LAPORAN PRAKTEK KERJA PT KARET BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK UMUM (3.1 Sistem Panen dan Bahan Baku)
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK UMUM
SILAHKAN KLIK DISINI UNTUK LANJUTAN
http://mhasybiizzadin.blogspot.co.id/2018/02/laporan-pkl-pt-karet-bab-iii-hasil.html
SILAHKAN KLIK DISINI UNTUK LANJUTAN
http://mhasybiizzadin.blogspot.co.id/2018/02/laporan-pkl-pt-karet-bab-iii-hasil.html
Aspek
umum yang dibahas meliputi sistem panen dan bahan baku, sistem proses produksi,
sistem pengendalian kualitas,
sistem sanitasi, dan pengolahan
limbah di PT. Perkebunan
Nusantara VII Unit Ketahun dari bulan Juni 2016 sampai Juli 2017.
3.1 Sistem Panen dan Bahan Baku
Pembahasan sistem panen dan bahan baku meliputi kuantitas bahan baku,
kualitas bahan baku, organisasi dan tata laksana panen, sarana dan prasarana
sistem panen dan bahan baku, kiat dan kinerja sistem panen dan bahan baku serta
evaluasi sistem panen dan bahan baku secara keseluruhan.
3.1.1 Kuantitas Bahan Baku di
PT. Perkebunan NusantaraVII Unit Ketahun selama periode tahun 2016-2017
Hasil dari perkebunan pada PTPNusantara
VII Unit Ketahun adalah diperoleh
dari penyadapan getah pohon karet yang berupa lateks, scrap,
dan lump. Lateks adalah getah karet dari hasil penyadapan yang belum menggumpal atau
tanpa ditambah bahan penggumpal, dan langsung
diambil atau diangkut untuk diolah, sedangkan untuk scrap adalah lateks cair
yang beku pada bidang sadap yang tanpa penambahan bahan lain. Dan lump adalah
lateks cair yang membeku dalam mangkok dan bisaanya diambil tiga atau empat
hari setelah penyadapan.
Produksi yang
dilakukan oleh PT Perkebunan
Nusantara VII Unit Ketahun ini hanya mengolah lateks dan bahan baku. PT
Perkebunan Nusantara VII Unit
Ketahun diperoleh dari kebun inti seluas 3.400,18 Ha, dengan jenis bahan bakulateks, scrap, dan cup lump.
Adapun
produksi bahan olah karet selama periode juli 2016– agustus 2017 adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik produksi lateks kebun selama periode juli 2016-
agustus 2017
PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun.
Dari grafik di
atas dapat dilihat bahwa produksi lateksselama periode Juli 2016- agustus 2017
berubah.Produksi lateks
tertinggi terjadi pada bulan agustus 2016, yaitu sebesar 604.387 kg.Sedangkan produksi Lateks
terendah terjadi pada bulan November 2016, yaitu sebesar 238.163 kg.
Rendahnya produksi Lateks
pada bulan November tersebut dikarenakan penerimaan bahan baku menurun, mungkin dikarenakan banyak hujan
dan jumlah bahan baku yang diolah sedikit.
3.1.2 Kualitas Bahan Baku di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahunselama periode tahun
2016- 2017
Penentuan target
produksi bahan olah karet diPT.PerkebunanNusantara VII Unit Ketahun dilakukan dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan perusahaan satu tahun sekali, yaitu penentuan
target atau perkiraan produksi perbulan. Cara ini dilakukan dengan melihat
keadaan iklim (curah hujan dan topografi), perawatan dan pemupukan tahun ini
dan tahun lalu, tahun tanam tanaman, serta hasil produksi sampai dengan lama
tahun yang lalu. Selain itu perusahaan juga menetapkan target-target produksi
bahan baku yang ditetapkan sebagai acuan keberhasilan. PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun memiliki kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari.
Pemeriksaan yang harus
dilakukan adalah pemeriksaan kadar karet kering (K3). Penggilingan sampel kadar
karet kering harus digunakan dengan menggunakan creper khusus sehingga hasil yang didapatkan tingkat ketelitiannnya tinggi.
Pemeriksaan kadar karet kering ini lebih ditekankan untuk menentukan jumlah air
yang ditambahkan saat pengenceran dan juga jumlah konsentrasi asam semut yang
ditambahkan pada lateks.Pengisian air untuk pengencer diberikan
dengan konsentrasi lateks13%.Volume air disesuaikan
dengan DRC Latex dan Volume BakAir Pengencer disaring dengan menggunakan saringan 20 mesh.
Bahan olah yang baik adalah langkah awal bagi suatu perusahaan untuk
menjaga mutu produknya. Bahan olah karet yang akan diterima lateks pada suatu
Perusahaan Pengolahan RSS I bisaanya
harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a.
Bersih/ bebas dari tatal dan daun-daunan
b.
Bebas kontaminasi, tanah, pasir dan plastik serta benda
non karet lainnya
c.
Bebas dari bahan penggumpal karet
d.
Tidak melebihi kapasitas produksi
Penetapan penerimaan bahan olah karet menurut standar operasi pabrik PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun adalah
Penerimaan lateks mengacu pada kapasitas pabrik supaya tidak terjadi kelebihan
bahan baku.
3.1.3 Organisasi dan Tata Laksana Panen
3.1.3.1 Struktur Organisasi panen
Perkebunan karet PT.Perkebunan
Nusantara VII Unit Ketahun dengan luas areal 3.400,18 Ha, tidak memungkinkan jika hanya ditangani oleh beberapa orang saja
tanpa adanya pembagian kerja yang jelas.Oleh karena itu, diperlukan suatu
manajemen kebun yang terorganisir sehingga seluruh kegiatan yang berlangsung di
kebun dapat terkoordinasi dengan baik.Perkebunan karet PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun dikepalai
oleh sinder afdeling untuk masing–masing afdeling, dimana sinder ini
bertanggungjawab langsung terhadap kepala wilayah.
Pelaksanaan kegiatan proses penyadapan didukung oleh sarana dan prasarana
untuk memperlancar kegiatan penyadapan latek di kebun. Tiap masing–masing
divisi di PT.Perkebunan Nusantara
VII Unit Ketahun memiliki manajemen kebun yang berfungsi untuk mengatur,
mengendalikan, mengkoordinasikan dan merencanakan kegiatan di kebun.
Adapun struktur organisasi kebun PT. Perkebunan Nusantara
VIIUnit Usaha Ketahun, tepatnya di Desa Air Sebayur, Kecamatan Ketahun,
Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Struktur
Organisasi Kebun PTPerkebunan Nusantara VII Unit Ketahun.
Adapun tugas
dari personil organisasi kebun adalah sebagai berikut :
a.
Manajer
Kebun melaksanakan pengelolaan kebun
berdasarkan kebijakan Manajer perusahaan sesuai dengan rencana kerja dan
anggaran atau budget tahunan.Manajer kebun bertangung jawab terhadap
semua kegiatan perkebunan maliputi penanaman, perawatan, teknik, administrasi,
dan keuangan kebun.
b.
Asistent
Asisten
divisi bertanggung jawab sepenuhnya atas wilayah divisi yang dikelolanya dengan
memanfaatkan seluruh sarana produksi tanaman yang ada untuk meningkatkan
produktivitas divisi. Asisten divisi melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan divisi, meliputi kegiatan produksi/penya dapan, pemeliharaan,
perawatan jalan, serta administrasi tingkat divisi. Asisten divisi melakukan
pengawasan langsung di lapangan mencakup seluruh kegiatan divisi, mengevaluasi
kerja, serta memberikan pengarahan mandor-mandor untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja divisi.
c.
Mabes
Mandor besar bisa dikatakan sebagai
wakil asisten divisi di lapangan yang langsung mengkoordinir dan mengarahkan
mandor-mandor lapangan, baik mandor perawatan maupun mandor sadap agar bekerja
sesuai peraturan perusahaan dan menjaga kedisiplinan kerja.
d.
Tap Kontrol
Tap
kontol terbagi dua yaitu tap kontrol yang bekerja dipabrik dan dikebun. Tap
kontrol kebun adalah orang yang mengawasi tentang mutu sadapan. Sedangkan tap
kontrol pabrik adalah orang yang bertugas mengawasi mutu produk.
e.
Krani
Sebagaimana telah disebutkan bahwa
krani divisi mempunyai peranan dalam hal pencatatan data dan administrasi
divisi, krani divisi membuat laporan rencana pekerjaan dan realisasi pekerjaan
di lapangan untuk dilaporkan kepada asisten divisi dan kantor kebun. Jenis
pembukuan yang dikerjakan oleh krani divisi di antaranya adalah target hasil,
statistik hasil, hasil produksi lateks, kegiatan harian, laporan asisten, dan
lain-lain. Selain itu, krani divisi jugabertanggung jawab terhadap pengambilan
material untuk digunakan di lapangan dari gudang kebun dengan mengisi MIV (material
issue voucher) yang ditandatangani oleh krani divisi, asisten divisi,
asisten kepala, dan manajer kebun.
- Krani absen
Krani absen bertugas mambantu
krani divisi terkait masalah penggunaan tenaga kerja dan upah tenaga
kerja.Dalam hal ini krani absen mencatat atau mengabsen jumlah tenaga kerja
yang bekerja pada hari itu, baik untuk perawatanmaupun penyadapan setiap
harinya langsung kepada pekerjanya atau pun menanyakan kepada mandornya.
- Krani timbang
Krani timbang bertugas
menimbang dan melaporkan hasil lateks dan lump yang ditimbang setiap mandoran
untuk dilaporkan ke krani divisi serta mengawal kendaraan pengangkut sampai ke
pabrik untuk menghindari terjadinya kehilangan atau selisih hasil di lapangan
dan di pabrik.
f.
Mandor Sadap
Mandor
di Perkebunan Karet Air Muring
Estate terdiri dari mandor perawatan (up keep mandor) dan mandor sadap (tapping
mandor).Mandor perawatan bertugas mengarahkan para pekerja dalam hal
perawatan baik tanaman maupun sarana yang mendukung kegiatan produksi di
divisi.Seorang mandor perawatan biasanya hanya menangani satu jenis pekerjaan
saja.Sebagai contoh di Divisi 2 terdapat tiga mandor perawatan yang terdiri
dari mandor stimulansia, mandor semprot, dan mandor tanaman.Mandor sadap
bertugas mengawasi produksi di lapangan berkenaan dengan produksi (penyadapan)
dari mulai penyadapan sampai pengutipan serta penimbangan.Seorang mandor sadap
di Perkebunan Karet Air Muring
Estate rata-rata mengawasi penyadap sebanyak 18–23 orang.Agar kualitas
penyadapan dan produktivitas tetap tinggi, mandor sadap mempunyai tanggung
jawab untuk mengarahkan dan memotivasi anak buahnya.
g.
Penyadap/pekerja
Bertugas menyadap di kebun dan sudah
menjadi tugas bagi setiap penyadap / pekerja.
3.1.3.2 Tata Pelaksanaan Panen
Sistem panen di
PTPerkebunan Nusantara VII Unit
Ketahun dilakukan dengan menggunakan sistem perhanca.Dalam melakukan pemanenan tiap afdeling yang terdiri dari beberapa hanca
dilakukan secara rotasi, dimana dalam tiap harinya pelaksanaan panen dilakukan
pada hanca yang berbeda (4 hari sekali).
Setelah lateks disadap dari batang karet, kemudian dikumpulkan ke tempat
pengumpulan dan kemudian akan diangkut secepatnya ke pabrik dengan menggunakan truk untuk menghindari terjadinya
penggumpalan lateks. Pekerjaan pemanenan atau penyadapan dilakukan oleh pekerja
mulai dari pukul 06.00 WIB (penyadapan) dan selesai pada pukul 09.00 WIB dan
kemudian dilanjutkan menunggu mangkuk lateks berisi penuh, biasaanya pemungutan dilakukan satu kali
yaitu pada pukul 11.00 WIB.
Penyadapan karet
merupakan pemanenan getah/lateks
karet yang memenuhi syarat – syarat pengolahan latek pabrik.selain itu
penyadapan juga merupakan usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu
berproduksi secara optimal dan berkesinambungan. Pelukaan mekanis yang mengakibatkan
terbukanya pembuluh lateks akan melepaskan tekanan yang diikuti dengan
mengalirnya lateks. Sehingga lateks mengalir dari bagian yang hidup dari
tanaman sebagai respons dari pelukaan.Dengan demikian lateks mengalir dari
pembuluh lateks sebagai akibat dari pelukaan.
Aliran lateks
mula-mula cepat, kemudian berangsur-angsur lambat bersamaan dengan menurunnya
tekanan (turgor) di dalam pembuluh-pembuluh lateks.Menjelang akhirnya
pengalirannya, lateks mengalir sangat lambat dan akhirnya membeku pada alur sadap.Tanaman
karet tidak dapat menyimpan lateks lebih dari pada yang ada di dalam pembuluh
lateks dan ekstraksi lateks dari pohon dengan penyadapan akan mendorong pohon
membentuk lateks baru sebagai proses regenerasi lateks secara berkesinambungan. Proses regenerasi lateks untuk mempertahankan
tingkat produksi diperlukan penyadapan secara terkendali dengan menggunakan
tenaga penyadap yang terampil secara terus menerus.
3.1.4 Sarana dan Prasarana
Sistem Panen dan Bahan Baku
Pada sistem sadap perhanca di PTPerkebunan Nusantara VII Unit Ketahun dilakukan dengan menggunakan
alat sadap yang terdiri dari Seperti mal sadap atau patron, pisau sadap
(dibedakan menjadi dua, yaitu pisau sadap atas dan pisau sadap bawah), talang
lateks atau spout, mangkuk atau cawan, cincin mangkuk dan tali mangkuk. Setelah
lateks disadap dari batang karet, lalu
dikumpulkan ke tempat pengumpulan dan kemudian akan diangkut secepatnya ke
pabrik.
Sarana dan prasarana yang
tersedia di PTPerkebunan
Nusantara VII Unit Ketahun antara
lain berupa peralatan dan perlengkapan yaitu, sebagai berikut:
a.
Talang sadap
Talang sadap merupakan sarana
sebagai tempat mengalirkan lateks dari alur sadapan agar jatuh tepat ke dalam
mangkok penampung yang terbuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dan panjang 7,5
cm.
b.
Mangkok atau cawan
Mangkok atau
cawan merupakan wadah tempat penampungan sementara lateks sebelum dilakukan
pemulungan.
c.
Cincin mangkok
Cincin
mangkok ini merupakan sebagai penahan atau penyangga mangkok penampung.
d.
Tali mangkok
Tali mangkok untuk melekatkan
mangkok atau cawan pada batang karet dan tali mangkok ini terbuat dari ijuk
atau kawat.
e.
Pisau sadap
Pisau sadapan
merupakan alat sadapan yang berasal dari besi, dimana pada bagian ujungnya
melengkung dan ditekuk kira-kira 30o, kemudian bagian ujung yang
melengkung inilah yang digunakan oleh petani karet untuk melakukan penyadapan.
f.
Ember
Ember merupakan tempat atau wadah untuk
menampung getah yang diperoleh dari hasil penyadapan sebelum diangkut ketempat
penimbangan untuk ditimbang.Sedangkan alat
yang dibawa oleh mandor ke tempat penimbangan yaitu Pisau sadap, jarum
pengukur ketebalan kulit, timbangan, meteran untuk
mengukur (tinggi sadapan, pemakaian kulit), pensil warna serta catatan dan
laporan sadap.
Untuk kegiatan transportasi
dalam proses pemanenan diperkebunan karet PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
1.
Transportasi dari tempat penyadapan ke pos penimbangan
Getah karet yang telah disadap, baik dalam
bentuk lateks maupun cuplumb dikumpulkan di pos penimbangan untuk
ditimbang. Pengangkutan dilakukan dalam wadah teadmond dan wadah
ember.
2.
Transportasi dari pos penimbangan ke pabrik
PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun menggunakan transportasi
truk dan cold dissel. Adapun
pengunaan alat transportasi tersebut adalah untuk mengangkut hasil panen berupa
getah karet (lateks), slab dan cup lump agar dapat cepat sampai ke pabrik untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau prakoagulasi.Lateks cair dimasukkan dalam tangki tertutup sedangkan slab dan cup
lumb tidak diberi wadah khusus. Muatan
tangki
truck
dalam mengangkut lateks yaitu kurang lebih 1/ ton jam dan setiap truck bisaanya juga membawa cup lump sisa
sadapan lateks sebanyak 50–300 Kg/ hari.
Untuk melaksanakan sistem penerimaan lateks, cup lump dan
screb, masing–masing tahapan kegiatan penerimaan bahan baku dilengkapi dengan
sarana dan prasarana kerja. Kegiatan yang dilaksanakan di bagian ini meliputi
pembongkaran/sortasi,penimbangan, pemindahan bahan baku, dan penggudangan.
Bahan baku yang masuk ke bagian penerimaan bahan baku akan langsung disortir.
Bahan
baku yang sampai di gudang bahan baku di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun, konstruksi
gudang dibuat terbuka tanpa dinding, dengan lantai semen dan beratap seng.
Konstruksi gudang dibuat seperti ini dengan pertimbangan untuk memudahkan
penyimpanan, pengambilan bahan baku serta inspeksi pembersihan gudang bahan
baku. Selain itu pemberian atap pada gudang juga ditujukan untuk menjaga mutu
bahan baku, sebab bahan baku karet akan menurun kualitasnya kalau terkena panas
matahari.
3.1.5. Kiat
dan Kinerja Sistem Panen dan Bahan baku
Agar standar bahan baku yang ditetapkan dapat
dipenuhi sehingga karet yang disadap berkualitas tinggi maka dilakukan
usaha–usaha sebagai berikut:
a.
Menerapkan sistem pemberian premi atau bonus untuk
setiap aktivitas yang sulit dilakukan, seperti:
Ø
Jika pada suatu lahan karet banyak gulma
sehingga sulit untuk dilakukan penyadapan tanpa proses penyiangan.
Ø
Memberikan bonus pada pekerja yang memuat ulang
hasil sadapan apabila terjadi kecelakaan truk sehingga bahan baku terpaksa
diangkut ulang.
Ø
Memberikan bonus pada pekerja pengangkutan bahan
baku, yaitu bila jalan atau jalur transportasi dari kebun menuju pabrik sulit
ditempuh. Misalnya pada musim hujan jalan menjadi licin dan rawan kecelakaan.
b.
Penyadapan dilakukan sesuai dengan jadwal sadap
berdasarkan analisa kriteria matang sadap.
c.
Menerapkan sistem FIFO (First In First Out),
dimana bahan baku yang lebih awal masuk ke pabrik akan diolah lebih dahulu.
Dengan demikian, waktu tunda (retention time) bahan baku yang akan
diolah menjadi pendek sehingga dapat meminimalkan kerusakan bahan baku.
3.1.6. Evaluasi
Umum Kinerja sistem Panen dan Bahan baku
Secara umum kinerja sistem panen dan bahan baku di PTP Nusantara VII Unit Ketahun selama periode
tahun 2016– 2017 cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas
bahan baku yang dihasilkan, organisasi dan tata laksana panen, sarana dan
prasarana panen dan penerimaan bahan baku, serta kiat dan kinerja sistem panen
dan bahan baku.
Perbaikan yang perlu dilakukan pada sistem panen dan bahan baku terletak
pada prasarana pengangkutan bahan baku serta kiat dan kinerja
perawatan/pemeliharaan tanaman. Kondisi jalan di kebun yang kurang baik dapat
menghambat proses pengangkutan bahan baku dari kebun ke pabrik (terutama pada
musim hujan) karena akan licinnya
jalan yang ditempuh. Oleh karena itu, sebaiknya pihak pabrik memperbaiki
kondisi jalan di kebun. Selain itu, kondisi gudang penyimpanan bahan baku juga
belum optimal karena masih kurang.
Oleh karena itu, sebaiknya pihak pabrik memperbaiki sistem penyimpanan bahan
bakuserta dapat meminimalisasikan
loses pada saat pengangkutan juga pemindahan lateks ke bak pengumpulan lateks
tersebut.
Post a Comment