadiirun 3x
Allaahumma
antas salaam waminkas salaamu wailaika ya’uudus salaamu fahayyinaa rabbanaa
wata’aalaita yaadzal jalaali wal ikraami.
Membaca
Membaca ayat kursi (1:255)
Shaidallaahu
innahu laa ilaaha illa huwa wa-ulul’ilmi waa iman bil qisthi laa ilaaha illa
huwal ‘aziizul hakiimu innaddiina ‘indallaahil islaamu.
Qulillahumma
maalikal mulki tuktil mulkaman tasyaa-u watanzi’ul mulka miman tasyaau watuizzu
man tasyaa-u watudzillu man tasyaa-u biyadikal khairu innaka ‘ala kulli syai-in
qadiirun
Tuulijul
laila fin nahaari watuulijun nahaara fil laili watukhrijul hayya minal mayyiti
watukhrijul mayyita minal hayyi watar zuqu man tasyaa-u bighairi hisaabin.
Subhanallaah 33x
Alhamdulillaahi 33x
Allaahu Akbar 33x
Allaahu Akbar kabiiran walhamdu lillaahi katsiiran
wasubhaanallaahi bukratan wa ashiilan.
Laa ilaaha illallaahu wah dahu laa syarikalahu lahul
mulku walahul hamdu yuhyi wamiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun
Laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyil ‘adhiimi
Dilanjutkan dengan doa:
Doa Setelah Sholat Fardhu 1
Allaahumma laa maani’a lima a’thaita walaa mu’thi limaa
mana’ta walaa haadiya limaa adl-lalta walaa mubaddila limaa hakamta walaa rad
dalimaa qadlaita walaa yanfa’u dzaljaddi minkal jaddu laa ilaaha illa anta
Allaahumma shali ‘alaa sayyidina muhammadin ‘abdika
warusuulikan nabiyyil ummiyi wa’alaa aalihi wa ashabihi wasallim.
Wahasbunallaahu wani’mal wakiilu walaa haula walaa
quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adhiimi.
Astaghfirullaahal ‘adhiima.
Doa Setelah Sholat Fardhu 2
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahi Rabbil
‘alaamiin.
Hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi
maziidahu.
Yaa rabbanaa lakal hamdu
kamaa yan baghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shali’alaa
sayyidinaa Muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.
Allaahumma
rabbanaa taqbbal minna shalaatanaa washiyaamanaa wa rukuu’anaa wa sujuudanaa wa
qu’uudanaa wa tadharru’anaa wa takhasy-syu’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim
taqshiiranaa ya Allaahu ya Rabbal ‘alaamiina.
Rabbanaa
zhalamnaa anfusa-naa wa in lam taghfir lanaa wa tarhamnaa lana kuunannaa minal
khasiriina.
Rabbanaa wa laa tahmil
‘alaina israh kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablinaa.
Rabbanaa laa tauzigh
quluubanaa ba’da idz hadaitana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal
wahhaabu.
Rabbanaghfir lanaawali
waalidiinaa wa lijamii’il muslimiina wal muslimaati wal mu’miniina wal
mu’minaati al ahyaa-I minhum wal amwaati innaka ‘alaa kulli syai-in qadiirun.
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa
hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaabannaari.
Allaahummaghfir lanaa
dzunuubanaa wa kaffir ‘annaa sayyi-aatinaa wa tawaffanaa wa-‘al abraari.
Subhana Rabbika Rabbil
‘izzati ‘amma yashifuuna wa salaamun ‘alal mursaliina walhamdu lillaahi Rabbil
aalamiin.
Typed
By Harris Noor Rabbasa
Sabtu,
1 Mei 2004 11:44:30 WIB
Kategori : Do'a, Dzikir, Taubat
Kategori : Do'a, Dzikir, Taubat
MENINGGALKAN
DOA
Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Termasuk kekeliruan manusia yang paling besar adalah meninggalkan berdoa dan menjauhinya, demikian itu disebabkan oleh beberapa hal.
Sebagian orang beranggapan bahwa tidak berdoa lebih baik daripada berdoa, jelas anggapan ini bertentangan dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits.
Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Qusyairy meriwayatkan dalam kitab Ar-Risalah tentang perbedaan pendapat dalam masalah berdoa mana yang lebih baik berdoa atau diam tidak berdoa dan rela menerima ketentuan takdir. Sebagian ulama bependapat bahwa lebih baik berdoa sebab dalil-dalil tentang doa banyak sekali dan berdoa sebagai bukti sikap rendah diri dan rasa membutuhkan.
Sebagian yang lainnya berpendapat bahwa diam dan rela menerima putusan takdir lebih baik daripada berdoa sebagai bukti penyerahan dan kerelaan penuh dalam menerima pembagian dan karunia Allah. Orang yang berdoa tidak tahu apa yang telah diputuskan untuknya jika Allah telah mentakdirkan apa yang sedang diminta berarti memohon sesuatu yang sudah diberikan, dan apabila Allah tidak mentakdirkan apa yang diminta berarti melawan kehendak.
Jawaban dari masalah tersebut sebagai berikut.
Doa adalah bagian dari ibadah sebagai bukti ketundukkan dan bukti kelemahan kita dihadapan Allah.
Jika dia berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan, bukan berarti berdoa adalah tindakan melawan takdir akan tetapi untuk memperlihatkan rasa ketundukan kepada Allah. Karena berdoa memiliki beberapa keutamaan ; antara lain mendapatkan pahala dari Allah atau untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi kecuali harus berdoa, karena Allah menjadikan setiap sesuatu dengan sebab-sebabnya. [Fathul Bari 11/98]
Catatan :
[1]. Hadits yang berbunyi.
“Artinya : Barangsiapa yang sibuk berdzikir kepadaKu sehingga lupa berdoa, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang Aku berikan kepada orang yang berdoa†[Hadits Dhaif, didhaifkan oleh Ibnu Hajar, Fathul Bari 11/138]
[2]. Ucapan : “Mengilmui tentang sifat-sifatKu cukup bagi hambaKu dari pada meminta kepadaKuâ€, adalah ucapan yang tidak benar bila disandarkan kepada Nabi Ibrahim bahkan ucapan tersebut batil. Sebab Allah tetap memerintahkan kita untuk berdoa, padahal Dia lebih tahu tentang sifat dan keadaan makhlukNya. [Al-Fawaid Al-Muntaqa hal.39]
[3]. Setan mendatangi seseorang lalu membisikkan godaan agar dia enggan berdoa, dan setan berkata : Wahai manusia, kamu adalah hamba yang banyak berbuat dosa dan ahli maksiat, bagaimana kamu berdoa kepada Allah sementara kamu sering meninggalkan perintahNya, lalu orang tersebut tergoda dan berhenti berdoa. Imam Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa Ibnu ‘Uyainah berkata : Janganlah kalian berhenti berdoa tatkala merasa berdosa sebab Allah telah mengabulkan doa hambaNya yang paling jahat yaitu Iblis tatkala berdoa.
“Artinya : Ya Allah beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan†[Al-A’raaf : 14] [Fathul Bari 11/144-145]
Banyak manusia tidak mengerti kautamaan dan kemuliaan berdoa. Al-Mubarak Furi berkata : Ketahuilah bahwa berdoa dan memohon kepada Allah adalah ibadah yang paling utama dan mulia, Allah memerintahkan kepada hambaNya dan Allah menjamin akan mengkabulkan doa tersebut. [Mar’atul Mafatih 7/339]
Imam Syafi’i berkata dalam syairnya.
Apakah kamu melecehkan dan meremehkan do’a.
Kamu tidak tahu rahasia yang terkandung dalam berdo’a
Panah di malam hari tidak bisa ditelusuri
Namun semua pasti mempunyai batas akhir.
[Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 33-36 Darul Haq]
Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Termasuk kekeliruan manusia yang paling besar adalah meninggalkan berdoa dan menjauhinya, demikian itu disebabkan oleh beberapa hal.
Sebagian orang beranggapan bahwa tidak berdoa lebih baik daripada berdoa, jelas anggapan ini bertentangan dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits.
Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Qusyairy meriwayatkan dalam kitab Ar-Risalah tentang perbedaan pendapat dalam masalah berdoa mana yang lebih baik berdoa atau diam tidak berdoa dan rela menerima ketentuan takdir. Sebagian ulama bependapat bahwa lebih baik berdoa sebab dalil-dalil tentang doa banyak sekali dan berdoa sebagai bukti sikap rendah diri dan rasa membutuhkan.
Sebagian yang lainnya berpendapat bahwa diam dan rela menerima putusan takdir lebih baik daripada berdoa sebagai bukti penyerahan dan kerelaan penuh dalam menerima pembagian dan karunia Allah. Orang yang berdoa tidak tahu apa yang telah diputuskan untuknya jika Allah telah mentakdirkan apa yang sedang diminta berarti memohon sesuatu yang sudah diberikan, dan apabila Allah tidak mentakdirkan apa yang diminta berarti melawan kehendak.
Jawaban dari masalah tersebut sebagai berikut.
Doa adalah bagian dari ibadah sebagai bukti ketundukkan dan bukti kelemahan kita dihadapan Allah.
Jika dia berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan, bukan berarti berdoa adalah tindakan melawan takdir akan tetapi untuk memperlihatkan rasa ketundukan kepada Allah. Karena berdoa memiliki beberapa keutamaan ; antara lain mendapatkan pahala dari Allah atau untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi kecuali harus berdoa, karena Allah menjadikan setiap sesuatu dengan sebab-sebabnya. [Fathul Bari 11/98]
Catatan :
[1]. Hadits yang berbunyi.
“Artinya : Barangsiapa yang sibuk berdzikir kepadaKu sehingga lupa berdoa, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang Aku berikan kepada orang yang berdoa†[Hadits Dhaif, didhaifkan oleh Ibnu Hajar, Fathul Bari 11/138]
[2]. Ucapan : “Mengilmui tentang sifat-sifatKu cukup bagi hambaKu dari pada meminta kepadaKuâ€, adalah ucapan yang tidak benar bila disandarkan kepada Nabi Ibrahim bahkan ucapan tersebut batil. Sebab Allah tetap memerintahkan kita untuk berdoa, padahal Dia lebih tahu tentang sifat dan keadaan makhlukNya. [Al-Fawaid Al-Muntaqa hal.39]
[3]. Setan mendatangi seseorang lalu membisikkan godaan agar dia enggan berdoa, dan setan berkata : Wahai manusia, kamu adalah hamba yang banyak berbuat dosa dan ahli maksiat, bagaimana kamu berdoa kepada Allah sementara kamu sering meninggalkan perintahNya, lalu orang tersebut tergoda dan berhenti berdoa. Imam Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa Ibnu ‘Uyainah berkata : Janganlah kalian berhenti berdoa tatkala merasa berdosa sebab Allah telah mengabulkan doa hambaNya yang paling jahat yaitu Iblis tatkala berdoa.
“Artinya : Ya Allah beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan†[Al-A’raaf : 14] [Fathul Bari 11/144-145]
Banyak manusia tidak mengerti kautamaan dan kemuliaan berdoa. Al-Mubarak Furi berkata : Ketahuilah bahwa berdoa dan memohon kepada Allah adalah ibadah yang paling utama dan mulia, Allah memerintahkan kepada hambaNya dan Allah menjamin akan mengkabulkan doa tersebut. [Mar’atul Mafatih 7/339]
Imam Syafi’i berkata dalam syairnya.
Apakah kamu melecehkan dan meremehkan do’a.
Kamu tidak tahu rahasia yang terkandung dalam berdo’a
Panah di malam hari tidak bisa ditelusuri
Namun semua pasti mempunyai batas akhir.
[Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 33-36 Darul Haq]
Wirid
/ Doa Setelah Sholat Fardlu
Setelah Sholat fardhu sebaiknya kita
membaca wirid/doa sehingga pahala kita bertambah banyak dan dosa-dosa kita
insya allah diampuni. Selanjutnya apabila kita dipanggil olehNya, maka kita
sudah bersih dari dosa-dosa dan dimasukkan ke dalam golongan yang beruntung
yaitu yang mendapat surga (jannah) sebagai balasan dari Alloh SWT.
Wirid ini tergolong wirid panjang tetapi apabila kita baca setiap hari maka kita akan hapal dengan sendirinya.
Wiridnya adalah sbb:
Astaghfirullohhal adziim li wali wali dayya wali ashabil khuquq ala wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa 'i minhum wal amwaat (3x)
Wirid ini tergolong wirid panjang tetapi apabila kita baca setiap hari maka kita akan hapal dengan sendirinya.
Wiridnya adalah sbb:
Astaghfirullohhal adziim li wali wali dayya wali ashabil khuquq ala wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa 'i minhum wal amwaat (3x)
lebih kurang artinya : aku mohon ampun ya Alloh dzat yang Maha
Agung, juga ampuni kedua orang tuaku dan orang-orang yang punya kewajiban pada
aku, dan semua mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat yang hidup maupun
yang sudah meninggal.
Laa Ilaaha Illalloh wahdahu laasyariikalah lahulmulku walahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa alaa kulli syaiin qadiir (3x)
Tidak ada Tuhan selain Alloh, dzat yang Maha Esa (satu), tidak ada
sekutu untukNya (tidak ada yang menyamai), dzat yang mempunyai kerajaan dan
semua pujian. Dzat yang menghidupkan dan mematikan, dan berkuasa atas segala
sesuatu.
Allohumma antassalam,
waminkassalam, wa ilaika ya'uudussalam, fahayinaa Robbana bissalam, wa
adkhilnal jannata darossalam, tabarokta Robbanaa wata a'laita yaa dzaljalali
wal ikraam
Ya Alloh dzat yang
mempunyai keselamatan, keselamatan adalah dari Engkau, dan keselamatan
berpulang kepadaMU, dalam hidupku berilah keselamatan, masukkan aku kedalam
sorga Darossalam, Tuhanku Engkaulah yang maha luhur dan maha agung, dzat yang
maha luhur dan maha mulya.
Audzubillahiminassyaithonirrojiim, Bismillahirrohmanirrokhiim
teruskan dengan membaca : Al Fatehah , kemudian
Wa ilahukum ilahu wakhid , La ilaahailla huwarrohmaanurrokhiim
teruskan dengan membaca : Al Fatehah , kemudian
Wa ilahukum ilahu wakhid , La ilaahailla huwarrohmaanurrokhiim
hai kamu semua, Tuhanmu itu hanya satu, tidak ada Tuhan selain
'Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang'.
teruskan dengan membaca 'ayat
Kursi' sebagaimana dibawah ini,
Allohu Laa iaaha illaa huwalkhoyyul qoyuum, laa ta' khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahu maa fiissamaawaati wa maa fil ardhi, mandzaalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa biidznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum, wa laa yukhithuuna bisyai'in min 'ilmihi illa bi maasyaaa'i, wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal ardho, waa ya'uduhuu khifzuhumaa wahuwal a'liyul a'zhiim.
kemudian teruskan dengan beberapa ayat dari Al Qur'an dibawah ini,
Syahidallohu annahu La ilaa ha ila huwa walmalaikatu wa ulul ilmi qoiman bil qisthi La ilaa ha illa huwal aziizul hakiim
Inna diina i'ndallohil islam
Qulillohumma malikulmulki, tu'tilmulka man tasyaa', wa tanziulmulka miman tasyaa' wa tu'izu man tasyaa' wa tudzillu man tasyaa' biyadikal khoir Innaka alaa kulli syaiin qodiir. Tuulijullaila finnahaari wa tuulijunnaaharo fillaili, Wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijulmayyita minal hayyi, Wa tarzuqu man tasyaa' bi ghoiri hisaab
Subhanalloh (33x) , Alhamdulillah (33x) , Allohuakbar (33)
Allohu Akbar Kabiirau wasubhanallohi bukrotau waashiilla
La ilaaha illallohu wahdahuu la syariikalah lahulmulku wa lahulhamdu yuhyi wa yumiitu wahuwa alaa kulli syaiin qodiir
La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim
Allohumma sholli wasallim alaa sayyidinaa Muhammad a'bdika wa rosuulika nabiyyil ummiyyi wa a'laa aalihii wa shohbihii wasallim
Wa hasbunaallohu wani'mal wakiil
La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim, Astaghfirullohhal adziim
Doa
Alhamdulillahirobbil a'lamiin, hamdan yuuafii ni'mah wa yukafii maziidah
yaa Robbanaa lakalhamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhikal kariim wa aziim sulthonik
Allohumma Sholli wasalim alaa sayidinaa Muhammad, sholatan tunjinaa bihaa min jami'il ahwaali wal afaat, wa taqdhilanaa bihaa min jami'il hajaat, wa tuthohirunaa bihaa min jami'is sayi'at, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'laa ddarojaat, wa tubalighunaa bihaa aghsol ghoyat min jami'il khoirot fil hayaati wa ba'dal mamaati.
Allohumma inna nasa'luka luthfa fimaa jarot bihil maqoodiir
Allohumma inna nasa'luka min khoiri masa'alaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka, wa na'udzubika min syarri masta'adzaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka
Allohumma inna nasa'luka muujibaati rohmatika, wa azaa'ima maghfirotika,
wa ssaalamatan min kulli istmin, wal ghoniimatan min kulli birrin, wal fauza bil jannah, wan najaata mina nnaar, wal a'fwa 'indalhisaab
Robbanaa laa tuzig quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hablana miladunka rohmah, innaka antal wahhaab
Robbanaghfirlanaa wali walidiina kamaa robayanaa shoghiiroo, wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa' i minhum wal amwaat
Robbanaa aaatinaa fiddunyaa khasanah, wa fil aakhiroti khasanah, wa qinaa 'adzabannaar.
Wa shollallohu alaa sayidinaa muhammad wa alaa aalihii wa shohbihii wa sallim, walhamdulillahi robbil 'alamiin.
Amiin.
Wirid dan Doa Selesai
Allohu Laa iaaha illaa huwalkhoyyul qoyuum, laa ta' khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahu maa fiissamaawaati wa maa fil ardhi, mandzaalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa biidznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum, wa laa yukhithuuna bisyai'in min 'ilmihi illa bi maasyaaa'i, wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal ardho, waa ya'uduhuu khifzuhumaa wahuwal a'liyul a'zhiim.
kemudian teruskan dengan beberapa ayat dari Al Qur'an dibawah ini,
Syahidallohu annahu La ilaa ha ila huwa walmalaikatu wa ulul ilmi qoiman bil qisthi La ilaa ha illa huwal aziizul hakiim
Inna diina i'ndallohil islam
Qulillohumma malikulmulki, tu'tilmulka man tasyaa', wa tanziulmulka miman tasyaa' wa tu'izu man tasyaa' wa tudzillu man tasyaa' biyadikal khoir Innaka alaa kulli syaiin qodiir. Tuulijullaila finnahaari wa tuulijunnaaharo fillaili, Wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijulmayyita minal hayyi, Wa tarzuqu man tasyaa' bi ghoiri hisaab
Subhanalloh (33x) , Alhamdulillah (33x) , Allohuakbar (33)
Allohu Akbar Kabiirau wasubhanallohi bukrotau waashiilla
La ilaaha illallohu wahdahuu la syariikalah lahulmulku wa lahulhamdu yuhyi wa yumiitu wahuwa alaa kulli syaiin qodiir
La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim
Allohumma sholli wasallim alaa sayyidinaa Muhammad a'bdika wa rosuulika nabiyyil ummiyyi wa a'laa aalihii wa shohbihii wasallim
Wa hasbunaallohu wani'mal wakiil
La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim, Astaghfirullohhal adziim
Doa
Alhamdulillahirobbil a'lamiin, hamdan yuuafii ni'mah wa yukafii maziidah
yaa Robbanaa lakalhamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhikal kariim wa aziim sulthonik
Allohumma Sholli wasalim alaa sayidinaa Muhammad, sholatan tunjinaa bihaa min jami'il ahwaali wal afaat, wa taqdhilanaa bihaa min jami'il hajaat, wa tuthohirunaa bihaa min jami'is sayi'at, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'laa ddarojaat, wa tubalighunaa bihaa aghsol ghoyat min jami'il khoirot fil hayaati wa ba'dal mamaati.
Allohumma inna nasa'luka luthfa fimaa jarot bihil maqoodiir
Allohumma inna nasa'luka min khoiri masa'alaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka, wa na'udzubika min syarri masta'adzaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka
Allohumma inna nasa'luka muujibaati rohmatika, wa azaa'ima maghfirotika,
wa ssaalamatan min kulli istmin, wal ghoniimatan min kulli birrin, wal fauza bil jannah, wan najaata mina nnaar, wal a'fwa 'indalhisaab
Robbanaa laa tuzig quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hablana miladunka rohmah, innaka antal wahhaab
Robbanaghfirlanaa wali walidiina kamaa robayanaa shoghiiroo, wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa' i minhum wal amwaat
Robbanaa aaatinaa fiddunyaa khasanah, wa fil aakhiroti khasanah, wa qinaa 'adzabannaar.
Wa shollallohu alaa sayidinaa muhammad wa alaa aalihii wa shohbihii wa sallim, walhamdulillahi robbil 'alamiin.
Amiin.
Wirid dan Doa Selesai
Post a Comment