LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SISTEM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Judul Praktikum : “Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks kerja”
LAPORAN
PRAKTIKUM
ANALISIS SISTEM DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Oleh
:
Judul
Praktikum : “Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks kerja”
Nama :
M. Hasybi Izzadin
NPM :
E1G014049
Kelompok :
2 (Dua)
Tanggal :
Senin, 10 Oktober 2016
Dosen :
1. Dr. Ir. Kurnia Harlina Dewi M.Si
2.
Evanila Silvia, Stp, MSi
Ko-Ass
: 1. Deki Antri Maryanto
(E1G013012)
2. Elin Wijayanti (E1G013005)
LABORATURIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada
umumnya, hampir semua user terutama manajemen sering dihadapkan pada kondisi
yang tidak pasti, unik, rumit / komplek, dan tidak struktur dalam mengambil
keputusan. Yang dimaksud dengan tidak pasti adalah masalah datang pada waktu
yang tiba tiba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya memiliki informasi yang
sangat rendah. Yang dimaksud dengan unik adalah masalah yang datang berbeda
dengan masalah yang biasa dihadapi bahkan mungkin tidak berulang lagi.
Sedangkan masalah yang rumit/komplek adalah yang mempunyai resiko terhadap
keputusan yang diambil dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Oleh
karena itu, manajemen di setiap level banyak membutuhkan pengetahuan dan
informasi agar dapat mendukung pengambilan keputusan. Dibutuhkan alternatif
keputusan agar menghasilkan keputusan yang tepat yaitu salah satu caranya
adalah mengunakan metode CPI (Comperative
Performance Indeks)
Tehnik
perbandingan indeks kerja (Comperative
Performance Indeks) merupakan indeks gabungan (Composit Index) yang dapat
digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternative
(i) berdasarkan beberapa criteria (j). Mengunakan transformasi data, karena
perbedaan berdasarkan nilai yang sangat menyolok, missal : data terdiri atas
puluhan : 30, 20, 25, data terdiri atsa satuan : 1,2 ; 1,1 ; 1,15
Metode composite performance index (CPI).
Metode ini merupakan indeks gabungan (composite index) yang dapat digunakan
untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i)
berdasarkan beberapa kriteria (j).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa
dapat membedakan antara criteria dan alternative fan menyusun criteria serta
alternative dari data menjadi informasi.
2. Mahasiswa
dapat melakukan transformasi data.
3. Mahasiswa
dapat melakukan perhitungan dengan metode perbandigan indeks kerja.
4. Mahasiswa
dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode perbandingan indeks kerja.
BAB
II
TINJAUAN PUSATAKA
Metode
composite performance index (CPI). Metode ini merupakan indeks gabungan
(composite index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau
peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).
McLeod, Raymond. (1996).
Adapun
dalam kompleks yaitu dalam pengertian prefensi pengambilan keputusan atas
resiko dan waktu memiliki peranan yang besar. Sifat komponen dan keterikatanya
bersifat dinamik. Sifat dan karakteristik permasalahan menejen usaha dan proyek
dapat digolongkan dalam 4 kategori yaitu : derektif, strategis, taktis, dan
operasional dengan cirri khasnya. (Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc.2004).
Pada
perinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan
keputusan berdasarkan institusi dan pengambilan keputusan rasional, berdasarkan
hasil analisis keputusan. (Mangku Subroto dan Trisandi.1985).
Pengambilan
keputusan dapat melalui dua kerangkakerja meliputi (1) pengambilan keputusan
tanpa percobaan (2) dan pengambilan keputusanyang berdasarkan suatu percobaan.
Pengambilan keputusan tanpa berdasarkan eksperimen dilakukan dengan cara
menyususn secara sistematis cara kerja umum sebelum mencarai solusi bagi
masalah yang diharapkan. Teori ini dikembangkan sejalan denganpendekatan
statistikdimana secara sederhana keputusan yang dihasilkam diupayakan
mempuinyai pengaruh kesalahan seminimum mungkin. (Prof. Dr. Ir. Marimin,
M.Sc.2004).
BAB
III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat
tulis
2. Kalkulator
3. Data
indeks kerja
·
IRR
·
B/V Rasio
·
BEP
·
DLL
3.2 Prosedur Kerja
1. Mengumpulkan
informasi ketersediaan bahan baku
2. Mengumpulkan
dan mencari engkuluve engkulu yang dapat dikembangkan di provinsi engkulu
berdasarkan bahan baku
3. Mencari
informasi IRR, B/V Rasio, BEP, NPV dari semua produk
4. Melakukan
pembobotan pada setiap indeks kerja
5. Melakukan
perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode perbandingan indeks kerja
6. Menentukan
pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan indeks kerja
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Informasi alternative industry yang dapat
dikembangkan bedasarkan bahan baku
Komoditas
|
Produksi
|
Luas
lahan
|
1.
Kopi
|
Permen
kopi,kopi bubuk
|
124,510
Ha
|
2.
Kelapa
|
Vco,
minyak kelapa
|
97
Ha
|
3.
Kakao
|
Bubuk
coklat, coklat
|
14,3
Ha
|
4.
Karet
|
Sendal,
ban motor
|
121,580
Ha
|
5.
Minyak nilam
|
Farfum,
kosmetik
|
300
Ha
|
6.
Markisa
|
Surup
markisa
|
-
|
7.
Ntadecoco
|
Minuman
natadecoco
|
-
|
8.
Fanili
|
Serubuk
fanili
|
97
Ha
|
9.
Plasma pisang
|
Bibit
|
620
Ha
|
4.1.2 Hasil informasi alternative industry yang
dapat dikembangkan (produk)
Komoditas
|
Alternative
produksi
|
Pasar
|
1.
Kopi
|
Permen
kopi,kopi bubuk
|
Masyarakat
|
2.
Kelapa
|
Vco,
minyak kelapa
|
Masyarakat
|
3.
Kakao
|
Bubuk
coklat, coklat
|
Masyarakat
|
4.
Karet
|
Sendal,
ban motor
|
Masyarakat
|
5.
Minyak nilam
|
Farfum,
kosmetik
|
Masyarakat
|
6.
Markisa
|
Surup
markisa
|
Industry
|
7.
Ntadecoco
|
Minuman
natadecoco
|
Industry
|
8.
Fanili
|
Serubuk
fanili
|
Industry
|
9.
Plasma pisang
|
Bibit
|
Industry
|
4.1.3 Tabel hasil pencarian informasi IRR, B/C
Ratio, BEP sebagai indeks kerja
Industry
|
Kriteria
|
||
IRR
|
B/C
Ratio
|
BEP
|
|
1.
Kakao
|
50,44
|
6,26
|
4468
|
2.
Kelapa
|
62,61
|
2,3
|
96697
|
3.
Minyak nilam
|
121,07
|
4,62
|
21
|
4.
Marktisa
|
27,96
|
2,5
|
172
|
5.
Karet
|
33,31
|
3,44
|
311
|
6.
Ntadecoco
|
21,5
|
1,15
|
28786
|
7.
Kopi
|
27,03
|
1,71
|
1496
|
8.
Fanili
|
33,64
|
1,66
|
678
|
9.
Plasma pisang
|
32,55
|
2,42
|
1706
|
4.1.4 Tabel hasil pembobotan setiap kereteria
berdasrkan pustaka atau pakar (narasumber)
Industry
|
Kireteria
|
||
IRR
|
B/C
Ratio
|
BEP
|
|
1.
Kakao
|
50,44/21,5x100=
234,6
|
6,26/1,15x100=
544,4
|
21/4468x100=
0,47
|
2.
Kelapa
|
62,61/21,5x100=
291,2
|
2,3/1,15x100= 200
|
21/96697
x100= 0,02
|
3.
Minyak nilam
|
121,07/21,5x100=
563,1
|
4,62/1,15x100=
401,7
|
21/21
x100=100
|
4.
Marktisa
|
921,5/21,5x100=
130,04
|
2,5/1,15x100=
217,39
|
21/172
x100= 12,2
|
5.
Karet
|
33,31/21,5x100=
154,9
|
3,44/1,15x100=
299,13
|
21/311
x100= 6,75
|
6.
Ntadecoco
|
21,5/21,5x100=
100
|
1,15/1,15x100=
100
|
21/28786
x100= 0,07
|
7.
Kopi
|
27,03/21,5x100=
125,7
|
1,71/1,15x100=
148,6
|
21/1496
x100= 1,4
|
8.
Fanili
|
33,64/21,5x100
=156,46
|
1,66/1,15x100=
144,34
|
21/678
x100= 3,09
|
9.
Plasma pisang
|
32,55/21,5x100=
151,39
|
2,42/1,15x100=
210,43
|
21/1706
x100= 1,23
|
4.1.5 Table perhitungan dengan metode perbandingan indeks kerja
Industry
|
Kireteria
|
Jumlah
|
||
IRR
|
B/C
Ratio
|
BEP
|
||
1.
Kakao
|
50,44x0,03=
70,38
|
544,4x0,4=
217,76
|
0,47x0,3=0,141
|
70,38+217,76+217,76=
288,28
|
2.
Kelapa
|
291,2
x0,03=87,36
|
200x0,4=80
|
0,02
x0,3=0,006
|
87,36+80+0,006=167,36
|
3.Minyak
nilam
|
563,1
x0,03=168,93
|
401,7
x0,4=160,68
|
100
x0,3=30
|
168,93+160,68+30=
359,62
|
4.
Marktisa
|
130,04
x0,03=39,01
|
217,39
x0,4=86,95
|
12,2
x0,3=3,66
|
39,01+86,95+3,66=129,628
|
5.
Karet
|
154,9
x0,03=46,47
|
299,13
x0,4=119,65
|
6,75
x0,3=2,02
|
46,47+119,65+2,02=168,156
|
6.
Ntadecoco
|
100
x0,03=30
|
100
x0,4=40
|
0,07
x0,3=0,021
|
30+40+0,021=70,02
|
7.
Kopi
|
125,7
x0,03=57,11
|
148,6
x0,4=59,44
|
1,4
x0,3=0,42
|
57,11+59,44+0,42=79,10
|
8.
Fanili
|
156,46
x0,03=46,93
|
144,34
x0,4=57,73
|
3,09
x0,3=0,92
|
46,93+57,73+0,92=105,60
|
9.Plasma
pisang
|
151,39
x0,03=45,41
|
210,43
x0,4=84,17
|
1,23
x0,3=0,36
|
45,41+84,17+0,36=129,58
|
4.1.6 Table menentuka keputusan dalam menentukan
agroindustri yang akan di kembangkan
Industry
|
Peringkat
pilihan meputusan
|
Minyak
nilam
|
1
|
Kakao
|
2
|
Karet
|
3
|
Minyak
kelapa
|
4
|
Plasma
pisang
|
5
|
Markisa
|
6
|
Vanili
|
7
|
Kopi
|
8
|
Nata
the coco
|
9
|
Kesimpulan : dari table diatas
menunjukan bahwa data susunan alternative dari terbesar ke yang terkecil yaitu
dan perhitungan indeks kerja yaitu minyak nilam menjadi urutan yang pertama
karena melalui perhitungan indeks kerja terbesar dan nata the coco pada urutan
kesembilan karena memiliki perhitungan indeks kerja terkecil
BAB
V
PEMBAHASAN
Berdasarkan table pada informasi
alternative industry yang dapat dikembangkan berasarkan bahan baku dengan
emlihat komoditas produksi dan luas lahan yang ada didapat data sebagai berikut
komoditas kopi, produksi : permen kopi, kopi bubuk dll dan luas lahan yang ada di
provinsi Bengkulu 124,510 Ha. Kelapa, produksi : vco ( minyak kelapa) dan luas
lahan 97 Ha. Kakao, produksi : bubuk coklat, coklat dll dan luas lahan 14,3 Ha.
Karet, Produksi : sandal, ban motor dll. Luas lahan 121,580 Ha. Minyak nilam,
produksi : farfum, kosmetik dll dan luas lahan 300 Ha. Markisa, produksi :
sirup markisa dan luas lahan tidak diketahui. Nata the coco, produksi : minuman
nata the coco an luas lahan tidak diketahui. Fanili, produksi : serbuk fanili
dan luas lahan 97 Ha. Sedangkan pada plasma pisang , produksi : bibit dan luas
lahan yang ada 620 Ha.
Pada table pencarian informasi
alternative industry yang dapat dikembangkan (produk). Dengan komoditas kopi,
alternative produksi : permen kopi , kopi bubuk dll dan pasar : masyarakat.
Kelapa, vco (minyak kelapa) pasar : masyarakat. Kakao alternative produksi :
bubuk coklat, coklat, sedangkan pasar : masyarakat. Karet, alternative produksi
sandal, ban motor dan pasar : masyarakat. Minyak nilam, alternative produksi :
farfum, kosmetik dan pasar : masyarakat. Markisa, alternative produksi : sirup
markisa dan pasar industry. Nata the coco, alternative produksi : minuman nata
the coco, pasar : industry. Fanili, alternative produksi: serbuk fanili dan
pasr industry. Plasma pisang, alternative produksi : bibit dan pasar :
industry. Menurut (Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc.2004)
Menurut
(McLeod, Raymond.1996).Metode composite performance index (CPI). Metode ini
merupakan indeks gabungan (composite index) yang dapat digunakan untuk
menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan
beberapa kriteria (j). Untuk table hasil perencarian informasi IRR,B/C Ratio
dan BEV yang di dapat dalam praktikum yang telah praktikan lakuakan adalah
sebagai berikut. Industri kakao IRR : 50,44, B/C Ratio : 6,26, BEP : 4468.
Minyak kelapa, IRR : 62,61, B/C Ratio :
2,3, BEP : 96697. Minyak nilam, IRR :121,07, B/C Ratio : 4,62, BEP : 21.
Markisa IRR : 27,96, B/C Ratio : 2,5, BEP : 172. Karet, IRR : 33,31, B/C Ratio
: 3,44, BEP : 311. Nata the coco, IRR : 21,5, B/C Ratio : 1,15, BEP : 28786.
Kopi, IRR : 27,03, B/C Ratio : 1,17, BEP : 1496. Fanili, IRR : 33,64, B/C Ratio
: 1,66, BEP : 678. Plasma pisang, IRR : 32,55, B/C Ratio : 2,42, BEP : 1706.
Untuk
table pembobotan pada setiap kireteria didapat data sebagai berikut : Industri
kopi, IRR : 234,6, B/C Ratio : 544,4, BEP : 0,47. Minyak kelapa, , IRR : 291,2,
B/C Ratio : 200, BEP : 0,02. Minyak nilam, IRR : 563,1, B/C Ratio : 401,7, BEP : 100. Markisa, IRR : 130,04, B/C Ratio :
217,39, BEP : 12,2. Karet, IRR : 154,9, B/C Ratio : 299,13, BEP : 6,75. Nata
the coco, IRR : 100, B/C Ratio : 100, BEP : 0,07. Kopi, IRR : 123,7, B/C Ratio
: 148,6, BEP : 1,4. Fanili, IRR : 156,46, B/C Ratio : 144,34, BEP : 3,09.
Plasma pisang, IRR : 151,39, B/C Ratio : 210,43, BEP : 1,23.
Tabel
perhitungan dangan metode indeks kerja. Industry kakao, IRR : 70,38, B/C Ratio
: 150,84, BEP : 0,14 dan jumalah = 288,25. Minyak kelapa, IRR : 67,36, , B/C
Ratio : 80, BEP : 0,006 dan jumlah = 167,36. Minyak nilam, IRR : 168,93, B/C
Ratio : 160,68, BEP : 30 dan jumlah = 359,62. Markisa, IRR : 39,01, B/C Ratio :
86,95, , BEP : 3,66 dan jumlah = 129,628. Karet, IRR : 46,47, B/C Ratio :
119,65, BEP : 2,02 dan jumlah = 168,156. Nata the coco, IRR : 30, B/C Ratio :
40, BEP : 0,02, dan jumlah = 70,02. Kopi, IRR : 57,11, , B/C Ratio : 59.44, BEP
: 0,42 dan jumlah 79,10. Fanili, IRR : 46,93, B/C Ratio : 57,73, BEP : 0,93 dan
jumlah 105,60. Plasma pisang, IRR : 45,41, , B/C Ratio : 84,17, BEP : 0,36 dan
jumlah 129,58.
Dan
untuk penentuan keputusan dalam memilih agroindustri yang akan dikembangkan
dengan cara pemeringkatan (rank) didapat industry yang paling potensial untuk
dikembangkan adalah minyak nilam, kakao, karet, minyak kelapa, plasma pisang,
fanili, kopi dan nata the coco. Kesimpulanya adalah dari data table tersebut
menunjukan bahwa susunan alternative agroindustri yang layajk untuk
dikembangkan adalah minyak jilam dan yang paling kecil adalah nata the coco.
BAB
VI
KESIMPULAN
1. Alternative
adalah satu dari dua atau lebih cara untuk mencapai tujuan atau akhir yang
sama. Sedang kireteria adalah ukuran
yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu. Jadi dapat kita ketahui
dalam menyusunkireteria dapat kita contohkan dengan penyusunan alternative-
alternative pemilihan industry yang potensial untuk dilakukan.
2. Tujuan utama dari transformasi data ini adalah
untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi bentuk lain sehingga data
dapat memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam.
3. Metode perbandingan indeks kerja dari seluruh
data dapat di ketahui dengan mengalikan hasil pembobotan denagn 0,3 untu IRR,
0,4 untuk B/C Rasio dan 0,3 BEP dengan mengunakan rumus ayang ada lalau
dijumlahkan semua hasil tersebut dan didapatlah hasil yang menentukan peringkat
(rank)
4. Pengambilan
keputusan yang didapat untuk industry yang paling potensial dikembangkan adalah
minyak nilam karena nilainya paling besar dan nanata the coco yang paling
rendah.
DAFTAR
PUSTAKA
Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985. Analisa Keputusan. Pendekatan System dalam
Manajemen Usaha dan Proyek. Ganeca Exact, Bandung. 271 Hal.
McLeod, Raymond. (1996). Sistem Informasi Manajemen II.: Prenhallindo. Saaty, Jakarta
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc.(2004). Teknik dan aplikasi pengambial keputusan
kireteria majePmuk. Gramedia Indonesia. Jakarta
Post a Comment