Header Ads

test

Jawaban Salafuna kepada Penentang Sunnah



Jawaban Salafuna kepada Penentang Sunnah

Saudaraku, Berikut kita akan memperhatikan bagaimana para sahabat, tabi’in dan para ulama membantah perkataan dan alasan2 para penentang sunnah Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wasallam.
Atsar-atsar ini sekaligus merupakan tamparan keras terhadap mulut-mulut mereka yang lancang menolak sunnah bahkan mengolok-oloknya dengan logika/rasio yang buruk.
Riwayat/atsar para ulama terdahulu tentang hal ini banyak sekali, tetapi kita hanya akan menyampaikan sebahagianya saja ;
Atsar Pertama
عن عليّ رضي الله عنه أنه قال: لو كان الدّين بالرّأي لكان أسفل الخفّ أولى بالمسح من أعلاه، وقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم يمسح على ظاهر خفّيه
“Dari ‘Ali Radhiallohu ‘anhu, ia berkata : “Kalaulah agama ini didasari oleh rasio (aqal), tentu bagian bawah khuff (sepatu) lebih pantas diusap daripada bagian atasnya. Tapi aku melihat Rosululloh malah mengusap bagian punggung khuffnya (atas sepatu).”
Diriwayatkan oleh Abu Dawud 1/63 dan para perawinya adalah para perawi Bukhary selain AbdulKhair, dia tsiqah sebagaimana dalam At-Taqrib. Ibnu Hajar berkata dalam Bulughul Marom : sanadnya hasan. Dan didalam Al-Talkhish beliau berkata: Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan sanadnya shahih.
Atsar Kedua
Dari Abdullah Ibn Umar, ia berkata : Aku mendengar Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
لا تمنعوا نساءكم المساجد إذا استأذنّكم
‘Janganlah kalian melarang para wanita untuk datang ke masjid jika mereka telah meminta izin.’
Maka Bilal bin Abdullah berkata : Demi Alloh, kami akan melarangnya. Salim (anak Abdullah bin Umar) berkata: Maka Ibnu Umar menoleh kearahnya (kearah Bilal) dan memakinya dengan makian yang jelek yang belum pernah aku mendengar makian seperti itu. Ibnu Umar mengatakan: “Aku sampaikan kepadamu hadits Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, tapi engkau malah mengatakan : “Akan kami larang”.
Diriwayatkan oleh Muslim 4/161 dan dalam Jami’ Bayanil Ilmi wa fadhlihi 2/139 oleh AlHafidz Ibnu Abdil Barr, disitu diriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata : Terkutuklah engkau, terkuktuklah engkau. aku katakan : “Rosululloh memerintahkan jangan meralarang,” dan beliau bangkit dalam keadaan marah.
Atsar Ketiga
Dari Abdullah bin Mughaffal, dia pernah melihat seseorang bermain ketapel, maka dia berkata kepada orang tersebut: Jangan lakukan, karena Rosululloh melarang melakukannya atau membencinya. Beliau Shallallohu ‘alaihi wasallam mengatakan :
إنّه لا يصاد به صيد، ولا ينكى به عدوّ، ولكنّها قد تكسر السّنّ وتفقأ العين
“Ketapel itu tidak bisa digunakan untuk berburu, tidak bisa membunuh musuh, tapi hanya bisa mematahkan gigi dan mencongkel mata.”
Setelah itu dia masih melihat orang itu main ketapel, maka beliau berkata kepadanya (pemain ketapel): Aku sampaikan hadits Rosululloh kepadamu bahwa beliau melarang ketapel, tetapi engkau malah masih menggunakannya. Aku tidak akan berbicara lagi kepadamu demikian dan demikian.
Bukhary 12/26, Muslim 13/105, 106 dan di sana disebutkan ucapan Abdullah: “Aku tidak akan berbicara denganmu selama-lamanya.”
Atsar Keempat
Dari Abu Qatadah Tamim bin Nadzir Al-’Adawi, ia berkata: Kami pernah duduk bersama Imran bin Hushain dan diantara kami ada Busyair binKa’ab. Maka Imran menyampaikan sebuah Hadits, ia berkata, Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, الحياء خير كلّه Rasa malu itu semuanya baik. Busyair bin Ka’ab berkata: “Kami dapati disebagian kitab masa lalu bahwa rasa malu itu berisi ketenangan dan kehormatan, tapi ada rasa malu yang menunjukkan kelemahan.”
Maka Imran marah sampai kedua matanya memerah. Ia berkata: Apakah tidak engkau melihat bahwa aku sedang menyampaikan Hadits Rosululloh, tapi engkau malah membantahnya dengan itu. Maka Imran mengulangi hadits itu dan busyair juga mengulangi ucapannya. Maka Imran marah lagi. Maka kami terus membujuknya dengan mengatakan ; Dia dari kalangan kita, wahai Abu Nujaid. Dia tidak mengapa.
Muslim 2/427, 436, 440, 442, 445 dan Ath Thayalisi 2/41.
Atsar Kelima
Dari Abi Mulaikah bahwa Urwah bin Zubair berkata kepada Ibnu Abbar :
Urwah berkata : “Engkau telah menyesatkan manusia.”
Ibnu Abbas menjawab : Apa itu wahai Urayyah ?
Urwah berkata : “Engkau suruh mereka berumrah disepuluh hari itu, padahal tidak ada disana Umrah !”
Ibnu Abbas menjawab : “Mengapa Engkau tidak bertanya kepada Ibumu tentang hal itu ?”
Urwah menjawab : “Tapi Abu Bakar dan Umar tidak melakukan itu (Umrah).”
Ibnu Abbas berkata: “Inilah yang dapat membinasakan kalian. Demi Alloh, aku melihat Alloh akan mengazab kalian. Aku sampaikan kepada kalian dari Rosululloh, tetapi kalian malah membantahku dengan Abu Bakr dan Umar ….”
Hadits Riwayat Ahmad 1/337, dan Ishaq bin Rawaih, sebagaimana dalam AlMathlabul ‘Aliyah 1/360 disana ada ucapan: “Aku sampai kepada kalian dari Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, tapi kalian malah membantahku dengan Abu Bakar dan Umar ?.” AlKhatib dalam AlFaqih wal Mutafaqqih 1/258, 269 dari banyak jalan yang sampai kepada Ibnu Abbas, Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa fadhlihi 2/239, 240.
Atsar Keenam
Al Khatib meriwayatkan dalam AlFaqih wal Mutafaqqih 1/150 -sanadnya diringkas- Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata; Aku mendengar Imam As-Syafi’iy ditanya seseorang tentang seuatu masalah, maka beliau berkata: “Dalam masalah ini ada riwayat demikian dan demikian dari Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam.” maka yang bertanya berkata: “Wahai Abu Abdillah, apakah engkau sepedapat dengan hadits tersebut ?” Maka aku melihat beliau (Imam AsySyafi’i) gemetar dan marah sambil berkata; “Apa-apaan pertanyaan ini? Bumi mana yang akan menaungiku bila aku meriwayatkan suatu dari Nabi kemudian aku tidak sependapat dengannya ?” Tentu aku harus menghormatinya, tentu aku harus menghormatinya.
Ar-Rabi’ juga berkata : Aku mendengar Asy syafi’i ketika meriwayatkan suatu hadit, maka seorang hadirin bertanya; Apakah engkau juga sependapat dengan hadits tersebut? Beliau berkata: “Bila aku meriwayatkan suatu hadits yang shahih dari Rosululloh kemudian aku tidak sependapat denganya, maka saksikanlah bahwa ketika itu aku sedang gila.” Sambil beliau menjulurkan kedua tanganya.
Dua kisah ini diriwayatkan oleh AlHafidz AlBaihaqi dalam Manaqib Asy-Syafi’i 1/474, 475 dan Abu Nu’aim dalam AlHilyah 9/106.
Demikianlah beberapa Atsar para pendahulu kita yang begitu Konsitennya dalam memegang sunnah dan bersikap tegas terhadap pembantah sunnah. Hal ini adalah teladan bagi kita dalam memperjuangkan tegaknya Sunnah ditengah-tengah Kehancuran Ummah yang diakibatkan oleh Ahli Bida’ wal Ahwa’.

Sumber : http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=339213 (sumber: bloq abu aqil)

Semoga Alloh memberikan Petunjuk kedalam Dada kaum muslimin untuk kembali kepada Alloh dan RosulNya. Amin



No comments