Header Ads

test

LAPORAN PRATIKUM PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA DI KANDANG DI PETERNAKAN MASYARAKAT (LAPANGAN) #3


DI KANDANG DI PETERNAKAN MASYARAKAT

Description: logo unib.png


Oleh:
Abdul Majid
NIM : EIC017146
Kel. Lapangan: 2/5





Universitas Bengkulu
September 2018


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Setinggi puja dan sedalam syukur marilah kita ucapkan atas limpahan rahmat dan karunia yang Allah berikan, sehingga dengan ini saya dapat menyelesaikan laporan praktikum lapangan yang telah saya buat pada Mata Kuliah Produksi Ternak Potong dan Kerja dengan lancar dan mudah-mudahan diberkahi-Nya. Tak lupanya shalawat beserta salam kita kirimkan kepada nabiyullah junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW yang mana beliau telah membimbing umatnya menuju jalan yang benar dan penuh terang benderang.
Pada kesempatan ini juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah mengajarkan  Mata Kuliah Produksi Ternak Potong dan Kerja, kepada bapak Ir.Dwatmadji, MSc, Ph.D dan kepada Ibu Drh. Tatik Suteky,M.Sc serta Coass atau asisten dosen Mata Kuliah Produksi Ternak Potong dan Kerja.
Dengan ini saya membuat dan menyusun laporan praktikum lapangan produksi ternak potong dan kerja. Namun, hal ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan maupun pembahasan. Maka dari itu saya mohon maaf dan meminta kritik dan saran dari pembaca agar lebih baik lagi ke depannya dan semoga ini bermanfaat bagi pembaca.
Bengkulu, 26 Oktober 2018


Abdul Majid
(E1C017146)



HALAMAN PENGESAHAN


Sehubungan dengan penyusunan laporan praktikum MK Produksi Ternak Potong dan Kerja di Peternakan Masyarakat / Lapangan yang saya ikuti pada semester Ganjil 2017/2008, maka bersama ini saya:

Nama Mahasiswa
:
Abdul Majid
NIM
:
E1C017146
Nama Kelompok Lapangan
:
Lapangan 2/5
Jenis Ternak
:
Sapi Bali dan Sapi Lampung
Menyatakan bahwa laporan ini benar-benar saya susun sendiri, dan bukan merupakan hasil laporan praktikum mahasiswa lain.
Laporan ini juga sudah saya konsultasikan dengan Asisten Dosen MK. Produksi Ternak Potong dan Kerja.


Bengkulu, Oktober 2018.
Asisten Dosen,                                                                        Nama Mahasiswa,



<Nofriska Winni Simanjuntak>                                <Abdul Majid>
NIM: EIC016087                                                          NIM: EIC017146


DAFTAR ISI




DAFTAR GAMBAR





DAFTAR LAMPIRAN




A. MATERI DAN METODE

A.1. Jadwal Pelaksanaan dan Daftar Anggota Kelompok

A.1.1. Jadwal Pelaksanaan
Sabtu, 13 Oktober 2018
A.1.2. Daftar Anggota Kelompok

NO
NAMA
NPM
1
Abdul Majid
E1C017146
2
Ari Albana Saputra
E1C017040
3
Darmawan Yoga Saputra
E1C017118
4
Dion Dwi Putra
E1C017096
5
Khusnul Khotimah
E1C017015
6
Rocky Meido Falah
E1C017004
7
Wahyu Dwi Saputra
E1C017002
8
Yoga Anda Syaputra
E1C017070

A.2. Lokasi Peternakan

A.3. Materi

A.      Ternak
Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara umum.
Sapi bali adalah jenis sapi yang unggul asli dari Bali Indonesia, sapi ini hasil domestikasi dari banteng atau bibos banteng. Sapi ini sudah cukup banyak populasinya dan dikembangbiakkan oleh warga bali sendiri sejak lama. Sapi bali saat ini banyak dijadikan komoditi usaha penggemukan sapi bali oleh banyak masyarakat Indonesia khususnya.


Di Indonesia perkembangan sapi bali sangat cepat dibanding dengan breed potong lainnya, hal tersebut disebabkan breed ini lebih diminati oleh petani kecil karena beberapa keunggulannya yang antara lain, tingkat  kesuburannya tinggi sebagai sapi pekerjan yang baik dan  efisien serta dapat memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi dimana breed lainnya tidak dapat. Persentase karkas tinggi, daging tanpa lemak, heterosis positif tinggi pada persilangan, daya adaptasi yang tingi terhadap lingkungan dan persentase beranak dapat mencapai 80 persen. Selain beberapa keungunggulan diatas terdapat juga kekurangan yakni sapi bali pertumbuhannya lambat,  rentan terhadap penyakit tertentu seperti: penyakit jembrana, peka terhadap penyakit ingusan (malignant catarrhal fever) dan bali ziekte (hardjosubroto,1994)
Sapi tergolong ternak ruminansia besar yang menghasilkan susu daging. Banyak keuntungan yang diperoleh jika melakukan pemeliharaan sapi secara intensif, yaitu pemeliharan dalam kandang yang sesuai dengan persyaratan teknis.  Pemberian pakan sesuai dengan standar kebuutuhan gizi ternak dan disediakan dalam jumlah yang cukup. Pemeliharaan yang intensif dapat memudahkan pemelharaan dan perawatan terhadap ternak yang sakit, lebih menghemat tenaga kerja serta  kesehatan ternak lebih terjamin (AAK,1998)
Pada praktikum lapangan yang di laksanakan selama 1 hari pada Oktober 2018 di peternakan masyarakat menggunakan jenis ternak sapi bali dan sapi lampung yang berjumlah 38 ekor termasuk anak sapi yang pada awal beternak hanya terdapat 2 ekor sapi sehingga terus berkembang seperti sekarang dan dimulai pada 10 tahun yang lalu.
B.      Pakan Ternak
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Hartanto, (2008),  pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.


Rasjid (2012), menyatakan bahwa pakan dapat digolongkan ke dalam sumber protein, sumber energi dan sumber sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak  merupakan sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan zat–zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. Retnani et al. (2010), menyatakan bahwa pakan merupakan faktor penentu produktivitas ternak, sehingga ketersediaan pakan yang berkualitas baik merupakan persyaratan untuk pengembangan ternak di suatu wilayah.
Pemberian pakan berupa hijauan saja tidak mampu meningkatkan atau memaksimalkan produksi ternak. Selain karena sifat hijauan yang voluminous (bulky) juga ketersediaannya yang berfluktuasi  sehingga perlu adanya teknologi pengolahan pakan yang membuat pakan lebih tahan lama dan mudah disimpan serta memiliki palatabilitas tinggi. Lebih lanjut Tangendjaja (2009), menyatakan bahwa teknologi pakan mencakup semua teknologi mulai dari penyediaan bahan pakan sampai ransum diberikan kepada ternak.
Pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan,  perkembangan, reproduksi, dan kesehatan ternak karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan . Pakan adalah peran utama dalam meningkatkan pertumbuhan ternak karena pakan ada nutrisi dalam pakan memberikan dalam mengembangkan pertumbuhan ternak.
Pakan yang digunakan untuk pemberian ternak yaitu mengandung vitamin, mineral, protein,  karbohidrat dan lemak. Untuk kandang untuk perlindungan ternak agar ternak merasa nyaman untuk penentuan tempat kandang yaitu pertama penentuan lokasi dengan syarat yaitu teduh, terkena sinar matahari, kontruksi dinding yang baik, drainase yang baik.
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan dan dicerna sebagian atau seluruhya oleh ternak tanpa mengganggu dalam proses pencernaannya ternak yang memakannya. Kualitas suatu bahan pakan ditentukan dari kandungan zat nutrisi atau komposisi kimianya. Pakan pokok basal berupa rumput hijau,legume,perdu,pohon-pohonan serta tanaman sisa panen (Tillman ,1998 ).


Pakan yang diberikan adalah pakan yang masih segar. Pakan diberikan tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Karena jika pakan berada dalam bak pakan lebih dari 12 jam, pakan akan menjadi basi, apek dan mudah berjamur yang akan menyebabkan pengambilan (intake)pakan oleh ternak menjadi berkurang. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadinya penurunan pengambilan pakan sebesar 1,0%, akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5-2,0% (Umar Ar dkk, 2006).
Jumlah pakan yang telah di konsumsi sapi dapat dilihat dengan menghitung jumlah pakan yang diberikan dikurang dengan jumlah pakan yang sisa, maka diketahui jumlah pakan yang dikonsumsi oleh sapi. Demikan halnya dengan konsentrat dan air minum yang diberikan pada sapi.
C.      Kandang Ternak
Pembuatan  kandang  untuk  sapi  potong  perlu memperhatikan  beberapa  persyaratan  antara  lain  dari segi  teknis,  ekonomis,    kesehatan  kandang  (ventilasi kandang,  pembuangan  kotoran),  efisiensi  pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.

·         Pemilihan lokasi:
Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih lokasi antara lain adalah :
1.  Ketersediaan sumber  air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak,
2.  Dekat dengan sumber pakan,
3.  Kemudahan  akses  transportasi  untuk  penyediaan pakan dan pemasaran,
4.  Tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan,
5.  Lokasi  lebih  tinggi  dari  sekelilingnya  sehingga memudahkan  untuk  pembuangan limbah  dan menghindari genangan air pada waktu hujan,
6.  Jarak  kandang  dengan  bangunan  umum  dan perumahan minimal 10 m,
7.  Tidak mengganggu kesehatan lingkungan,
8.  Relatif jauh dari jalan umum
9.  Limbah ternak dapat tersalur dengan baik.


Konstruksi  sangat  menentukan  ketahanan  bangunan, kandang  harus  dibuat  sekokoh  mungkin  sehingga  mampu menahan  beban  dan  benturan  serta  dorongan  yang  kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang  baik  sehingga    tidak  lembab  dan  tersedia  tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya.
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah  setempat,  tujuan  pemeliharaan,  dan  status fisiologis  ternak.  Untuk  dataran  tinggi  model  kandang  sapi potong  yang  baik  adalah  lebih  tertutup  untuk  melindungi ternak dari cuaca  dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya  yaitu  bentuk  kandang  yang  lebih  tinggi  dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang disesuaikan dengan status  fisiologis  dan  pola  pemeliharaan  ternak  seperti kandang  pembibitan, penggemukan, pembesaran,  kandang beranak/menyusui dan kandang pejantan. (M, Sukmawati Farida dan Kaharudin. 2010)
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi  dan tujuan usaha untuk  jangka panjang, menengah atau pendek.  Pemilihaan bahan kandang hendaknya  minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak tersedia.  Bagian-bagian dan  bahan  kandang  yaitu :


Ø  Lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dipadatkan, beton atau  pasir cemen (PC) dan kayu  yang kedap air.
Berdasarkan  kondisi alas lantai, dibedakan lantai kandang  sistem litter dan non litter. Alas lantai kandang sistem litter merupakan lantai kandang yang diberi tambahan   berupa serbuk gergaji atau sekam, dan bahan lainnya berupa kapur/dolomite sebagai dasar alas.   Pemberian bahan dasar alas dilakukan pada awal sebelum ternak dimasukan kedalam kandang. Sistem alas litter  lebih cocok untuk kandang koloni atau  kelompok, karena tidak ada kegiatan memandikan ternak  dan pembersihan kotoran feces secara rutin.  Kondisi  kandang dan ternaknya lebih kotor tetapi lebih efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja untuk pembersihan kandang. Bila kondisi letter kandang  becek, dilakukan penambahan serbuk gergaji yang dicampur dengan kapur/dolomite. Selain membuat alas kandang tetap kering,  penambahan kapur tersebut dapat berfungsi  sebagai bahan  untuk produksi kompos dan rasa empuk kepada ternak serta kesehatan menjaga kesehatan ternak.
Alas lantai kandang sistem  non litter merupakan lantai kandang tanpa mendapat tambahan apapun.  Model alas kandang  ini lebih tepat  untuk ternak yang dipelihara pada kandang tunggal atau kandang individu.  Kandang sistem non litter beserta ternaknya akan tampak lebih bersih dibanding sistem litter, karena secara rutin dilakukan kegiatan memandikan sapi dan pembuangan kotoran feces.
Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai kandang non litter  dibuat  miring kebelakang untuk memudahkan pembuangan kotoran dan menjaga  kondisi lantai tetap kering. Kemiringan lantai berkisar antara  2 – 5  %,  artinya   setiap panjang  lantai 1 meter maka  ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 – 5 cm.
Ø  Kerangka
Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada.


Ø  Atap
Terbuat dari  bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain-lain. Untuk daerah  panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap  untuk bahan genting adalah 30 – 45 % , asbes atau  seng sebesar 15 – 20 %  dan rumbia atau alang-alang sebesar 25 – 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter. Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa  model atap yaitu atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya  menggunakan  shade  atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor. Model atap   monitor, semi monitor dan  gable model kandang yang mempunyai atap  dua bidang , sedangkan  shade  mempunyai atap satu bidang.
Ø  Dinding
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi  waktu berdiri. Untuk dataran rendah, yang suhu udaranya  panas dan tidak ada angin kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka,  sehingga  cukup menggunakan  kayu atau  bambu yang berfungsi  sebagai pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang yang terbuat dari sekat kayu atau bambu hendaknya mempunyai jarak atar sekat  antara 40 – 50 cm. Untuk daerah dataran tinggi dan  udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang   anginnya  kencang,  dinding kandang harus lebih tertutup atau  rapat.

D.     Alat Kandang
·         Alat     :
Peralatan yang digunakan pada praktikum produksi ternak potong dan kerja adalah :
Ø  Sapu lidi
Ø  Sabit
Ø  Alat tulis
Ø  Kamera Hp
Ø  Timbangan digital untuk menimbang sapi
Ø  Sepatu boot
Ø  Karung



·         Bahan :
Bahan yang digunakan dalam praktikum mata kuliah ternak potong dan kerja ini adalah :
Ø  Sapi
Ø  Air
Ø  Pakan hijaun rumput

A.4. Anggota dan Foto di lokasi

Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0044.jpg
Gambar 1 Kelompok Praktikum Lapangan                
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0051.jpg
Gambar 2 Kandang Sapi
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0045.jpg
Gambar 3 Praktikan                                                     
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181026-WA0065.jpg
Gambar 4 Ternak Sapi


B. HASIL DAN PEMBAHASAN

B.1. DATA PEMILIK

·         Nama Pemilik : Bapak Affan Zakarya
·         Pekerjaan utama : Petani Sawit
·         Pekerjaan lainnya : Peternak Sapi
·         Umur/pendidikan terakhir : 59 Tahun/SMA Sederajat
·         Jumlah keluarga : 5 orang
·         Alamat : Jln. Padat Karya Dusun 3, Desa taba pondok kubang, Bengkulu tengah.
·         Peta Lokasi :
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0022.jpg
Gambar 5 Peta Lokasi
·         Milik sendiri : Sapi milik sendiri.
·         Jumlah penghasilan : kurang lebih Rp. 11.000.000.- setiap penjualan sapi dewasa.



B.2. TERNAK

·         Tujuan pemeliharaan : penggemukan dan breeding/untuk beranak
·         Kapan mulai beternak : kurang lebih 10 tahun
·         Jumlah ternak : jumlah ternak 38 ekor termasuk anak
·         Jenis Ternak : Sapi
·         Bangsa Ternak : Sapi Bali
·         Perkiraan Umur ternak : rata-rata 1,5-3 tahun
·         BCS Ternak : sapi yang terdapat di peternakan bapak affan masuk BCS 3 sampai 4.
·         Kapan ternak mulai dipelihara dan kapan dijual : dari awal kelahiran dan dijual pada saat ada peminat yang membelinya.
·         Pemanfaatan kompos : Pemanfaatan sendiri untuk pupuk sawit.
·         Lama pemeliharaan : biasanya bapak affan memelihara ternak sapinya sampai ada peminatnya namun lebih sering memeliharanya sampai usia 12-24 Bulan sebagai hewan kurban dan juga tergantung permintaan pembeli.
·         Estimasi harga jual dan harga beli ternak : harga beli 3-5 juta dan harga jual berkisar 10-11 juta.

B.3. PAKAN

·         Jenis pakan yang diberikan : jenis pakannya adalah hijauan
·         Formulasi ransum : tidak ada
·         Jumlah pemberian pakan : tidak menentu
·         Apakah ada perlakuan terhadap pakan : tidak ada
·         Siapa yang memberikan informasi tentang teknologi pakan : tidak ada
·         Cara mendapatkan pakan : mencari disekitar
·         Estimasi kandungan nutrisi : -
·         Estimasi biaya pakan : -

 



B.4. KANDANG

·         Ukuran kandang : panjang 10 m, lebar 4 dan tinggi 4 m.
·         Bahan kandang : bahan yang digunakan untuk membuat kandang bapak affan zakarya tersebut adalah kayu sebagai bahan utamanya yaitu tiang, dinding serta kerangka kandang lainnya, atapnya menggunakan seng dan semen sebagai lantainya.
·         Gambar
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0051.jpg
Gambar 6 Kandang Sapi
·         Estimasi biaya pembuatan kandang : Biaya pembuatan kandang yang terdiri dari pembelian kayu, atap dan semen memakan biaya sebesar Rp. 3.000.000,-

 

B.5. KESEHATAN TERNAK

·         Nama penyakit yang pernah terdeteksi : Penyakit Sambrana.
·         Cara pencegahan penyakit : pemberian resep dari dokter hewan.
·         Cara pengobatan penyakit : dosis bahan (ampicilin, bimactrin dan warmzol-B)
·         Estimasi biaya untuk kesehatan ternak : untuk pembelian obat satu paket sebesar 400-500 ribu.

B.6. INSEMINASI BUATAN

Peternakan Bapak Affan Zakarya tidak memakai IB


B.7. PERHITUNGAN EKONOMI

·         Biaya untuk produksi : Untuk pembiayaan bibit ternak awalnya 2 jantan 3 betina dengan biaya sebesar Rp. 38.000.000,- dan untuk pakan ternak tidak mengeluarkan biaya karna ternak dilepas dalam pekarang kebun dan mencari makan sendiri.
·         Biaya untuk Tenaga kerja/bulan : biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang berjumlah 1 orang yakni Rp. 2.000.000,- dan sebesar Rp. 100.000,- untuk setiap ekor sapi yang terjual.
·         Biaya lainnya : -
·         Hasil penjualan hasil ternak : kurang lebih Rp. 11.000.000.- setiap penjualan sapi dewasa dan kurang lebih Rp. 6000.000,- setiap penjual yang kecil


v  Pembahasan
Pakan hijauan adalah semua jenis bahan pakan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan yang berupa daun daunan bahkan batang tumbuhan yang lunak, ranting-ranting dan bunga. Dalam praktikum kali ini pakan hijauan  yang diberikan keadaanya sangat bagus dan sesuai dengan ternak.
Pakan hijauan selalu dalam  keadaan segar pada saat diberikan kepada ternak dalam praktikum ini. Berdasarkan pendapat wiliam, apabila dibandingkan dengan ternak monogastrik pakan sapi jauh lebih sederhana karena kebutuhan utama pada sapi hanya berupa hijauan dan juga rumput. Karena sapi adalah jenis ruminansia besar, maka dalam pemberian pakan tidak terlalu selektif tidak seperti ruminansia kecil.
Urip Santoso (2006) menyatakan bahwa ”sapi potong memerlukan ransum berdasarkan bahan kering sebanyak 2,0% dari berat tubuh. Sapi penggemukan mengkonsumsi pakan 2,0-3,0% dari berat bada, tetapi bila diberi hanya hijauan saja maka sering kali 5,0%-7,0% dari berat badannya, terutama bila diberikan hijauan kualitas rendah”. Sedangkan pada saat praktikum konsentrat yang diberikan berupa campuran antara dedak dan juga br2 dengan banyaknya 1% dari berat badan.

Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia   terhadap  produksi   daging   nasional   sehingga   usaha  ternak   ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha menguntungkan. Sapi potong telah lama dipelihara  oleh  sebagian  masyarakat  sebagai tabungan  dan  tenaga  kerja untuk mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit dan penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi  agribisnis  dengan  pola  kemitraan merupakan  salah  satu  alternatif untuk meningkatkan keuntungan peternak (Suryana, 2009). Hal ini mencakup dari tujuan bapak affandi untuk menjadi peternak sapi yang mana beliau sebenarnya adalah petani sawit karna memiliki wilayah tanah yang luas dan cocok untuk peternakan maka bapak affandi menjadi peternak sapi sebagai pekerjaan sampingan yang dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuknya.
Pendugaan umur dan berat badan seekor ternak menjadi sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi peternak bahkan mutlak. Keterampilan tersebut juga seharusnya dimiliki oleh pengajar, dosen, dan tenaga-tenaga ahli lapangan sehingga tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang merugikan sebelah pihak. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam pendugaan umur ternak. (Yulianto, Purnawan dan Cahyo Saparinto 2011)
Kondisi Gigi Seri
Perkiraan Umur
Gigi seri susu sudah lengkap
1 tahun
2 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
1-2 tahun
4 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
2-3 tahun
6 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
3-4 tahun
8 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
4-5 tahun
Gigi seri tetap sudah mulai aus dan tanggal
Lebih dari 5 tahun
Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa. Pertumbuhan menurut Williams (1982) adalah perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan panjang, volume ataupun massa. Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat berlindung yang layak.

C.KESIMPULAN DAN SARAN

C.1. Kesimpulan
Pada praktikum lapangan produksi ternak potong dan kerja ini di lakukan selama 1 hari pada hari sabtu, 13 Oktober 2018 bertempat di peternakan milik peternak yakni bapak affandi yang ada di kota Bengkulu. Beliau adalah seorang bapak berumur 59 tahun yang memiliki ternak sapi berjumlah 38 ekor yang dipelihara dalam sebuah kebun sawit berukuran 5 ha, pakan yang di berikan kepada ternak sapi ini adalah rerumputan hijau tanpa ada batas minimal dan maksimalnya karna peternakan sapi tersebut dipelihara dalam sebuah wilayah kebun yang banyak terdapat rumput, sehingga sapi dilepas begitu saja di dalam pekarangan kebun tersebut yang luas wilayahnya 5 ha. Namun, untuk pemberian konsentrat beserta air minum juga tidak ada karena sapi dilepas begitu saja dalam pekarangan kebun atau disebut sapi mencari makan dengan sendirinya dimulai pada pukul 11.00 s/d 17.00 WIB. Rata-rata usia sapi yang dimiliki bapak affandi berkisar 1,5-3 tahun dan  untuk penjualannya tergantung peminat yang ingin membeli sapi beliau harga jual berkisar 10-11 juta untuk sapi dewasa.
Kandang ternak yang digunakan untuk tempat sapi ini terdapat 2 bangunan kandang yang terbuat dari kayu dan beralaskan semen. Kandang ini termasuk kategori besar untuk tempat sapi sebanyak itu karena berukuran panjang 10 m, lebar 4 m dan tinggi 4 m. kandang ini terdiri dari atap seng, kayu, beralaskan semen dan untuk dindingnya dibuat seperti pagar dari kayu serta tidak ada pemisah antar sapi di dalamnya kecuali antar kedua bangunan kandang tersebut.




DAFTAR PUSTAKA


Hartanto. 2008. Estimasi Konsumsi Bahan kering, Protein Kasar, Total Digestible Nutriens dan Sisa Pakan pada Sapi Peranakan Simmental. Agromedia 26 (2). Hal: 34-43.
M, Sukmawati Farida, Kaharudin. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB .
Rasjid Sjamsuddin. 2012. The Great Ruminant: Nutrisi, Pakan, dan Manajemen Produksi. Penerbit: Brilian Internasional Surabaya.
Retnani Y, Kamesworo S, Khotidjah L, Saenab A. 2010. Pemanfaatan Wafer Limbah Sayuran Pasar Untuk Ternak DombaSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 2010 Agustus 2-3; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. hlm 503-510.
Tangendjaja B. 2009. Teknologi pakan dalam menunjang industri peternakan di IndonesiaPengembangan Inovasi Pertanian 2(3): 192-207. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S. Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Rasyid, Ainur, Hartati. 2007. Petunjuk Praktis Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Umar Ar dkk. 1991. Bambang. Beternak Domba dan Kambing .Kasinus: Yogyakarta.





LAMPIRAN


Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0044.jpg
Lampiran 1 Foto Kelompok
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0051.jpg
Lampiran 2 Foto Kandang
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0045.jpg
Lampiran 3 Foto Pratikan
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181026-WA0065.jpg
Lampiran 4 Foto Ternak
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0047.jpg
Lampiran 5 Foto Pratikan dan Ternak
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181013-WA0035.jpg
Lampiran 6 Foto Pratikan Berbincang dengan Pekerja Kandang


Lampiran 7 Isian Kuisioner Praktikum
KUISONER PRAKTIKUM DI PETERNAKAN MASYARAKAT
MK. PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA
SEPTEMBER-OKTOBER 2018

1. DATA PEMILIK

·         Nama Pemilik : Bapak Affan Zakarya
·         Pekerjaan utama : Petani Sawit
·         Pekerjaan lainnya : Peternak Sapi
·         Umur/pendidikan terakhir : 59 Tahun/SMA Sederajat
·         Jumlah keluarga : 5 orang
·         Alamat : Jln. Padat Karya Dusun 3, Desa taba pondok kubang, Bengkulu tengah.
·         Peta Lokasi :
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0022.jpg
Gambar 5 Peta Lokasi
·         Milik sendiri : Sapi milik sendiri.
·         Jumlah penghasilan : kurang lebih Rp. 11.000.000.- setiap penjualan sapi dewasa.


2. TERNAK
·         Tujuan pemeliharaan : penggemukan dan breeding/untuk beranak
·         Kapan mulai beternak : kurang lebih 10 tahun
·         Jumlah ternak : jumlah ternak 38 ekor termasuk anak
·         Jenis Ternak : Sapi
·         Bangsa Ternak : Sapi Bali
·         Perkiraan Umur ternak : rata-rata 1,5-3 tahun
·         BCS Ternak : sapi yang terdapat di peternakan bapak affan masuk BCS 3 sampai 4.
·         Kapan ternak mulai dipelihara dan kapan dijual : dari awal kelahiran dan dijual pada saat ada peminat yang membelinya.
·         Pemanfaatan kompos : Pemanfaatan sendiri untuk pupuk sawit.
·         Lama pemeliharaan : biasanya bapak affan memelihara ternak sapinya sampai ada peminatnya namun lebih sering memeliharanya sampai usia 12-24 Bulan sebagai hewan kurban dan juga tergantung permintaan pembeli.
·         Estimasi harga jual dan harga beli ternak : harga beli 3-5 juta dan harga jual berkisar 10-11 juta.

3. PAKAN

·         Jenis pakan yang diberikan : jenis pakannya adalah hijauan
·         Formulasi ransum : tidak ada
·         Jumlah pemberian pakan : tidak menentu
·         Apakah ada perlakuan terhadap pakan : tidak ada
·         Siapa yang memberikan informasi tentang teknologi pakan : tidak ada
·         Cara mendapatkan pakan : mencari disekitar
·         Estimasi kandungan nutrisi : -
·         Estimasi biaya pakan : -


4. KANDANG

·         Ukuran kandang : panjang 10 m, lebar 4 dan tinggi 4 m.
·         Bahan kandang : bahan yang digunakan untuk membuat kandang bapak affan zakarya tersebut adalah kayu sebagai bahan utamanya yaitu tiang, dinding serta kerangka kandang lainnya, atapnya menggunakan seng dan semen sebagai lantainya.
·         Gambar
Description: D:\WhatsApp Images\IMG-20181025-WA0051.jpg
Gambar 6 Kandang Sapi
·         Estimasi biaya pembuatan kandang : Biaya pembuatan kandang yang terdiri dari pembelian kayu, atap dan semen memakan biaya sebesar Rp. 3.000.000,-

 

5. KESEHATAN TERNAK

·         Nama penyakit yang pernah terdeteksi : Penyakit Sambrana.
·         Cara pencegahan penyakit : pemberian resep dari dokter hewan.
·         Cara pengobatan penyakit : dosis bahan (ampicilin, bimactrin dan warmzol-B)
·         Estimasi biaya untuk kesehatan ternak : untuk pembelian obat satu paket sebesar 400-500 ribu.

B.6. INSEMINASI BUATAN

Peternakan Bapak Affan Zakarya tidak memakai IB

7. PERHITUNGAN EKONOMI

·         Biaya untuk produksi : Untuk pembiayaan bibit ternak awalnya 2 jantan 3 betina dengan biaya sebesar Rp. 38.000.000,- dan untuk pakan ternak tidak mengeluarkan biaya karna ternak dilepas dalam pekarang kebun dan mencari makan sendiri.
·         Biaya untuk Tenaga kerja/bulan : biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang berjumlah 1 orang yakni Rp. 2.000.000,- dan sebesar Rp. 100.000,- untuk setiap ekor sapi yang terjual.
·         Biaya lainnya : -
·         Hasil penjualan hasil ternak : kurang lebih Rp. 11.000.000.- setiap penjualan sapi dewasa dan kurang lebih Rp. 6000.000,- setiap penjual yang kecil



No comments