Header Ads

test

ANALISA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

REVIEW JURNAL




Disusun oleh


Nama                                       : M.Hasybi Izzadin
NPM                              : E1G014049
Mata Kulya                    : Penanganaan Dan Pengendalian Produksi
Kelas                                       : TIP C
Semester                        : 6 (Enam)
Dosen Pembimbing        : Yessi Rosalina STP,M.Si









TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017


ANALISA PENGENDALIAN  PROSES PRODUKSI SNACK MENGGUNAKAN
METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
               Hari ini pertumbuhan industri rumah meningkat pesat memang sangat kompetitif. Salah satu strategi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif adalah untuk terus meningkatkan kualitas produk-produknya. Kondisi ini harus didukung oleh pelaksanaan pengendalian kualitas pada proses untuk kemudian dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis produksi proses makanan ringan di rumah industri apakah mereka sudah di bawah kendali statistik atau tidak dan menganalisis apakah proses produksi memenuhi desain tertentu atau tidak. Data yang digunakan dalam penelitian ini baik data sekunder dan primer. Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari internet, literatur, dan jurnal. Di sini, kita menggunakan statistik Process Control sebagai alat analisis dengan membuat X dan kontrol R grafik dan analisa kemampuan proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol makanan ringan proses produksi masih tidak dapat diandalkan produksi proses. Ini merupakan indikasi bahwa proses ini di luar kendali atau masih mengalami penyimpangan. rasio kemampuan proses, menunjukkan bahwa proses ini dikatakan bernilai (tidak mampu) dan itu harus ditingkatkan. Indeks kemampuan proses, menunjukkan bahwa keakuratan proses kurang, yang berarti bahwa proses masih bisa ditingkatkan.
            Industri rumah tangga merupakan usaha yang strategis dalam peningkatan ekonomi masyarakat karena dapat dilakukan dengan skala besar maupun skala kecil. Produk dari industri rumah tangga ini semuanya memerlukan strategi untuk tetap berjalan dan menguntungkan. Era Globalisasi membawa dampak juga terhadap industri rumah tangga, karena banyaknya produk sejenis yang masuk ke pasaran sehingga timbul persaingan yang ketat.
            Salah satu strategi perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing adalah dengan terus-menerus meningkatkan kualitas produknya. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih produk. Pengertian kualitas menurut American Society for Quality: kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar.
            Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisa  akar permasalahan  yang menyebabkan cacat produk; (2) menganalisa  penyimpangan yang  terjadi  terhadap ketidaksesuaian produk; (3) mengusulkan  rencana tindakan  perbaikan  konsep pelaksanaan  proses produksi pada  perusahaan, sehingga  nantinya  perbaikan ini  dapat  mengurangi  tingkat kerusakan pada produk.
2. Metode Penelitian
Model analisis dalam penelitian mengenai pengendalian proses produksi makanan ringan ini menggunakan alat analisis pengendalian mutu berupa grafik kendali dan kemampuan proses. Pemilihan alat analisis pengendalian proses tersebut didasarkan pada pertimbangan biaya dan waktu, kondisi produk (variasi dan kelayakan) dan solusi yang mungkin dilakukan pada proses produksinya.
          Grafik kendali terdiri dari dua peta yaitu peta pengendali rata-rata dan jarak, merupakan dua peta pengendalian yang saling membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta pengendali rata-rata merupakan peta pengendali untuk melihat apakah proses masih berada dalam batas pengendalian atau tidak. Peta pengendalian rata-rata menunjukkan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar pengendalian yang digunakan perusahaan. Sementara itu, peta pengendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat keakurasian atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil dalam observasi.
3. Hasil Penelitian
·         Pembuatan grafik Ṝ
Data diambil selama 25 jam berturut-turut sebanyak 6 bungkus dan ditimbang beratnya dengan hasil sebagai berikut:
X – double bar = 80.293
R – bar = 4.480
Standar deviasi = 2.236
Upper Control Limit (UCL)               :R             4   960.8480.400.2         RDR
Lower Control Limit (LCL)               :R              3   000.0480.40             RDR                 


·         Pmbuatan grafik X

X – double bar = 80.293
Range – double bar = 4.48
Standar deviasi  = 2.236
Batas pengendali atas dan batas pengendali bawah sebelum adanya revisi terhadap peta pengendali ratarata maupuntingkatkeakurasian adalah:
Upper Control Limit (UCL):
2  444.8248.448.0293.80  RAXX
Lower Control Limit (LCL):
2  143.7848.448.0293.80  RAXX  
Analisa Kemampuan Proses  C dan pC
          Jika suatu proses sudah berada dalam batas- pk batas pengendalian secara statistik (natural tolerance) maka selanjutnya peneliti ingin mengetahui apakah proses tersebut sesuai dengan batas-batas spesifikasi (engineering tolerance). Tujuan dari analisis kemampuan proses (capability analysis) adalah untuk menganalisa apakah suatu proses (yang terkendali secara statistik dan berdistribusi normal) sesuaidengan batas-batas spesifikasi yang ditentukan. Untuk itu peneliti mengambil data baru dan   0,5 atau  80,5 gram dan 79,5 gram: spesifikasi yang ditetapkan adalah 80

KESIMPULAN
          Berdasarkan pengolahan dan pembahasan data diatas, maka dapat ditarik kesimpulan adalah: (1) proses produksi makanan ringan untuk meningkatkan kualitas di industri rumah tangga masih kurang memenuhi standar proses produksi. (2) Dari peta pengendali jarak R didapat bahwa munculnya penyebab khusus dikarenakan dipakainya pemasok baru untuk kemasan makanan ringan. Sedangkan dari pengendali rata-rata X muncul sebab yang dapat dihindarkan (assignable cause) yaitu kondisi mesin yang kurang baik. (3) Rasio  kemampuan proses  C , menunjukkan bahwa proses dikatakan tidak layak (not capable) dan  p 1263.0  harus dilakukan tindakan perbaikan sekalipun proses secara sempurna berada pada pusat 80; (3) Indeks  kemampuan proses   C , menunjukkan bahwa akurasi dari proses kurang, yang  pk 1047.0  berarti proses masih dapat ditingkatkan kualitasnya.
SARAN
          Saran yang dapat diajukan untuk menyempurnakan penelitian ini adalah sebaiknya untuk penelitian lanjutan dapat  menggunakan 7  (tujuh)  alat  (Seven Tools) yang ada pada manajemen
pengendalian kualitas secara total (Total Quality Management) yaitu; check Sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagam sebab akibat, scatter diagram, dan diagram proses.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, W, Dorothea. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik: Pendekatan Kuantitatif dalam
Manajemen Kualitas. PT. Andi Offset. Yogyakarta.
David, R, Fred. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Haryono. 2005. Diktat Kuliah Pengendalian Kualitas Statistik. ITS. Surabaya.
Heizer, Jay., Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Sonalia, D., Hubeis, M. 2013. Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Di Tiga Usaha Kecil Menengah Tahu Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol IV, No.2, hal. 112-127.  
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi, cetakan. Kedelapan. Alfabeta. Bandung.

Wahyudi, S, A. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Binarupa Aksara. Jakarta.  

No comments