Header Ads

test

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA VIII (VIII) Hujan 2, Pengolahan Data

LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
ACARA VIII



Disusun oleh :

Acara              :
(VIII)  Hujan 2, Pengolahan Data



LABORATORIUM ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

               Data hujan dianalisa untuk mengetahui jeluknya( rainfall depth ), jujuh hujan (rainfall duration ) dan kelebatan hujan ( rainfall intensity ). Sifat-sifat hujan tersebut penting diketahui karena ia berperan atas terjadinya ruoff (limpasan ),erosi, dan dapat menentukan dan berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam, peristiwa boiligik, dan lain-lainnya. Pendataan hujan, seperti pendataan unsur-unsur iklim lainnnya diperlakukan untuk digunakan dalam hampir setiap perencanaan di bidang pertanian, pembangunan jembatan, gedung dan lain-lain. Pendataan hujan dan unsur iklim lainnya sering diperlukan untuk menunjang penelitian yang berkenaan dengan alam benar.
               Disini terlihat pula bahwa data yang baik dan benar (teliti dan diolahb secara tepat ) merupakan keharusan. Karena bila data tersebut tidak benar, maka kemungkinan kesalahan atau kegagalan suatu keajaiban atau usaha yang bergantungan kepada iklim akan benar. Curah hujan harian ,mingguan, dekade, bulanan, musiman maupun tahunan didapatkan dengan menjumlahkan curah hujan harian hasil pengukuran sesuai dengan periode waktu yang diperlukan.
               Untuk mengetahui rata-rata curah hujan wilayah (misalnya daerah perairan sungai ) diperlukan data curah hujan dari beberapa stasiun yang berada ada wilayah tersebut. Data dari beberapa stasiun pengamatan tersebut rata-rata aritmatika, rata-rata berbobot (poligon hiessen) atau dari rata-rata menurut isohyet (dari luasan sub wilayah). Isohyet adalah garis yang menghubungkan tempaat-tempat yang menerima curah huajn yang sama.
               Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu panjang. Setiap tempat dapat mempunyai iklim  yang berbeda dengan tempat lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing unsur-unsur iklim. Ada beragam klasifikasi iklim dan ia dinamai sesuai dengan nama ahli yang mengembangkannya. Contoh yang dikenal adalah Koppen, Schmith dan ferguson, Oldeman, dan lain-lainnya.
               Tiap klasifikasi dibuat berdasarkan tujuan tertentu dari pembuatannya, dengan luas cakupan wilayahnya mulai dari yang terbatas(lebih kecil dari negara) sampai yang luas (regional atau dunia). Oleh karena itu dalam menggunakan suatu klasifikasi suatu klasifikasi iklim kita perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
  • Tujuan klasifikasi iklim tersebut dibuat
  • Latar belakang pembuatan klasifikasi iklim tersebut
  • Daerah-derah berlakunya klasifikasi iklim tersebut

Hujan merupakan penentu dsan pengendali iklim. Hujan disuatu tempat biasanya tidak sama dengan tempat lain walu sekalipun lokasinya berdekatan. Saat datang hujn dan periode musim hujan pun bisa berbeda untuk setiap kawasan yang berbeda. Menurut pola dalam satu hari saat hujan turun suatu daerah bisa berbeda-beda ketika memasuki musim hujan. Walau belum banyak penlitian, daerah yang mengalami hujan hamper setiap petang. Tetapi ada tempat lain yang hujan tak menentu kadang siang kadang malm.
Hujan adalah butir-butir airyang jatuh ke bumi dari atmosfer. Awan adalah titik-titik air yang melayang-layangdi atmosfer dan merupakan bahan baku hujan. Kadang-kadang butir-butir air yang jatuh akan menguap kembali sebelum mencapai permukaan bumi. Menurut pola dalam satu hari saat turunnya hujan suatu daerah bisa berbeda-beda ketika sudah memasuki musim hujan. Walau belum banyak penelitian, ada daerah yang mengalami hujan yang hamper setiap petang. Tetapi ada tempat lain yang hujan tak menentu kadang siang kadang malam hari.

1.2  Tujuan Peratikum
1        Agar mahasiswa mengetahui cara pengolahan data hujan harian, bulanan, tahunan, dan dapat membuat grafik pola hujan suatu tempat.
2        Agar mahasiswa dapat menganalisis data hujan tekanan kontinyu dan mengerti sifat huajn dari data tersebut.
3        Menentukan kelas iklim suatu tempat dengan menggunakan cara klasifikasi Schmeith dan Ferguson, dan cara Oldeman.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002)
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil. Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam. Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.
Hujan harian adalah curah hujan yang diukur berdasarkanjangka waktu satu hari (24 jam). Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu seperti mingguan, 10 harian, bulanan dan tahunan. Hari hujan merupakan kejadian hujan dengan curah hujan lebih besar atau sama dengan 0,5 mm.
Hujan jangka pendek adalah hujan yang di ukur kontinyu selama waktu pendek seperti setiap satu jam, setengah jam, dua jam dan sebagainya. Dalam istilah umum lebih dikenal dengan bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau ketebalan hujn selama kejadian hujan.
            iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu panjang setiap tempat dapat mempunyai iklim yang berbeda dengan tempat lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing unsur-unsur iklim. Seperti halnya indonesia yang hanya mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan musim panas.
Ada beragam klasifikasi iklim dan pemberian nama klasifikasi iklim itu berdasarkan nama dari para ahli yang menemukan atau mengembangkannya. Ada beberapa macam iklim, seperti Koppen, Schmith dan Fergusan, Oldeman, Mohr dan lain-lain.
Klasifilasi iklim Schmith, Ferguson menggunkan dasar yang sama dengan yang digunakan oleh Mohr, yaitu bulan basah (BB) dan bulan kering (BK), yang sama secara matematis digambarkan sebagai berikut :
Q =   x 100%
Sedangkan klasifikasi iklim Oldeman, penentunnya berdasarkanketentuan panjang bulan basah dan bulan kering berturut-turut
Untuk menganalisis data hujan, digunakan data huajn yang dianalisa unutk mengetahui jeluknya (rainfall deeth), jujuh hujan (rainfall duration), dan ketebalan hujan (rainfall instensity). Sifat-sifat dari hujan tersebut penting diketahui karena sangat berperan atas terjadinya runoff (limpasan), erosi, dan dapat menentukan dan berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam, peristiwa biologik dan lain-lain.
Pendataan hujan, seperti pendataan unsur-unsur iklim lainnya diperlukan untuk digunakan dalam hampir setiap perencanaan dibidang pertanian, pembangunan jembatan, gedung dan lain-lain. Pendataan hujan juga sangat diperlukan untuk menunjang penelitian yang berkenaan dengan alam terbuka.



 BAB III
 METODELOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN
Bahan dan Alat yang digunakan dalam Analisa data Hujan:
  • Data hujan harian dan bulanan
  • Data hujan dari penakar Otomatis
  • Alat tulis

3.2 CARA KERJA
Cara kerja Analisa data hujan:
Data Hujan harian/Bulanan
  • Menyalin data yang telah diberikan di dalam laboratorium
  • Membuat curah hujan bulanannya untuk setiap bulan selama satu tahun pada suatu tahun. Melakukan beberapa tahun data (sesuai yang diberiakan co-asst).
  • Membuat rata-rata data hujan mulai januari,februari,sampai desember.
  • Menghitung hari hujan untuk setiap bulanannya dan merat-ratakan dari sejumlah tahun data yang ada.
  • Membuat grafik dari data tersebut.
  • Menetukan kapan kira-kira musim hujan/basah mulai dan kapan berakhir.
Data hujan kontinyu
  • Menetukan curah hujan dengan kelebatan tertinggi pada suatu kejadian hujan kemudian mencari pula yang tertinggi dalam suatu bulan
  • Menetukan berapa lama kejadian hujan yang paling panjang.
  • Menentukan pula lama hujan yang paling sering terjadi.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
Tabel Data Hujan Bulanan
No
Bulan
Jumlah Hujan
Banyak Hujan
Rata-rata
1
Januari
215,4
18
11,96
2
Februari
421,5
16
26,34
3
Maret
381
17
22,41
4
April
299,9
18
16,66
5
Mei
170,9
15
11,39
6
Juni
133,8
12
11,15
7
Juli
449,5
29
15,5
8
Agustus
359,2
13
27,63
9
September
277
19
14,57
10
Oktober
350,8
23
15,25
11
November
263
13
20,23
12
Desember
339
21
16,14

Tabel Data Hujan Harian
No
Bulan
Banyak Hujan
Banyak Hari/ 1 bln
Rata-rata
1
Januari
18
31
0,58
2
Februari
16
28
0,57
3
Maret
17
31
0,54
4
April
18
30
0,6
5
Mei
15
30
0,5
6
Juni
12
30
0,4
7
Juli
29
31
0,93
8
Agustus
13
31
0,41
9
September
19
30
0,63
10
Oktober
23
31
0,74
11
November
13
30
0,43
12
Desember
21
31
0,67
4.2  Pembahasan
            Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur-unsur iklim yang lain, baik variasi menurut tempat maupun waktu. Untuk mendapatkan gambaran wilayah diperlukan pengamatan yang cukup panjang dan kerapatan jaringan stasiun pengamatan yang memadai. Curah hujan yang diamati pada stasiun klimatologi meliputi tinggi (Curah hujan), jumlah hari hujan dan intensitas hujan. Kerapatan jaringan stasiun hujan tergantung dari letak, trografi wilayah dan sebaran (tipe) hujannya. Daerah yang berbukit-bukit memerlukan stasiun yan lebih rapat dari pada daerah yang datar. Daerah belakang angin tidak bisa diwakili oleh stasiun yang berada di daerah hadap angin.
               Pengaruh daratan tinggi pada peningkatan curah hujan curah hujan terutama adalah memberi dorongan (paksaan) udara untuk naik. Pengaruh lain yang tidak langsung adalah;
  • Menghasilkan turbelensi alamiah yang kuat baik mekanik maupun konvektif karena melewati permukaan kasap.
  • Merupakan penghalang dan memeperlambat gerakan depresi (badai siklon)
  • Menimbulkan konvrgensi pada arus udara horizontal karena melewati lembah yang menyerupai cerobong
  • Memicu udara naik sebagai awal ketidak stabilan.
               Dorongan naik oleh daratan tinggi membawa massa udara sampai ke atas kondensasi. Setelah itu penambahan panas hasil kondensasi membuat massa udara menjadi tidak stabil dan terus naik. Bila udara yang dipaksa naik adalah udara stabil maka akan menghasilkan awan tipe stran yang berhubungan dengan curah hujan yang ringan dan jatuh dalam waktu yang lama. Tipe jika udara yang naik tidak stabil akan menghasilkan awan tipe Cummuli dengan hujan yang deras.
              









BAB V
KESIMPULAN

1        Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi
2        Hujan harian adalah curah hujan yang diukur berdasarkanjangka waktu satu hari (24 jam). Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu seperti mingguan, 10 harian, bulanan dan tahunan. Hari hujan merupakan kejadian hujan dengan curah hujan lebih besar atau sama dengan 0,5 mm.
3        Hujan jangka pendek adalah hujan yang di ukur kontinyu selama waktu pendek seperti setiap satu jam, setengah jam, dua jam dan sebagainya. Dalam istilah umum lebih dikenal dengan bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau ketebalan hujn selama kejadian hujan.
4        Dari klasifikasi Schimidth-Ferguson diperoleh Nilai,
a.       Q = Rata-rata Bulan kering (BK)/Rata-rata Bulan Basah x 100% yaitu 33,3%
5        Diperoleh dari data tipe schimdth-Ferguson yakni C daerah agak basah dengan Vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim Kemarau, misalnya Jati.

DAFTAR PUSTAKA

Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung.
Hasan,U.M.1970. Dasar-dasar Meteorologi Pertanian.PT.Soeroenngan, Jakarta

Handoko.1993.Klimatologi Dasat. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsu-unsur Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB, Bogor.
Muin N.S.2014, penuntun praktikum agroklimatologi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982. Asas-asas Meteorologi Pertanian, Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, dan Ghalia Indonasia, Jakarta.
                       





 <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-8536112276487741",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>



No comments