Header Ads

test

CONTOH LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perkebunan
Air Muring Estate di Desa Air Muring, kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara, PT Air Muring merupakan perusahaan yang melanjutkan kegiatan PT Tatar Anyar Indonesia, PT Air Muring berdiri pada tanggal 16 Agustus 1994 dengan nomor Akte 57 dihadapan notaris Rahmah Arie Soetarjo, SH di Jakarta, yang kemudian telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI berdasarkan surat keputusan nomor : C2-16390.HT.01.01-tahun 1994, tanggal 1 November 1994, sebagai Presiden Direktur pada saat itu adalah Jocelyn Fawcett Ashton Rrigby. Pada tanggal 1 Desember 2005 PT. Air Muring diambil alih oleh pemodal Nasional yang bernaung di bawah groupn Bakrie Sumtera Plantations.
Produksi pertama kebun PT Air Muring dimulai pada tahun 1996,  pengolahan produksi PT Air Muring diantaranya dalam bentuk karet remah ( crumb Rubber ) dengan mutu Ribbed Smoke Sheet ( RSS) direncanakan sebagian besar produksi PT Air Muring dipasarkan keluar negeri sebagian komoditi eksport , sedangkan sebagian kecil akan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Perkebunan PT Air Muring merupakan perkebunan yang dulu pernah dikeloloa oleh pemodal asing yang bernaung pada Group Plantation and General Invesment (PGI) berkebangsaan inggris yang mempunyai anak perusahaan di beberapa negara seperti :
PT Air Muring ( Sumatera - Indonesia )         : Komoditi Karet
PT Tatar Anyar ( Jawa- Indonesia )                : Komoditi Karet DanTeh
Badanga ( Melawi )                                         :  Komoditi Teh
Lujeri Tea Estate ( Melawi)                             :  Komoditi Teh
Nichima ( Melawi )                                         :  Komoditi Bunga
Eastern Higlands ( Zimbabawe)                      :  Komoditi Teh
Hipocrene Farming ( Zimbabwe)                    :  Komoditi Teh
Honde Valley ( Zimbabwe )                           :  Komoditi Teh
    Kebun PT.Air Muring yang berada di sumatera didirikan pada tahun 1989 yang dulunya merupakan cabang dari jawa dan pada tanggal 16 agustus 1994 kebun pt tatar anyar yang disumatera resmi menjadi pt air muring yang bertangung jawab langsung ke plantation nandgeneral invesmens ( pgi ). Pada tangal 1 desember 2005 PT Air Muring diambil alih oleh pemodal nasional yang bernaung di bawah grub bakri sumatra plantation.
2.2 Gambaran Wilayah dan Kondisi Kebun
2.2.1 Lokasi Kebun
Lahan yang dicadangkan terletak di Desa Air Muring, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, sesuai dengan Surat Keputusan Pencadangan Lahan oleh Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu Nomor 255 Tahun 1989 tanggal 15 Juli 1989 seluas 3000 Ha untuk pengembangan komoditi karet. Lokasi kebun yang ditetapkan mempunyai jarak jangkau sebagai berikut :
a)      Dari lokasi kebun ke ibukota Kecamatan + 35 km
b)      Dari lokasi kebun ke ibukota Kabupaten + 95 km
c)      Dari lokasi kebun ke ibukota Propinsi + 155 km
d)     Dari kebun kefasilitas pelabuhan Pulau Baai – Bengkulu + 170 km.
Hubungan dari lokasi kebun menuju ibu kota Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi melalui jalan darat dengan kondisi jalan yang cukup baik.
2.2.2 Riwayat Tanah
Tanah yang di peruntukan bagi pengembangan komoditi karet oleh PT. Air Muring merupakan tanah negara bebas yang berbatasan dengan areal pengembangan Transmigran. Sampai saat pembuatan Proyek Proposal telah di lakukan pengukuran keliling atau peloting areal oleh badan pertahanan nasional Bengkulu, dan akan di lanjutkan kegiatan Pertahanan berikutnya, sebagai proses kegiatan menuju Hak Guna Usaha sesuai dengan tingkatannya/prosedur yang berlaku.
2.2.3 Pencadangan Lahan
Dengan di awali oleh Persetujuan Prinsip Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu Nomor: 525.29/2473/B.6 tanggal 27 juni 1988 yang segera diikuti dengan pelaksanaan kegiatan fisik yang terus berlanjut, PT. TATAR ANYAR INDONESIA mendapat kepercayaan untuk memperoleh peningkatan status lahan menjadi surat Keputusan Pencadangan dengan SK Nomor 255 Tahun 1989 tanggal 15 juli 1989 seluas 3000 Ha. Untuk selanjutnya pihak perusahaanakan melanjutkan upaya pembangunan kebun dan sekaligus menuju kepada setatus lahan yang mempunyai kekuatan hukum lebih tinggi yaitu Hak Guna Usaha.
2.2.4  Proses Keagrarian
 Sesuai dengan status lahan yang telah di miliki, lahan yang dicadangkan telah mengalami proses keagrarian, dan saat ini telah di lakukan pengukuran keliling yang menetapkan tanda batas oleh Badan Pertahanan Nasional Propinsi Bengkulu. Kemudian akan di lanjutkan dengan Investasi Hak di atas tanah dan proses selanjutnya menyangkut keagrarian. 
2.3 Gambaran Geografis dan Tanah Areal Hgu
2.3. 1 Geografis
   Perkebunan PT. Air Muring terletak di Desa Air Muring Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara dengan menempuh jarak 130 Km dari Propinsi Bengkulu arah Utara. Dengan kendaraan lokasi PT. Air Muring dapat di tempuh 3 – 3,5 jam dengan menyusuri pantai barat. Untuk mencapai Propinsi Bengkulu naik pesawat dari Jakarta memakan 1 jam 20 menit. Keadaan topogafi perkebunan ini bervariasi dari daerah rata sampai yang bergelombang.
Daerah rata      : 1.937 Ha
Bergelombang : 1.456 Ha
Curam                         :  546 Ha
Dan ketinggian dari permukaan laut 100 – 150 m dengan curah hujan yang sangat tinggi 3500 s/d 4500 mm/thn dan tersebar sepanjang tahun.
2.3. 2 Iklim
   Iklim di lokasi PT. Air Muring menurut Schmid Ferguson mempunyai tipe iklim basah dan mempunyai karakteristik hamper tidak terdapat bulan keringnya. Topografi lahan mempunyai kemiringan yang berpariasi dari landai sampai bergelombang dilihat dari topografi tanah di sekitar lokasi PT Air Muring pada umumnya jenis Podsolik Merah Kuning.
2.3. 3 Tanah Areal Hak Guna Usaha
   Kebun PT Air Muring luasnya mencapai 3.639 ha. di bagi menjadi 5 afdeling yang masing masing afdeling dibawahi oleh asisten lapangan dan semua asisten dibawah seorang manager. Dari luas areal tersebut sekarang telah dirincikan sbb :
Tabel 1. Luas Areal Cadangan Lahan
NO
KETERANGAN
LUAS AREAL
TOTAL Ha
Divisi 1
Divisi 2
Divisi
3
Divisi 4
Divisi 5
1

















Lahan karet yang sudah menghasilkan






Tahun tanam






1989




45.63
45.63
1990
98.6



306.4
405
1991
57.53
17.84
87.83

77.76
240.96
1992
38.95
73.73
43.21


155.89
1993
64.89
139.53
38.42


242.84
1994
15.77
147.16
95.59

19.17
277.69
1995

96.33
41.33
334.82
31.42
503.9
1996

35.87
74.37
40.94
16.07
167.25
1998

14.74

32.08

46.82
2000
36.22




36.22
2002
32




32
2003
30




30
2004
30
11.3

12.07
5.01
58.38
2005



25

25
2006
14.81



18.1
32.91
2007
193.38
24.9
63.68
19.5

301.46
Total lahan yang menghasilkan
612.15
561.4
444.43
464.41
519.56
2601.95




II
Lahan tanaman yang belum menghasilkan






Tahun tanam






2005


30


30
2006


11.9


11.9
Total daerah yang belum mengasilkan


41.9


41.9
Total lahan yang ditanam
612.15
561.4
1173.55
464.41
519.56
2.643.85
III
lahan yang dibersihkan






Lahan yang tidak berproduksi






Pembibitan

0.75
2
23

25.75
Clonal Nursies





2
Total  lahan karet
612.15
562.15
488.33
489.41
519.56
2,671.60
1V
Lahan lainnya






tanah Garapan

6
426.1

9.12
441.22
Unplantable
120.36
58.46
46.73
43.76
95.57
365.88
Reserve
2.55

75.91


78.46
Building Site
5.7
2.21
1.75
0.9
9.4
19.96
Roads, Rivers, Rallroads
24.87
15.11
3.85
5
11.25
60.08
Kantor Pemerintah






Jalan Umum




1.8
1.8
Total
153.48
81.78
554.34
49.66
127.14
967.4
Total Keseluruhan
765.63
643.93
1.042,67
539.07
647.7
3,639.00
                                                                                                Sumber : PT. Air muring



2.4 Susunan Organisasi



 2.5  Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan syarat mutlak suatu pabrik pengolahan dan salah satu modal dalam perusahaan yang merupakan bagian penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Pabrik pengolahan karet di PT. Air Muring ini dibagi berdasarkan golongan, seperti yang tertera pada tabelberikut :
Tabel 2.  Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Golongan
Tahun
Golongan
JML
Honor
TOTAL
IA
IB – IID
IIIA – IVD
2011
2012
2013
2014
2015
2016
774
592
500
349
340
363
507
565
679
682
20
21
21
23
26
1.157
1.120
1.086
1.051
1.048
5151
351
90
40
38
1.672
1.471
1.176
1.091
1.086

Sumber : PT. Air Muring  UU PAWI Tahun 2016 s/d Bulan september
Tingkatan pekerja di PT. Air Muring, yaitu :
1)     Pelaksana, golongan IA–IB
2)     Strata Juru (Mandor), golongan IC–ID
3)     Strata Mandor Besar, golongan IIA–IID
4)     Strata Pengatur (Sinder), golongan IIIA–IIID
5)     Strata Penata, golongan IVA–IVB
6)     Strata Pembina, golongan IVC–IVD
Tenaga kerja di PT. Air Muring memiliki jadwal jam kerja untuk perkebunan dan pabrik. Berikut adalah jadwal jam kerja yang di terapkan oleh berbagai bidang yaitu:
a.      Perkebunan.
Ø  Istirahat pertama :
-            06.30 s/d - 09.00 = 2,5 Jam.
-            09.00 s/d - 09.30 = ½ Jam.
-            09.30 s/d - 12.00 = 2,5 Jam.
Ø  Istirahat kedua :
-            12.00 s/d - 13.00 = 1 Jam.
-            13.00 s/d – 15.00 = 2 Jam.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam satu hari karyawan bekerja selama 7 jam mulai hari senin sampai dengan sabtu, untuk hari minggu karyawan hanya bekerja selama 5 jam. Maka dalam satu minggu karyawan bekerja selam 40 jam.
b.      Pabrik.
Didalam pengolahan latek di pabrik ada 2 jam kerja yang diterapkan yaitu untuk jadwal shift pengasapan dan dan shift mesin.
-          Jadwal jam kerja shif mesin yaitu :
Ø Shift pagi sampai siang dengan jam kerja  07.00 - 15.00 WIB.
Ø Shift sore sampai malam dengan jam kerja  15.00 - 23.00 WIB.
Ø Shift malam sampai pagi dengan jam kerja  23.00 - 07.00 WIB.
-          Jadwal jam kerja yang diterapkan shift pengasapan yang ada yaitu :
Ø Shift pagi sampai siang dengan jam kerja  07.00 - 14.00 WIB.
Ø Shift siang sampai malam dengan jam kerja  14.00 - 22.00 WIB.
Ø Shift malam sampai pagi dengan jam kerja  22.00 - 07.00 WIB.
-          Didalam pengasapan ini ada proses penirisan karet  selam 6 jam yaitu:
Ø  Hari I                : 35-40°C ( 6 jam ).
 : 40-45°C ( 6 jam ).
`: 45-50° ( 12 jam )
Ø  Hari II             : 50-55°C (12 jam)
 : 55- 60 °C (12 jam)
Ø Hari III            : 60-65°C ( 12 jam )
             :65-70°C ( 12 jam)
Ø Hari VI            : 65-70°C ( 12 jam)
 :  70-75°C (12 jam )
Tenaga kerja di lokasi pabrik memiliki 3 jenis kelompok tenaga kerja yaitu:
Ø Tenaga kerja BHL ( Buruh Harian Lepas ) merupakan karyawan yang masuk
kerjanya diawal atau dipagi hari mulai dari pencucian skat, pengolahan latek hingga pakking. Karyawan yang memiliki status BHL ini harus melakukan training selama 30 hari. Selaian itu juga, karyawan tidak mendapat jaminan kesehatan untuk seluruh anggota keluarga melainkan untuk dirinya sendiri (orang yang bersangkutan).
Ø Tenaga kerja SHU (Serikat Kerja Umum) merupakan karyawan yang memiliki
status hampir sama dengan BHL. Perbedaannya yaitu karyawan bekerja di perusahaan mendapat jaminan tanggungan kesehatan untuk anggota keluarga. Selain itu juga, karyawan juga memiliki hak untuk cuti yang tidak mempengaruhi gaji karyawan.
Ø Tanaga keja HIP (Hubungan Industrial Pancasila) merupakan karayawan yang
memiliki status tertinggi disetiap bidang proses pengolahan, misalnya mandor.
2.6 Pemasaran Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT Air Muring berupa RSS  yang telah mampu dipasarkan ke mancanegara. Beberapa tujuan pengiriman produk PT Air Muring antara lain Perusahaan PT. Wilson Perkasa. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor RSS PT. Air Muring antara lain Amerika Serikat, Afrika selatan, Thailand, Singapura, Cina, Pakistan, Shekon, dan Taiwan.
Harga produk berpedoman pada pasar dunia yang berpusat di Singapura. Kegiatan pemasaran produk ditangani langsung oleh direksi yang berkedudukan di Lampung, terlebih dahulu akan dilakukan negosiasi dengan buyer tentang jumlah RSSyang diminta dalam bentuk bale, harga dan tanggal pengirimannya. RSS ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban kendaraan, salah satunya yaitu ban merk Bridgestone. Pemesanan dilakukan melalui kantor direksi di Lampung dan pengambilan barang dilakukan di gudang penyimpanan yang berlokasi di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Sebelum dilakukan pengiriman dan sebelum dilakukan pengepakan atau pengemasan karet RSS yang dipesan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian laboratorium terhadap produk yang dijual agar produk yang dikirimkan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Adapun kriteria uji kualitas produk yang akan dijual adalah :



Tabel 3.  Kriteria Mutu RSS PT. Air Muring
NO
PRODUK
STANDAR MUTU
1
RSS 1
Ø  Kadar kotoran berkisar antara 0 – 5%.
Ø  Terdapat gelembung – gelembung udara sebesar kepala jarum tersebar.
Ø  Sheet harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat.
2
RSS 2
Ø  Kadar kotoran berkisar antara 5 – 10%.
Ø  Terdapat gelembung – gelembung udara sebesar dua kali kepala jarum tersebar.
Ø  Sheet harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat.
3
RSS 3
Ø  Kadar kotoran berkisar antara 10 – 15%.
Ø  Terdapat gelembung – gelembung udara sebesar tiga kali kepala jarum tersebar.
Ø  Sheet harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat.
Sumber : PT. Air Muring
Pelaksanaan pengawasan mutu tidak hanya dilakukan selama proses berlangsung saja, tetapi juga dilakukan hingga produk di stasiun akhir. Pengawasan kualitas selama proses dilakukan pada setiap tahapan, mulai dari proses produksi basah, proses produksi kering dan pengemasan. Dengan demikian mutu produk yang dihasilkan lebih seragam dan kualitas produk pun lebih baik. Tetapi di PT. Air Muring hanya dilakukan pengujian kualitas di beberapa tahapan saja yaitu pada stasiun penerimaan lateks, stasiun crepe dan hasil akhir yaitu RSS. Hal ini dilakukan karena pertimbangan biaya dan efisiensi waktu.







No comments