Header Ads

test

laporan kimia hidrolisis

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA





KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Kimia ini.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada  Guru Kimia saya yaitu Bapak Agus yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum kimia ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini bermanfaat.
Surabaya, 28 Februari 2013
Penyusun





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………..…………………..…………….         i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..    ii
DAFTAR ISI …………………………………………………   iii
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………………………….
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………
Bab II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian …………………………………………….
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………..
3.2 Saran ………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… iv


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah. 3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu, juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
  • Apa Pengertian Hidrolisis..?
  • Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
  • Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
  • Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
  • Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

1.3 Tujuan
  • memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis
  • menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
  • menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
  • menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
  • menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
  • menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemah
















BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
Jadi ketika garam dilarutkan di dalam air, maka akan terjadi suatu reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel. Serta menghasilkan suatu zat baru dan ion-ion bebas H+ dan OH-

  1. 1. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA KUAT
Larutan garam ini bersifat NETRAL. Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl. Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq) → NaCl (aq) + H2(l)
basa asam netral
kuat kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl– (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
  1. 2. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+dan Cl
NH3 (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)
basa lemah asam kuat asam
NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl (aq)
ion Cl– berasal dari asam kuat, merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak mampu menarik ion H+), sedangkan ion NH4+ berasal dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2(l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi bersifat ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) → Na(aq) + CH3COO (aq)
karena koefisian NaCH3COO dan CH3COO– sama, maka [CH3COO ] = [ NaCH3COO] = 0,1 M
ion CH3COO– mengalami hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO (aq) + H2(l) ↔ CH3COOH– (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH] / [CH3COO]



  1. 3. ASAM LEMAH DAN BASA KUAT
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → NaCH3COO (aq) + H2(l)
CH3COOH (aq) → Na+ (aq) + CH3COO– (aq)
ion CH3COO– berasal dari asam lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Naberasal dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO (aq) + H2(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
karena ion CH3COO– dapat menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq) + CH3COO (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO sama, maka [CH3COO]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO– (aq) + H2(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH]/[CH3COO]

  1. 4. ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat dikatakan dapat mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO. Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4dan CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion CH3COO berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+ (aq) + CH3COO– (aq)
NH4+ (aq) + H2 (l) ↔ NH3 (aq) + H3+ (aq)
CH3COO (aq) + H2(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka <>3COO) akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka > Kb, maka kation (NH4+) yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh = Kw
Kb Ka.Kb
Dasar Teori Hidrolisis Garam
Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion-ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion (+) dan ion (-) dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Ada dua macam hidrolisis
1. Hidrolisis parsial/sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
2. Hidrolisis total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
Catatan: Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl – . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl – (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl – (aq) + H 2 O (l) →
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl –sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH – . Anion Cl – berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl – (aq)
Cl – (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3O+) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO – dan Na + . Anion CH 3 COO – berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO – (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO – (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH – (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A – + H 2 O → HA + OH –
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN – sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN –dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN – (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN – (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH – (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
– Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
– jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
– Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
GAMBAR







UJIAN PRAKTEK SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
MATA PELAJARAN    : KIMIA
KELAS/PROGRAM     : XII IPA 4
HARI/TANGGAL                   : RABU, 27-02-2013
WAKTU                        : 30 MENIT

G. REAKSI HIDROLISIS LARUTAN GARAM
I. Tujuan : Mengelompokkan larutan garam yang bersifat asam, basa                dan netral
II. Alat dan Bahan :
  1. Pelat Tetes (1)
  2. Pipet Tetes (1)
  3. Kertas Lakmus Merah
  4. Kertas Lakmus Biru
  5. Larutan yang diuji sesuai tabel
III. Cara Kerja :
  1. Letakkan sepotong kertas kecil kertas Lakmus Merah kedalam ke 6 cekungan pelat tetes.
  2. Teteskan berturut-turut larutan 1,2,3 sampai 6 sesuai tabel kedalam cekungan pelat yang berisi kertas Lakmus Merah.
  3. Amati perubahan yang terjadi pada setiap kertas Lakmus Merah dan catat hasil pengamatan pada kolom tabel yang tersedia.
  4. Ulangi langkah kedua pada Lakmus Biru
  5. Ulangi langkah ketiga, catat pada kolom tabel yang tersedia
IV. Tabel Pengamatan :
No.
Cairan yang
Diuji/diteskan
Perubahan Warna

Sifat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
KCl
Tetap
Tetap
Netral
2
NH4Cl
Merah
Merah
Asam
3
CH3COONa
Biru
Biru
Basa
4
Na2SO4
Tetap
Tetap
Netral
5
Pb(NO3)2
Merah
Merah
Asam
6
Na2CO3
Biru
Biru
Basa

V. Pertanyaan :
  1. Larutan yang bersifat asam adalah …
Yaitu larutan garam yang berasal dari basa kuat/lemah atau asam kuat/lemah ?
  1. Larutan garam yang mengalami Hidrolisis Anion adalah …
  2. Tuliskan reaksi Hidrolisi larutan NH4Cl !









JAWAB !
  1. Larutan yang bersifat asam dari praktikum diatas adalah NH4Cl dan Pb(NO3)2
Larutan Garam tersebut dari Asam kuat dan Basa lemah
  1. Larutan yang mengalami hidrolisis anion adalah CH3COONa
  2. Reaksi NH4Cl à
NH4Cl         NH4+4  + Cl
NH+ H2O        NH3 + H3O
Cl–  + H2O         tidak ada reaksI
Jadi, Hidrolisis parsial menghasilkan ion H3O sehingga bersifat asam















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian). Ada dua macam hidrolisis yaitu Hidrolisis parsial/sebagian dan Hidrolisis total. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral. Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
3.2 Saran
Dalam pembelajaran larutan khususnya “ Hidrolisis Garam ” penambahan karena dalam mengkaji materi tersebut banyak ditemukan kendala-kendala terutama. Untuk itu saran dari kelompok lain dalam pemaparan hasil diskusi nanti membutuhkan pemahaman yang mendalam dari masing-masing kelompok. Agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari kimia khususnya “ Hidrolisis Garam ”









DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E. 1990.General Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey & Sons, Inc.
Lukman, C. et al (Ed) . 1995 .Oxford Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.
Pettruci,Ralph .H .1992 .Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar .Jakarta :Erlangga
Wilson, Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan Budi Sudarsono .Jakarta :Tira Pustaka.
Morris, Jane .1991 .GCSE Chesmitry .London :Collins Education.
Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama.Jakarta :Yudhistira.

No comments