Header Ads

test

LAPORAN PRAKTIKUM MK. PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA DI PETERNAKAN MASYARAKAT (LAPANGAN)

                                                         LAPORAN PRAKTIKUM
MK. PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA
DI PETERNAKAN MASYARAKAT
(LAPANGAN)




Oleh:
Ari Albana Saputra
NIM : EIC017040
Kel. Lapangan: 5 (lima)






Universitas Bengkulu
Oktober 2018



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum MK. Produksi Ternak Potong dan Kerja, di peternakan Masyarakat tepat pada waktunya. Dengan selesainya penulisan laporan ini tidak  terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.       Bapak Ir. Dwatmadji,M.Sc., PhD selaku dosen pembimbing MK.Produksi Ternak Potong dan Kerja di peternakan Masyarakat.
2.       Semua asisten dosen yang terlibat dalam membimbing penulis selama praktikum.
3.       Terkhusus buat teman-teman sekelompok penulis yang telah bekerja sama dalam menjalankan praktikum ini.
4.       Teman-teman yang sudah bekerja sama membantu penulis selama praktikum.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Praktikum MK. Produksi Ternak Potong dan Kerja ini dapat bermamfaat bagi kita dan khususnya bagi penulis.


Bengkulu, 26 September 2017



                                                                                                                        Ari Albana Saputra


HALAMAN PENGESAHAN


Sehubungan dengan penyusunan laporan praktikum MK Produksi Ternak Potong dan Kerja di Peternakan Masyarakat / Lapangan yang saya ikuti pada semester Ganjil 2017/2008, maka bersama ini saya:

Nama Mahasiswa
:
Ari Albana Saputra
NIM
:
E1C017040
Nama Kelompok Lapangan
:
Lapangan  5
Jenis Ternak
:
Sapi Bali
Menyatakan bahwa laporan ini benar-benar saya susun sendiri, dan bukan merupakan hasil laporan praktikum mahasiswa lain.Laporan ini juga sudah saya konsultasikan dengan Asisten Dosen MK. Produksi Ternak Potong dan Kerja.


        Bengkulu,26 Oktober 2018.
 Asisten Dosen,                                                                                                                                  



 Winni Simanjuntak                                                                   Ari Albana Saputra
  E1C016087                                                                                 E1C017040            



DAFTAR ISI







DAFTAR GAMBAR




DAFTAR LAMPIRAN






A.MATERI dan METODE

A.1. Jadwal Pelaksanaan dan Daftar Anggota Kelompok

            Waktu Praktikum MK. PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA di peternakan masyarakat (lapangan) kami lakukan pada  13 Oktober 2018.
            Adapun nama-nama anggota klompok kami yaitu sebagai berikut:
No
                            Nama
NIM
1
Wahyu Dwi Saputra
E1C017022
2
Ari Albana Saputra
E1C017040
3
Darmawan Yoga Saputra
E1CO17118
4
Khusnul khotimah
E1C017015
5
Abdul Majid
E1C017146
6
Dion Dwi Purtra
E1C017096
7
Rocky Meido Falah
E1C017104
8
Yoga Anda Syaputra
E1C017070
 









Gambar 1. Foto kelompok dengan pemilik

A.2. Lokasi Peternakan

            Untuk praktikum lapangan di masyarakat ini kami melakukan praktikum di peternakan rakyat milik bapak Afan Zakarya bertempat di Jl.Padat karya dusun 3 desa Taba pondok kubang Bengkulu tengah.

A.3. Materi                  

            Sapi bali ( Bos sandoicus ) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi ( penjinakan ) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa domestikasi tersebut berlangsung di Bali sehingga disebut sapi bali. Sapi bali memiliki beberapa keunggulan , diantaranya mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk, seperti daerah yang bersuhu tinggi, mutu pakan yang rendah/kasar, dll. Sapi bali juga merupakan plasma nutfah dan sebagai ternak potong andalan yang dapat memenuhi kebutuhan daging sekitar 27% dari total populasi sapi potong Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi bali tergantung pada kualitas nutrien yang terkandung pada setiap pakan yang dikonsumsi. Pada umumnya, kebutuhan akan nutrien dari ternak sapi adalah energi berkisar 60-70%. Total Digestible nutrient (TDN) protein kasar 2% dan lemak 3-5% (Sastradipradja, 1999).
      Sapi bali memiliki tanduk berukuran pendek dan kecil, kepala panjang, halus dan sempit, serta leher yang ramping. Sapi bali sangat produktif dan adaptif terhadap lingkungan. Persentase pedet yang dihasilkan mencapai 80%. Sapi bali mampu mencerna pakan berkualitas rendah, menghasilkan karkas berkualitas bagus, harga jual tinggi dan dapat digunakan sebagai hewan tenaga kerja. Sapi bali digunakan sebagai ternak kerja, tetapi dianggap sebagai ternak potong karena memiliki kualitas karkas yang baik. Kulit berpigmen dan halus. Puncak kepala yang datar, telinga berukuran sedang dan bediri. Tanduk jantan berukuran besar tumbuh ke samping kemudian ke atas dan runcing (Natural Veterinary, 2009).
                                                      
Alaminya, sapi bali hidup berkeliaran  dan melakukan semua aktivitas di alam bebas. Kebutuhan hidup sapi bali tergantung pada kondisi yang disediakan alam , sehingga produktivifitas sapi bali tersebut sangat rendah. Pemeliharaan sapi bali dimaksudkan agar produktivitas dan reproduktivitas tercapai sesuai dengan tujuan pemeliharaan (Andi, 1993).

Pemeliharaan semi intensif, sapi bali dipelihara di padang penggembalaan yang terbatas. Kandang disedikan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhanya seperti makan, minum, berteduh dan tidur. Padang penggembalaan difungsikan untuk melakukan exercise (peregangan otot), berjemur dan mencari pakan tambahan (Pane,1991 dan Aziz, 1993).

Dalam usaha ternak sapi potong rakyat masih sering muncul beberapa permasalahan, diantaranya masih terjadi kawin berulang (S/C > 2) dan rendahnya angka kebuntingan sehingga menyebabkan panjangnya jarak beranak pada induk (> 18 bulan) (Affandhy dkk., 2007).

Salah satu faktor penyebab rendahnya perkembangan populasi sapi menurut Toelihere (1985) adalah manajemen perkawinan yang tidak tepat, yakni: (1) pola perkawinan yang kurang benar, (2) pengamatan birahi dan waktu kawin tidak tepat, (3) rendahnya kualitas atau kurang tepatnya pemanfaatan pejantan dalam kawin alam dan (4) kurang terampilnya beberapa petugas serta (5) rendahnya pengetahuan peternak tentang kawin suntik/IB.

Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar utama yang berasal dari tanaman berwarna hijau. Agar pakan tersebut bermamfaat bagi ternak, pakan harus diketahui kandungan zat-zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Retnani,2010).

Pakan adalah semua bahan yang biasa diberikan dan bermanfaaat bagi ternak serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap tubuh ternak.Pakan yang diberikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein dan mineral (Parakkasi, 1995).

Pemberian pakan hijauan pada ternak sapi diberikan acuan 10% dari bobot badan dalam sehari serta kosentrat dapat diberikan sebanyak 2,5-3% dari bobot badan sapi (Bandini, 1999).

Nurachma et al. (2004) menyebutkan rumput lapangan terdiri atas campuran berbagai spesies rumput sehingga dapat dikatakan sebagai hijauan unggul karena memiliki kandungan zat-zat makanan kompleks dengan sifat mengisi yaitu sesuatu zat makanan yang tidak terdapat pada salah satu jenis rumput biasanya terdapat pada rumput lain.

Fungsi kandang adalah  sebagai pelindung  bagi ternak dari sengatan panas sinar matahari maupun hujan, memudahkan peternak untuk pengawasan bagi ternak dalam hal pemberian pakan dan minum,serta memudahkan dalam pembersihan kotoran ternak dan juga mencegah pencurian ternak (Ngadiyono,2007).

Kandang koloni atau kandang komunal merupakan kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak,secara bebas tanpa diikat. Penggunaan tenaga kerja untuk kandang kolono lebih efesien dibandingkan kandang model indipidu, Karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan tempat pakan, tempat minum dan sekitaran kandang. Dalam hal ini satu orang tenaga kerja mampu menangani sekitar 50 ekor, Sedangkan individu sekitar 15-20 ekor (Yosi, 2009).


                                                                                                                                     



B. HASIL DAN PEMBAHASAN

 B.1. DATA PEMILIK

Nama Pemilik                              : Bapak Afan Zakarya
Pekerjaan utama                         : Petani sawit
Pekerjaan lainnya                                    : Pekerjaan beliau sehari-hari seorang peternak sapi
Umur/pendidikan terakhir          : 59 tahun/ dengan pendidikan terakhirnya Sma                                  
  (sekolah menenga atas)
Jumlah keluarga                          : 5 Orang
Alamat                                          : Jl. Padat karya dusun 3 desa tabah pondok kubang Bengkulu Tengah
Kepemilikan                                : Ternak yang dipelihara Bapak Affan zakarya adalah
  ternak milik sendiri
Jumlah penghasilan                   : Rp. 3.800.000/bulan.
Peta Lokasi                                   :

Gambar 2. Peta Lokasi


B.2. TERNAK

Tujuan pemeliharaan                  :  Penggemukan dan diperanakan
Kapan mulai beternak                 : Tahun 2008
Jumlah ternak                               : 38 ekor Sapi
Jenis Ternak                                  : Sapi 
Bangsa Ternak                              : Sapi Bali dan sapi Lampung
Perkiraan Umur ternak                 : untuk indukan umurnya 4 tahun dan untuk pedet    
  ada yang baru umur 2 bulan
BCS Ternak (Kalau sapi)               : 3-4
Kapan ternak mulai dipelihara
 dan kapan dijual                          : Ternak di pelihara sejak tahun 2008  dan di jual jika ada kebutuhan mendadak dan hari-hari besar islam terutama idul adha.
Pemanfaatan kompos                   :  Untuk sendiri, digunakan untuk memupuk kebun       
  sawit milik bapak Afan Zakarya itu sendiri.
Lama pemeliharaan                     : Bapak Affan  memulai berternak kurang
  lebih 10 tahun
Estimasi harga jual dan
harga beli ternak                          : Rp 14.000.000 sampai 15.000.000  per-ekor
Gambar 3. Ternak Sapi
Tujuan dari peternakan bapak Afan Zakarya yaitu untuk mengembangkan peternakannya sendiri khususnya untuk pengemukan dan dikembang biakkan  Bapak Afan Zakarya  sendiri telah beternak sapi mulai dari tahun 2008 (Pemeliharaan sekitar 10 tahun-an)  dan sapinya sendiri  berjumlah sampai 38 ekor diantaranya adalah sapi Bali dan sapi Lampung. Dalam pemeliharaan ternak Bapak Affan membiarkan ternaknya lepas bebas mencari makan dengan sendiri di kebun sawit miliknya. Disana terdapat banyak hijauan segar seperti rumput lapang dan rumput lainya. Bapak Afan melepaskan ternaknya mulai  pukul 11 siang sampai pukul 5 sore.
Pada peternakan bapak Afan Zakarya  jenis sapi yang digunakan adalah sapi bali dan Sapi Lampung kedua jenis sapi tersebut  merupakan jenis sapi asli dari indonesia,sapi jenis ini banyak diternakan karena mudah beradaptasi,mudah dikendalikan,cepat berkembang biak, hal ini sependapat dengan apa yang dikatakan oleh (Sastradipradja, 1999) Sapi bali ( Bos sandoicus ) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi ( penjinakan ) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa domestikasi tersebut berlangsung di Bali sehingga disebut sapi bali. Sapi bali memiliki beberapa keunggulan , diantaranya mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk, seperti daerah yang bersuhu tinggi, mutu pakan yang rendah/kasar, dll. Sapi bali juga merupakan plasma nutfah dan sebagai ternak potong andalan yang dapat memenuhi kebutuhan daging sekitar 27% dari total populasi sapi potong Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi bali tergantung pada kualitas nutrien yang terkandung pada setiap pakan yang dikonsumsi. Pada umumnya, kebutuhan akan nutrien dari ternak sapi adalah energi berkisar 60-70%. Total Digestible nutrient (TDN) protein kasar 2% dan lemak 3-5%.

B.3. PAKAN

Jenis pakan yang diberikan                      : Hijauan
Formulasi ransum                                      : Tidak Ada
Jumlah pemberian pakan                         : Ternak tidak diberikan pakan melainkan
Dilepas atau dibiarkan mencaari makan dengan sendiri dari pukul 11: 00 sampai pukul 17:00  
Apakah ada perlakuan terhadap pakan   : Tidak ada
Siapa yang memberikan informasi
 tentang teknologi pakan                         : Tidak ada
Cara mendapatkan pakan                         :  Mencari disekitar kebun sawit milik bapak
  Affan itu  sendiri
Estimasi biaya pakan                                 : Tidak ada

Untuk pemberian pakan, bapak Afan Zakarya tidak secara langsung memberikan pakan terhadap ternak melainkan membiarkan ternak tersebut mencari makanan dengan sendiri Disitu ternak dibiarkan mencari makanan sendirinya di sekitaran kebun sawit milik Bapak Affan itu sendiri, hijauan yang terdapat disana bermacam-macam  seperti rumput lapangan,rumput gajah dan lainnya. Peryataan ini sependapat dengan literature yang mengatakan bahwa Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar utama yang berasal dari tanaman berwarna hijau. Agar pakan tersebut bermamfaat bagi ternak, pakan harus diketahui kandungan zat-zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Retnani,2010).
Disini bapak Afan Zakarya hanya membiarkan ternaknya mengkonsumsi  pakan berupa hijauan saja tanpa memberikan pakan tambahan seperti konsentrat atau ransum. dalam jumlah pemberian pakan,  Bapak Afan tidak pernah memberikan hijauan terhadap ternaknya melaikan ternak tersebut dilepaskan di kebun milik bapak Afan sendiri disana ternak bebas mengkonsumsi hijauan.
Untuk perlakuan terhadap pakan disini tidak ada perlakuan lebih terhadap pakan karena ternak mencari hijauan dengn sendirinya.
Begitu juga dengan cara mendapatkan pakan Bapak Affan membiarkan ternaknya mencari hijauan di daerah sekitar kebun miliknya sendiri disana banyak sekali hijauan segar seperti rumput lapang,rumput gajah dan masih banyak lagi hijauan lainnya. Untuk Estimasi biaya pakan tidak ada

B.4. KANDANG

Ukuran kandang                           : panjang 10 meter, lebar 4 meter, tinggi 4 meter (kandang kelompok)
Bahan kandang                           :  Dinding Kayu, Lantai semen, Atap kayu
Estimasi biaya pembuatan
Kandang                                      : Rp 3.000.000
Gambar :                                     
           
Untuk kandang ternak milik bapak Affan Memiliki ukuran yang lumayan luas yaitu panjang 10 meter lebar 4 dan tinggi kandang 4 meter, untuk lantai sudah semen dinding kayu atap juga menggunakan kayu hampir semua bahan kandang ini menggunakan kayu. Tipe kandang yang digunakan Bapak Affan adalah tipe kandang koloni atau klompok, disini kandang Affan dapat menampung semua ternaknya yang berjumlah 38 ekor. Hal ini sesuai dengan literature (Yosi, 2009)  yang Mengatakan bahwa Kandang koloni atau kandang komunal merupakan kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak,secara bebas tanpa diikat. Penggunaan tenaga kerja untuk kandang kolono lebih efesien dibandingkan kandang model indipidu, Karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan tempat pakan, tempat minum dan sekitaran kandang. Dalam hal ini satu orang tenaga kerja mampu menangani sekitar 50 ekor, Sedangkan individu sekitar 15-20 ekor.
            Untuk emitasi biaya pembuatan kandang, disini Bapak Affan menghabiskan dana sebesar Rp, 3.000.000 disini biaya pembuatan kandang terbilang kucup murah karena kami lihat dari segi kandang merupakan kandang yang sederhana. Untuk bagian-bagian kandangnya Bapak Afan menggunakan bahan yang terjangkau seperti dinding kayu atap beliau juga menggunakan kayu untuk lantai sudah smen.
           


B.5. KESEHATAN TERNAK

Nama penyakit yang pernah terdeteksi            : Jembrana
Cara pencegahan penyakit                    : Pengasapan di sekitar kandang
Cara pengobatan penyakit                     : Diobati menggunakan obat
Estimasi biaya untuk kesehatan ternak : Rp. 200.000 untuk sekali pembelian obat

Untuk kesehatan ternak selama pemeliharaan  pada ternak Bapak Affan zakarya penyakit yang perna terdeteksi adalah penyakit  Penyakit keringat darah (Penyakit Jembrana) ini disebabkan oleh virus jembrana (retrovirus) dan bersifat ganas pada sapi bali.  Penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi lainnya diperkirakan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk.  ciri-ciri yang ditimbulkan jika ternak sapi terserang penyakit jembarana (keringat darah),ternak sapi mengalami demam tinggi, suhu badan mencapai 38 sampai 42°C,diare yang sering bercampur darah.Hal ini mempunyai persamaan dengan peryataan literature ( Yogi, 2010) yang mengungkapkan bahwa  Gejala umum ternak yang terserang penyakit Jembrana adalah demam tinggi, lymphadenopathy, lymphopenia, keringat darah dan mucus yang berlebihan pada mulut dan hidung.
Dalam pencegahan penyakit Bapak Affan mengatasinya dengan melakukan pengasapan terhadap ternak dengan di sekitar kandang tujuan dari pengasapan ini adalah untuk mengusir lalat penghisap darah, caplak dan nyamuk yang dapat menularkan berbagai macam penyakit contohnya seperti penyakit Jembrana. Cara pengobatan yang kedua Bapak Affan memberikan obat Ampicilin,wormzol-B, Rhemafor.
Estimasi biaya untuk kesehatan ternak Bapak Affan yaitu Rp. 200.000 untu sekali pembelian obat.



B.6. INSEMINASI BUATAN

       Apakah bapak/ibu tahu tentang IB                   : Iya, tahu
Kapan bapak tahu tentang IB                            : Selama beternak
Dari mana bapak tahu tentang IB                     : Dari orang tua
Apakah bapak menerapkan
 program IB pada ternak bapak                         : tidak
Berapa jumlah ternak yang di IB                                   : tidak ada
Apakah bapak tahu tanda-tanda sapi birahi    : iya, Tahu
Tanda birahi seperti apa                                     : keluar cairan lender putih dari  vulvanya dan sering menjilati kawan.
Apakah bapak tahu kalau ternak sudah bunting         : iya, tahu
Berapa kali IB sampai ternak bunting               : tenak tidak perna di IB
Apakah bapak tahu Jenis straw yang di
pakai, bangsa apa saja                                       : Bali dan sapi Lampung
Apakah menurut bapak  biaya IB                                  :
Melalui praktikum ini dapat diketahui bahwa peternak sudah mengetahui apa itu inseminasi buatan. Disini Bapak Affan sudah mengetahui apa itu IB disini beliau mejelaskan bahwa Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.  Bliau tau tentang IB ini selama beliau berternak. Bapak Affan sendiri tau IB dari kawan-kawan beliau.
Akan tetapi disini Bapak Affan Zakarya tidak pernah menerapkan Iseminasi Buatan (IB) selama beliau berternak melainkan dengan cara alami atau tradisional beliau lebih memilih cara alami karena lebih mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengawinkan ternaknya.
Disini bapak mengetahui Bapak Affan mengetahui tanda birahi pada ternaknya yaitu dilihat dari keluarnya cairan lender putih dari vulva dan ternak tersebut sering menjilati kawannya. Untuk Bangsa sapi yang dipakai adalah bansa sapi Bali dan sapi Lampung. Untuk biaya IB ini sendiri, berhubung tidak menerapkan Iseminasi Buatan (IB) biaya tersebut tidak ada.

B.7. PERHITUNGAN EKONOMI 

Biaya untuk produksi        : Untuk biaya produksinya Bibit awal Bapak Affan yaitu 2                  
  jantan dan 3 betina dengan biaya sebesar Rp. 38.000.000
Biaya untuk Tenaga kerja           : Bapak Affan memberikan upah terhadap penjaga    
ternaknya sebesar Rp. 2.000.000 per tahun dan dari hasil    penjualan sapi untuk pemjaga di beikan juga sebesar Rp. 100,000
Biaya lainnya                   : Pembelian obat untuk ternak Rp. 200.000 dari setiap
                                              Kali pembelian.
Hasil penjualan hasil ternak : Untuk  harga jual ternak,  disini Bapak Affan menjual     
Hidup dengan harga Rp. 14.000.000 sampai 15.000.000/ ekor.
            Untuk perhitungan ekonomi penjualan hasil ternak Bapak Affan beliau menjelaskan bahwa harga ternaknya Rp. 14.000.000 sampai 15.000.000 per ekor, akan tetapi disitu dipertimbangkan dengan bobot badan ternak tersebut dan juga persetujuan antara si pembeli dan penjual.
           






 

C.KESIMPULAN DAN SARAN

C.1 Kesimpulan

                Setelah melaksanakan Praktikum MK. PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA di Peternakan masyarakat (lapangan), kami dapat menyimpulkan bahwa Jenis sapi yang dipelihara oleh Bapak Affan sediri ialah sapi Bali dan Sapi Lampung. Teknik Pemeliharaan masih secara Tradisional, dan sistem mengawinkan ternaknya masih secara alami tanpa diterapkan Inseminasi buatan (IB). Ternak sapi Bapak Affan berjumlah 38 ekor untuk pemberian pakan, Bapak Affan tidak memberikan pakan secara langsung terhadap ternak melainkan ternak diliarkan atau mencari hijauan dengan sendiri. Untuk BCS ternaknya 3-4 kami lihat dari postur badan ternak itu sendiri. Untuk kandang disini Bapak Affan memiliki kandang yang cukup luas dengan panjang 10 meter lebar 4 meter tinggi 4 meter disini kandang koloni atau kandang klompok. Dan untuk pemanfaatan limbah ternak tidak dilakukan secara optimal, sisa feses di manfaatkan untuk memupuk kebun sawit milik Bapak Affan itu sendiri.  Untuk perhitungan ekonomi penjualan hasil ternak Bapak Affan beliau menjelaskan bahwa harga ternaknya Rp. 14.000.000 sampai 15.000.000 per ekor, akan tetapi disitu dipertimbangkan dengan bobot badan ternak tersebut dan juga persetujuan antara si pembeli dan penjual.

C.2 Saran

            Saran saya kepada praktikan agar lebih memperhatikan Bapak pada saat Bapak sedang menjelaskan ternaknya dan bagaimana cara Bapak memelihara ternaknya dengan baik, dan praktikan harus lebih aktif lagi bertanya kepada Peternak, karena bagaimanapun itu adalah sebagai petunjuk kita untuk menjadi Peternak yang sukses untuk kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA

 Affandy.Dkk. 2007. Produksi Ternak Potong dan Kerja. Makassar. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Andi. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
 Bandini, 1999 . Ilmu Pakan Ternak Umum. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
    Natural.2009. Memelihara Ternak Domba. Yogyakarta. Kanisius.
 Ngadiono. 2007. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminansia. Jakarta: UI Press.
 Nurachma, et. Al. 2004. Pemberian pakan pada Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Yogyakarta:Kanisius.
  Pane.Dkk. 1993. Seri Agribisnis Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Bogor. PT. Penerbit Penebar Swadaya.
Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong. Grati : Pasuruan.
  Prakkasi. 1995. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
         press.
  Retnani . 2010 Ilmu Makanan dan Ternak Ruminansia. Jakarta: UI Press.
           Sastradipradja.1985. . Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
           Thelihere.1999. Ilmu Reproduksi Hewan.Jakarta.P.T Mutiara Sumber Widya.
           Yogi.2010.Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta.Gadjah Mada University Press
Yosi. 2009. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong . Pusat Penelitian dan   


LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kelompok
Lampiran 2. Kandang
Lampiran 3. Foto ternak

Lampiran 4. Peta Lokasi

Nama Pemilik                              : Bapak Afan Zakarya
Pekerjaan utama                         : Petani sawit
Pekerjaan lainnya                                    : Pekerjaan beliau sehari-hari seorang peternak sapi
Umur/pendidikan terakhir          : 59 tahun/ dengan pendidikan terakhirnya Sma                                  
  (sekolah menenga atas)
Jumlah keluarga                          : 5 Orang
Alamat                                          : Jl. Padat karya dusun 3 desa tabah pondok kubang Bengkulu Tengah
Kepemilikan                                : Ternak yang dipelihara Bapak Affan zakarya adalah
  ternak milik sendiri
Jumlah penghasilan                   : Rp /bulan.
Lampiran 5. Data Peilik
Tujuan pemeliharaan                  :  Penggemukan dan diperanakan
Kapan mulai beternak                 : Tahun 2008
Jumlah ternak                               : 38 ekor Sapi
Jenis Ternak                                  : Sapi 
Bangsa Ternak                              : Sapi Bali dan sapi Lampung
Perkiraan Umur ternak                 : untuk indukan umurnya 4 tahun dan untuk pedet    
  ada yang baru umur 2 bulan
BCS Ternak (Kalau sapi)               : 3-4
Kapan ternak mulai dipelihara
 dan kapan dijual                          : Ternak di pelihara sejak tahun 2008  dan di jual jika ada kebutuhan mendadak dan hari-hari besar islam terutama idul adha.
Pemanfaatan kompos                   :  Untuk sendiri, digunakan untuk memupuk kebun      
  sawit milik bapak Afan Zakarya itu sendiri.
Lama pemeliharaan                     : Bapak Affan  memulai berternak kurang
  lebih 10 tahun
Estimasi harga jual dan
harga beli ternak                          : Rp 14.000.000 sampai 15.000.000  per-ekor
Lampiran 6. Data Ternak

Jenis pakan yang diberikan                      : Hijauan
Formulasi ransum                                      : Tidak Ada
Jumlah pemberian pakan                         : Ternak tidak diberikan pakan melainkan
Dilepas atau dibiarkan mencaari makan dengan sendiri dari pukul 11: 00 sampai pukul 17:00  
Apakah ada perlakuan terhadap pakan   : Tidak ada
Siapa yang memberikan informasi
 tentang teknologi pakan                         : Tidak ada
Cara mendapatkan pakan                         :  Mencari disekitar kebun sawit milik bapak
  Affan itu  sendiri
Estimasi biaya pakan                                 : Tidak ada
Lampiran 7. Data Pakan
                 Ukuran kandang                           : panjang 10 meter, lebar 4 meter, tinggi 4 meter    
                                                                          (kandang kelompok)
Bahan kandang                           :  Dinding Kayu, Lantai semen, Atap kayu
Estimasi biaya pembuatan
Kandang                                      : Rp 3.000.000
Lampiran 8. Data Kandang


Nama penyakit yang pernah terdeteksi            : Jembrana
Cara pencegahan penyakit                    : Pengasapan di sekitar kandang
Cara pengobatan penyakit                     : Diobati menggunakan obat
Estimasi biaya untuk kesehatan ternak : Rp. 200.000 untuk sekali pembelian obat
Lampiran 9. Data Kesehatan Ternak
       Apakah bapak/ibu tahu tentang IB                   : Iya, tahu
Kapan bapak tahu tentang IB                            : Selama beternak
Dari mana bapak tahu tentang IB                     : Dari orang tua
Apakah bapak menerapkan
 program IB pada ternak bapak                         : tidak
Berapa jumlah ternak yang di IB                                   : tidak ada
Apakah bapak tahu tanda-tanda sapi birahi    : iya, Tahu
Tanda birahi seperti apa                                     : keluar cairan lender putih dari  vulvanya dan sering menjilati kawan.
Apakah bapak tahu kalau ternak sudah bunting         : iya, tahu
Berapa kali IB sampai ternak bunting               : tenak tidak perna di IB
Apakah bapak tahu Jenis straw yang di
pakai, bangsa apa saja                                       : Bali dan sapi Lampung
Lampiran 10. Data IB

Biaya untuk produksi        : Untuk biaya produksinya Bibit awal Bapak Affan yaitu 2                  
  jantan dan 3 betina dengan biaya sebesar Rp. 38.000.000
Biaya untuk Tenaga kerja     :Bapak Affan memberikan upah terhadap penjaga    
 ternaknya sebesar Rp. 2.000.000 per tahun dan dari      
 hasil    penjualan sapi untuk pemjaga di beikan juga    
 sebesar Rp. 100,000
Biaya lainnya                       : Pembelian obat untuk ternak Rp. 200.000 dari setiap
                                              Kali pembelian.
Hasil penjualan hasil ternak : Untuk  harga jual ternak,  disini Bapak Affan menjual     
Hidup dengan harga Rp. 14.000.000 sampai 15.000.000/ ekor.
Lampiran 11. Data Ekonomi


No comments