DRAF PROPOSAL PENELITIAAN TENTANG SAWIT
DRAFT SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
Judul
:Studi Kenaikan ALB CPO Pada
Berbagai Teknik Pemanenan Di PT Bengkulu Sawit Lestari
Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Nama :
Abdur Rahman
Npm :
E1G014019
P. Utama :
Yessy Rosalina,STP,M.SI
P.
Pendamping : Laili Susanti,
Ir,M.SI
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam
kegiatan produksi tanaman. Pelaksanaan kegiatan pemanenan berpengaruh langsung
terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Keberhasilan panen dan produksi
sangat bergantung pada kondisi tanaman, pemanen dengan kapasitas kerjanya,
peralatan panen, kelancaran transportasi, serta faktor pendukung lainnya
seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang disediakan.
Pengelolaan yang kurang optimal terhadap faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi hasil panen dan produksi yang dicapai (Lubis. 1992).
Ada tiga cara panen berdasarkan tinggi tanaman. Cara
panen jongkok digunakan untuk pohon setinggi 2-5 m dengan alat dodos. Cara
panen berdiri digunakan untuk pohon setinggi 5-10 m dengan alat kampak siam.
Cara panen egrek digunakan untuk pohon lebih tinggi dari 10 m dengan alat egrek
(Sunarko 2007). Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang
menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan
mati. Tandan buah yang matang dipotong dan tangkainya dipotong rapat ke tandan
dengan panjang maksimal 2 cm. Brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan.
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur dengan tanah atau kotoran lain. TBS
dan brondolan dikumpulkan di TPH (Fauzi et al. 2012).
Tujuan utama kegiatan panen kelapa sawit yaitu mencapai
produktivitas TBS dan kandungan minyak yang tinggi serta mutu produksi yang
baik berupa asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA) yang rendah.
Manajemen panen kelapa sawit yang baik merupakan hal yang perlu dilakukan untuk
pencapaian tujuan utama tersebut (Pahan 2013).
Menurut ( Alfiah. 2015 ) Buah kelapa sawit pada saat Penanganan
Pasca Panen Kelapa Sawit mudah mengalami kerusakan, baik secara fisik maupun
mikrobiologis. Kerusakan yang terjadi pada buah kelapa sawit menyebabkan proses
hidrolisis semakin cepat sehingga kadar Asam Lemak Bebas (ALB) semakin
meningkat. Kerusakan pada buah sawit terjadi akibat proses pemanenan,
pengangkutan, pembongkaran di loading ramp, dan produksi. Selain itu lamanya
penundaan selama masa tunggu proses produksi menyebabkan kadar ALB semakin
tinggi. Faktor yang mempercepat pembentukan ALB setelah tandan dipotong dan
sebelum direbus yaitu banyak buah yang rusak; banyak buah yang lepas
(memberondol); lamanya pengangkutan; tingkat kematangan buah; dan pengumpulan
buah yang tertunda [2]. Karena itu, metode selama penundaan masa tunggu proses
produksi harus tepat agar kerusakan akibat buah memar dan kapang bisa
diminimalisir, salah satunya menggunakan Kalsium Klorida dan Kalium Sorbat.
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka perlu di lakukan penelitian tentang Studi Kenaikan ALB CPO Pada
Berbagai Teknik PemanenanI.2 Rumusan Masalah
Rumusan yang dapat di angkat dalam
penelitian ini adalah
Bagaimana mendapatkan ALB CPO yang
rendah dengan berbagai teknik pemanenan buah kelapa sawit.
I.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di
capai dari penelitian ini adalah
Mendapatkan teknik pemanenan yang tepat agar kandungan ALB rendah
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah
1.
Sampel yang di gunakan hanya dari PT Bengkulu Sawit
Lestari kabupaten Kaur.
2.
Penelitian ini hanya melihat kenaikan ALB CPO
dengan teknik pemanenan kelapa sawit.
I.5 Manfa’at
Penelitian
Adapun manfa’at penelitian ini
adalah
1.
Bagi perusahaan dapat mengetahui bagaimana teknik yang
tepat untuk mencegah tingginya ALB CPO.
2.
bagi pembaca dan penulis Memberi informasi bagaimana mencegah tingginya ALB CPO dengan teknik pemanenan.
3.
Bisa menjadi acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnnya
yang berkaitan pada bidang yang sama
II. METODELOGI PENELITIAN
1.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan di
laksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Pertanian dan PT Bengkulu Sawit
Lestari di Kabupaten Kaur provinsi Bengkulu pada tanggal 1 juni sampai 15
Agustus 2017.
1.2 Bahan dan Alat
1.2.1 Bahan Penelitian
Bahan yang di perlukan untuk penelitian ini adalah buah sawit,CPO, larutan ethyl alkohol 95 % ( yang sudah di
netralkan ), Indikator penolttaline 1 % dalam 95 % alkohol dan sodium
hidrosida.
1.2.2 Alat Penelitian
Alat – alat yang di
perlukan dalan penelitian ini adalah gelas elemeyer 250 ml, neraca analitik,
buret, mistar, meteran, alat pengambil buah sawit ( dodos dan egrek, sarung
tangan, masker, sepatu boot, karung goni, tali,
1.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah surve pemetaan dengan pengambilan
sampel berdasarkan kriteria sebagai
berikut :
1. ketinggian
pohon kelapa sawit yaitu pohon kelapa
sawit yang tingginya 0 – 3 m dan 3 – 5
m.
2. Alat
yang di gunakan untuk pengambilan buah kelapa sawit : menggunakan alat dodos
dan engrek.
3. Kondisi
tanah di sekitar pohon kelapa sawit : tanah yang keras dan tanah yang lembut.
Masing – masing
kreteria sampel terdiri dari 3 ulangan yaitu dengan sebanyak 1 TBS
I.4 Tahap Penelitian
1.4.1
Penelitian
Pendahuluan
1.4.1.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan perlu adanya pemeriksaan terlebih dahulu baik bahan,
alat dan surve lokasi penelitian agar memenuhi kreteria yang di inginkan
peneliti serta dapat menjamin kelancaran penelitian.
2.4.1.2 Teknik pemanenan buah
kelapa sawit
Teknik pemanenan kelapa sawit di
lihat dari kondisi tinggi batang sawit pada penelitian yang akan di lakukan
dengan ketinggian sawit kurang dari 3 m dan lebih dari 3 m, alat yang di
gunakan dalam pemanen kelapa sawit yang pertam alat dodos dan engrek. Teknik
Dodos yaitu teknik pengambilan buah sawit dengan cara menumpur tandan buah
sawit sampai tantan terpisah dari batang dan buah jatuh ke atas permukaan
tanah, dan teknik menggunakan engrek yaitu teknik pengambilan buah kelapa sawit
dengan cara menarik tandan sampai buah sawit putus atau terpisah dari batang
sampai jatuh ke tanah.
dan mengamati
kondisi buah yang jatuh dari pohon kelapa sawit dengan ketinggian kurang dari 3
m dan lebih dari 3 m dengan kondisi tanah keras dan lembut.
Dengan tabel
seperti di bawah ini
NO
|
Tinggi
batang sawit
|
Alat
|
Kondisi
tanah
|
1
|
Kurang
dari 3 m
|
Dodos
|
Lembut
|
2
|
Lebih
dari 3 m
|
Sabit
|
Keras
|
3
|
Kurang
dari 3
|
Dodos
|
Keras
|
4
|
Lebih
dari 3 m
|
Sabit
|
Lembut
|
5
|
Kurang
dari 3 m
|
Sabit
|
Lembut
|
6
|
Lebih
dari 3 m
|
Dodos
|
Keras
|
7
|
Kurang
dari 3 m
|
Sabit
|
Keras
|
8
|
Lebih dari 3 m
|
Dodos
|
Lembut
|
2.4.1.2 Tahap pengujian ALB
Tahapan pengujian ALB ini di lakukan di
laboratorium PT. Bengkulu Sawit Lestari dari masing – masing dengan sampel 50 kg yang telah mengalami perebusan
tingkat pengukuran ALB di beri angka 1 sampai 4 ( dari yang terendah sampai
tertinggi ) semakin tinggi angka maka ALB semakin meningkat.
rumus
penghitungan ALB
2.5 Analisis
Data
Data yang
telah diproleh dari hasil pengujian teknik pemanenan TBS dengan menggunakan 8
perlakuan dan tahap pengujian kadar ALB, di sajikan dalam bentuk tabel kemudian
di analisis dengan cara deskriptif
DAFTAR PUSTAKA.
Alfiah. 2015. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 p.61-72.
Fauzi Y; Widyastuti Y.E; Satyawibawa I;
Paeru RH. 2012. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar SwadayaFauzi. 2005. Kelapa
Sawit: Budidaya, Pemanfaatan hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal
Estherlina
H; Yahya, S. 2009. Manajemen Panen
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Sungai Pinang Estate, Pt Bina
Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Fakultas
Pertanian; Institut Pertanian Bogor.
Kurniati.Y; Susanto W. H. 2015. Pengaruh Basa Naoh
Dan Kandungan Alb Cpo Terhadap Kualitas Minyak Kelapa Sawit Pasca Netralisasi.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran,
Malang 65145
Lubis. 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. 435 hal.
Mangoensoekarjo,S, H. 2003. Manajemen
Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 540 hal
Nasikin M.; W. Nurhayanti. 2003. Penggunaan Metode
Netralisasi dan Pre-esterifikasi untuk Mengurangi Asam Lemak Bebas pada CPO
(Crude Palm Oil) dan Pengaruhnya terhadap Yield Metilester. Program Studi
Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas
Indonesia : Depok 16424, Indonesia
Nasikin. 2004. Penggunaan Metode Netralisasi dan Pre-esterifikasi untuk
Mengurangi Asam Lemak Bebas pada CPO (Crude Palm Oil) dan Pengaruhnya terhadap
Yield Metilester.
Pahan I. 2008.
Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Cetakan Ke-4.
Penebar Swadaya: Jakarta. 411 hal.
Pahan I. 2013 . Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2014. Rekomendasi
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Tahun 2015. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Panggabean.R; Lontoh A. P. 2009. Manajemen Panen
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Ujan Mas, Pt Cipta
Futura Plantation, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Sartono P. I.
H.; Purwono. 2008. Pengelolaan Kelapa
Sawit ((Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pt. Eramitra Agro Lestari, Pematang Kulim,
Bakrie Sumatera Plantation, Jambi (Dengan Aspek Khusus Pemanenan). Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Post a Comment