Header Ads

test

UJI COBA ALAT PENGHASIL ASAP CAIR SKALA LABORATORIUM DENGAN BAHAN PENGASAP SERBUK GERGAJI KAYU JATI SABRANG ATAU SUNGKAI (Peronema canescens)

UJI COBA ALAT PENGHASIL ASAP CAIR SKALA LABORATORIUM
DENGAN BAHAN PENGASAP SERBUK GERGAJI KAYU JATI
SABRANG ATAU SUNGKAI (Peronema canescens)

Pengasapan sebagai salah satu cara pengawetan telah dikenal manusia sejak ditemukannya api yaitu dikenal  dengan pemanggangan (hot smoking). Produk pengasapan yang salah satunya adalah ikan asap dapat disimpan lama dan rasanya pun khas. (Moeljanto, 1982 dan Okada, 1972 dalam Chamidah, et al., 1999).  Ikan asap merupakan produk olahan yang s i ap d i konsums i  kar ena sel ama pr oses pengasapan ikan mengalami perlakuan panas yang menyebabkan daging ikan menjadi matang dan sekaligus membunuh sebagian besar bakteri yang ada di dalamnya. Ada dua cara pengasapan tradisional yang telah dikenal oleh masyarakat yaitu pengasapan dingin dan pengasapan panas.  Pengasapan secara tradisional mempunyai beberapa kelemahan seperti kualitas ikan yang tidak konsisten, terdepositnya tar pada bahan makanan yang dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pengasapan modern, yang belum banyak dikenal masyaraka t, ada l ah menggunakan asap cai r. Teknologi pengasapan dengan menggunakan asap cair dapat mengatasi kelemahan yang terjadi pada pengasapan tradisional.  Selain itu ada beberapa keuntungan yang diperoleh yaitu menghemat biaya yang dibutuhkan untuk kayu dan peralatan pembuat asap, dapat diperoleh produk dengan cita rasa yang di i ngi nkan, komponen yang berbahaya dapat dikurangi, mudah diterapkan pada masyarakat awam dan mengurangi polusi udara (Pszczola, 1995). Asap cair adalah cairan kondensat dari asap yang telah mengalami penyaringan untuk memisahkan tar dan bahan-bahan tertentu (Pszczola, 1995).  Menurut Hollenbeck (1977), ada beberapa cara yang umum digunakan untuk pembuatan asap cair di antaranya adalah dengan pembakaran serbuk gergaji kayu dalam kondisi oksidasi terkontrol dan kondensasi asap menggunakan kondensor.  Selama pembakaran, komponen kayu seperti hemiselulosa, selulosa dan lignin akan mengalami pirolisis yang menghasilkan tiga kel ompok senyawa yai tu senyawa mudah menguap yang dapat dikondensasikan, gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan dan zat padat berupa arang (Maga, 1988).  Menurut Tranggono et al. (1996), untuk menghasilkan asap cair diperlukan system peralatan yang terdiri dari pirolisator, pemanas, pipa penyalur asap, kolom kondensasi dan penampung destilat. Pirolisis adalah proses penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik atau senyawa kompleks menjadi zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan dan gas yang di sebabkan ol eh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar pada suhu yang cukup tinggi (Sulaiman, 2004). Komponen u t ama yang di per l ukan dalam pengasapan hanya tiga senyawa, yaitu : asam, fenol dan karbonil (Hollenbeck, 1977).  Komposisi asap dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah jenis kayu, kadar air dan suhu pembakaran yang digunakan. Jenis kayu yang baik untuk digunakan sebagai bahan pengasap adalah kayu yang banyak menghasilkan asap dan lambat terbakar, di antaranya adalah kayu jati, kamper, bangkirai, kruing, glugu, lamtoro gung serta mahoni (Tranggono et al., 1996). Kayu jati  sabrang atau sungkai (Peronema canescens) dalam bentuk serbuk gergaji merupakan hasil  samping/ limbah dari industi  furniure. Jumlahnya cukup banyak dan belum termanfaatkan secaraoptimal. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya dan sebagai alternatif penangananlimbah serta kebersihan lingkungan, salah satu caranya adalah dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan asap cair. Komponen penyusun dari kayu jati adalah selulosa 47,5%; lignin 29,9%; pentosan 14,4%, abu 1,4% dan 28 silika 0,4% (Mar t awijayaetal., 1989 dan ilham Firmansyah, 2004).  Selain itu kayu jati juga memiliki nilai panas sekitar 4359–7000 kalori tiap gram (Sally, 2002 dalam Firmansyah, 2004). Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji coba alat penghasil asap cair skala laboratorium dengan bahan pengasap serbuk gergaji kayu jati sabrang atau sungkai (Peronema canescens). Penelitian mengenai asap cair dengan bahan pengasap serbuk gergaji kayu jati sudah pernah dilakukan di Institut Pertanian Bogor.  Hasil-hasil penelitian berupa peralatan untuk produksi asap cair yang terdiri dari tungku pirolisis dengan pemanas listrik, pipa penyalur asap berdiameter 2,5 cm dengan panjang 150 cm, kondenser (tabung pendingin) berdiameter 20 cm dengan t inggi 100 cm dan penampung asap cair berukuran 1000 mL (Darmadji, 1996; Darmadji et al., 2000) serta karateristik asap cair dengan berbagai  jenis bahan pengasap (Chamidah et al., 1999; Widajanto, 2000; Firmansyah, 2004 dan Hanendyo, 2005) dijadikan input untuk mendisain alat penghasil asap cair skala laboratorium di  Balai  Besar Ri Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jakarta.


Sumber bacaan : Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 2 No. 1, Juni 2007

No comments