Header Ads

test

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN KULTUR TANAMAN APEL

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN
KULTUR TANAMAN APEL


Unib.jpg


OLEH
EVIE MARDHATHILLAH
E1A 006 013


PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2008

        I.            PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Potongan organ yang ditanam dalam media buatan dapat tumbuh menjadi satu atau beberapa tanaman atau membentuk massa dari sel parenkima yang disebut kalus. Kalus yang diperoleh dapat dipotong-potong kemudian diregenerasikan menjadi tanaman atau embrio. Teknik pemeliharaan tumbuhan dengan menanam potongan tumbuhan di dalam medium buatan ini secara umum dikenal dengan teknik kultur jaringan tanaman. Dalam pelaksanaan teknik ini semua peralatan maupun tabung-tabung serta media yang digunakan harus berada dalam keadaan steril. Alat-alat serta media biasa disterilkan dengan cara pengukusan bertekanan tinggi dengan alat autoklaf. Selain itu pelaksanaan pemotongan atau penanaman juga dilakukan di ruangan steril. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak secara cepat. Selain itu beberapa teknik yang dikembangkan lebih lanjut dapat mengatasi masalah  dalam budidaya tanaman seperti menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit, menyediakan biji buatan serta memungkinkan perbaikan tanaman dengan rekayasa genetik. Untuk memperoleh tanaman bebas penyakit dikembangkan suatu teknik yang disebut kultur meristem (mericloning). Upaya ini dilakukan dengan mengambil sekelompok sel pada jaringan meristem dari tanaman sakit untuk ditanam dalam media kultur. Biasanya selain meristem turut diambil primordia daun termuda. Proses pemotongan jaringan dilakukan secara aseptik di bawah mikroskop khusus yang disebut dissecting microscope. Selanjutnya potongan meristem dipelihara pada media steril dalam tabung. Jaringan tersebut selanjutnya akan membesar kemudian berdeferensiasi dan beregenerasi  embentuk tunas dan akar. Sebelum tunas dan akar terbentuk massa sel tersebut dipotong menjadi beberapa bagian baru kemudian diregenerasikan menjadi tanaman. Dengan cara demikian dalam waktu singkat diperoleh banyak tanaman dengan karakter sama dengan induknya namun bebas dari penyakit. dapat dilihat tanaman apel dalam tabung yang diperoleh dengan kultur meristem. Dengan teknik kultur jaringan , akhir-akhir ini dapat diproduksi biji buatan (artifisial). Mula-mula yang harus dilakukan adalah menghasilkan embrio. Pada umumnya embrio yang digunakan adalah embrio somatik yaitu embrio yang dikembangkan dari struktur somatik seperti batang, daun atau bagian-bagian vegetatif lain, jadi bukan berasal dari perkembangan zigot. Dalam laboratorium embrio seperti ini dapat diperbanyak dengan cepat melalui perbanyakan klonal. Massa embrio yang  secara genetik identik ini kemudian dikemas dalam suatu selubung polisakarid yang mengandung cadangan makanan serta zat pengatur tumbuh yang diperlukan. Untuk menjamin kelangsungan hidup biji ini dapat juga ditambahkan pupuk, pestisida, maupun bakteri penambat nitrogen di dalam kemasan. Pada gambar 20 b dapat di lihat biji buatan yang sedang berkecambah. Hasil perbanyakan vegetatif dengan teknik kultur jaringan. Tanaman apel hasil kultur meristem  Biji buatan yang sedang berkecambah Dengan menggunakan biji buatan petani mendapatkan keuntungan yaitu tanaman yang diperoleh memiliki karakter yang diharapkan serta terjamin keseragamannya sehingga memungkinkan pemanenan pada saat bersamaan. Kendala dari pemanfaatan biji buatan pada saat ini adalah biaya  produksi yang tinggi, sehingga harganya lebih mahal dari biji yang diperoleh secara alami. Salah satu teknik kultur jaringan yang sering dimanfaatkan untuk rekayasa genetik adalah fusi protoplas.

b.      Tujuan Praktikum
Mengetahui cara kultur pada tanaman apel dan untuk memproduksi PLB (protocorm Like Body).

     II.            TINJAUAN PUSTAKA
Apel (Mulus sylvestris) termasuk keluarga Rosaceae. Jenis apel yang menguasi pasaran saat ini adalah varietas Rome Besuty, kemudian varietas Princess Noble yang dikenal juga sebagai aple Australia atau apel hijau serta apel menalagi berasl dari desa Gondon, Malang yang merupakan pusat apel di Indonesia.
Apel Malang pemasarannya yang luas dan disukai berbagai golongan konsumen, maka aple ini dikenal pula sebagai aple kampung. Varietas Princess Nibel atau apel Australia mempunyai ciri khas yaitu warna buah tetap hijau kekuningan walaupn sudah matang. Biah berbentuk jorong, pucuk buah dan pangkalnya berbentuk dalam. Pori kulit buah nyata, halus dan renggang. Aroma buah kuat serta segar rasanya. Daging buah berwarna putih, halus dan berair. Tangkai buah panjang, kecil, kelabu. Sedangkan bijinya agak bulat brwarna coklat tua. Di samping varuetas tersebut, ternyata masih ada satu jenis apel yang mempunyai prospek baik untuk dikembangkan.
Dalam pengertian sehari-hari istilah buah biasanya mengacu pada suatu struktur yang enak dimakan yang mengandung banyak cairan seperti apel, plum atau anggur. Sesungguhnya dalam pengertian botani, struktur yang biasa digolongkan dalam kelompok sayuran seperti buncis, erong, labu dan ketimun serta biji-bijian seperti jagung, padi serta gandum adalah merupakan buah. Buah merupakan hasil perkembangan bakal buah (ovari) yang mengalami spesialisasi sebagai suatu bejana tempat biji berada. Bagi tumbuhan buah berfungsi untuk melindungi biji, membantu penyebarannya dan kadang-kadang juga merupakan faktor yang menentukan dalam perkecambahannya.Perkembangan buah diinisiasi oleh proses fertilisasi yang memacu perkembangan dinding bakal buah. Dalam butir pollen terkandung suatu stimulan khusus yaitu zat pengatur tumbuh yang merangsang tahap awal perkembangan buah. Kadang-kadang sejumlah kecil polen yang mati mampu menstimulasi perkembangan bakal buah menjadi buah. Namun pemacu perkembangan buah yang utama adalah biji yang sedang berkembang yang selanjutnya akan merangsang pembetukan zat pengatur tumbuh dalam jumlah lebih banyak oleh dinding bakal buah. Dinding buah yang merupakan perkembangan dari dinding bakal buah disebut perikarp. Secara umum perikarp dapat dibedakan menjadi 3 lapisan dari yang terluar ke bagian dalam yaitu eksokarp, mesokarp dan endokarp. Eksokarp merupakan lapisan kulit buah. Endokarp merupakan lapisan terdalam yang mengelilingi biji, kadang-kadang keras seperti batu misal pada kelapa. Pada buah apel mesokarp terletak di antara eksokarp dan endokarp, tebal berdaging. Namun pada beberapa buah, mesokarp sulit dibedakan . Perikarp yang sangat tipis dijumpai pada buah kering.
   III.            BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah ekplan anggur berupa fotocorn like body, alcohol aquades steril dan spritus, media MS, penambahan pisang ambon 1 bh/L, CAP 1 ppm, air kelapa muda 150 ml/L, arang aktif 2 gr/L, gula 30 gr/L, agar 7 gr/L dan pH 6,0.
Sedangkan alat yang dipakai antara lain : petridish, LAC, handsprayer, peralatan tanam (pinset, gunting, scapel + mata scapel), botol kultur, aluminium foil dan ruang kultur (rak kultur, thermometer, dan AC).

  IV.            CARA KERJA
Untuk mengkulturkan  apel maka langkah-langkah yang kami kerjakan adalah sebagai berikut:
Ø  Pembuatan Media Tanam dan Sterilisasinya.
1.      Pembuatan Media MS padat dengan penambahan NAA dan BAP sesuai dengan perlakuan. Cara pembuatan sesuai dengan cara pembuatan media tanam.
2.      Media tanam harus disterilisasi dan diinkubasi selama 1 minggu.
Ø  Sterilisasi dan Penanaman Bahan Tanam.
1.      Mempersiapkan bahan tanam (ekplan) yang diambil dari fotocorn like body.
2.      Mempersiapkan bahan tanam dengan aquades steril dan alcohol.
3.      Mempersiapkan media (Media MS1).
4.      Mempersiapkan peralatan tanam dan mensterilkan alat-alat tersebut dengan menggunakan alcohol dan membakar pada lampu spiritus.
5.      Melakukan penanaman dalam media kultur MS1. setiap botol ditanam dengan satu eksplan anggrek.
6.      Menutup botol kultur dengan menggunakan aluminiun foil secara rapat supaya botol kultur tetap steril.
7.      Melakukan kegiatan 1 – 6 di dalam LAC yang telah disemprot alcohol.
8.      Menyimpan botol kultur yang sudah ditanam pada rak dalam raung kultur.
Ø  Pengamatan.
1.      Pengamatan dilakukan setiap hari untuk saat tumbuh kalus dan PLB, pengamatan mingguan terhadap diameter kalus, jumlah PLB, tunas akar dan jumlah daun.
2.      Pengamatan Visual terhadap warna kalus dan PLB.

    V.            HASIL PENGAMATAN



No comments