ACARA III
“STERILISASI RUANG, ALAT DAN MEDIA KULTUR”
sumber foto = unibwisuda.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah
satu faktor pembatas dalam kebersihan kultur jaringan adalah kontaminasi yang
dapat terjadi pada setiap saat dalam masa kultur. Sterilisasi dalam kultur
jaringan ada 3 tahap yaitu :
1.
Sterilisasi lingkungan kerja
Lingkungan
kerja untuk teknik kultur jaringan dapat dibagi atas lingkungan umum dan
lingkungan spesifik. Lingkungan umum adalah ruangan transfer secara keseluruhan,
sedangkan lingkungan spesifik adalah lingkungan didalam laminar air flow
cabinet dimana proses penanaman eksplan dan prosedur lain seperti isolasi
protoplasma dilakukan.
2.
Sterilisasi alat-alat dan media
Alat-alat
yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang
scalpel, petridisk, botol-botol kosong, jarum suntik untuk isolasi meristem dan
pipet untuk memindahkan suspensi sel.
Media
dan aquades juga disterilkan dalam autoclave. Untuk aquades sebaiknya
dimasukkan dalam wadah kecil misalnya elemeyer 250 ml dengan isi maksimum 100
ml, agar sterilisasi lebih efektif. Untuk media kultur yang tidak mengandung
bahan-bahan yang heat-labile, sterilisasi dilakukan dengan autoclave
pada suhu 1210C.
3.
Sterilisasi bahan tanaman
Pada
setiap jenis tanaman, ditemukan juga kontaminan yang berasal dari dalam
jaringan tanaman, terutama bakteri. Bakteri-bakteri ini sampai sekarang belum
diidentifikasi. Kontaminan internal ini sangat sulit diatasi, karena
sterilisasi permukaan tidak menyelesaikan masalah. Pada bahan tanaman yang
mengandung kontaminan internal, harus diberi perlakuan antibiotik atau
fungisida yang sistemik.
1.2 Tujuan
Memberikan pengetahuan dan
ketrampilan pada mahasiswa agar terampil melakukan sterilisasi ruang, peralatan
dan media yang diguanakan dalam kultur jaringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap
langkah yang digunakan dalam perbanyakan in vitro dalam kondisi aseptik. Alat
yang digunakann harus steril dimulai sebelum kegiatan kultur jaringan berjalan.
Sterilisasi alat bertujuan untuk membebaskan alat dari berbagai mikroba
termasuk spora.
Semua
alat yang digunakan dalam kultur jaringan, harus dalam keadaan steril.
Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti
pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan
pemanasan dalam bacticinerator. Khusus untuk skalpel, gagangnya dapat
disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul
bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya
dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan
kaporit (Anonim, 2012).
Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah : pinset,
gunting, gagang scalpel, kertas saring, petri dish, botol-botol kosong, jarum
suntik untuk isolasi meristem dan pipet untuk memindahkan suspensi sel.
Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh
dalam baki stainless steel dan bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum
dimasukkan ke dalam autoclave. Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai
pembungkus, karena uap tidak dapat masuk ke dalam bungkusan. Suhu yang
digunakan untuk sterilisasi adalah 1210 C pada tekanan 17,5 psi (pounds
per squareinch) selama 1 jam. Perhitungan waktu sterilisasi dimulai setelah
tekanan yang diinginkan tercapai.
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman harus dalam
keadaan steril. Alat-alat logam dan dapat disterilisasikan dalam autoclave.
Alat tanam seperti : pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan
pembakaran atau dengan pemanasan, namun pisaunya (blade) dapat menjadi
tumpul bila dipanaskan dalam suhu tinggi, oleh karena itu untuk bladenya
dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan
kaporit (Sriyanti, 1994).
Pada prinsipnya, peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini haruslah steril. Karena peralatan yang tidak steril akan dapat
menjadi sumber kontaminan sehingga menggagalkan percobaan kultur jaringan yang
dilakukan.
Selain peralatan seperti : pinset, gunting, gagang
scalpel, petridisk, botol-botol kosong, jarum suntik untuk isolasi meristem dan
pipet untuk memindahkan suspensi sel, media dan aquades dan
ruanangan yang digunakan juga harus
disterilisasi (Anonim, 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan
dan Alat
- Autoklaf
- Peralatan kaca/glass ware
(botol kultur, petridish,Erlenmeyer)
- Peralatan penanaman / dissesting kit (piset,
gunting, scalpel)
- Plastic, karet gelang, kertas pembungkus,
alumunium foil, plastic seal
- Bahan kimia formalin
Cara
kerja
v Sterilisasi lingkungan kerja
Kebersihan
lingkungan kerja secara keseluruhan dilakukan dengan cara membersihkan semua
debu dan kotoran. Selanjutnya dilakukan kegiatan fumigasi dengan menggunakan
disinfektan atau senyawa formalin yang dilakukan secara priodik. Pada ruang
transfer biasanya dilengkapi dengan laminar air flow cabinet (LAC). Proses
transfer atau penanaman eksplan dilakukan dengan aseptic didalam LAC karena
dilengkapi dengan
1. Filter HEPA ( high efficiency particulate air )
2. Ultraviolet lamp (UV lamp)
3. Blower
v Sterilisasi air dan media tanam
1. Botol yang telah diisi dengan air dan botol kultur
yang telah berisi media kultur ditutup rapat dengan menggunakan autoclave pada
suhu 121 selama 15 menit pada tekanan 15 psi (pound per
square inch )
2. Selama proses sterelisasi berlangsung, autoclave
ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoclave naik.
3. Setelah proses sterilisasi selesai, suhu dan tekanan
autoclave kembali keposisi 0, keluarkan botol kultur dari dalam autoclave .
4. Inkubasi didalam ruang kultur selama ± 1 minggu.
v Sterilisasi botol kultur yang terkontaminasi
1. Botol kultur yang terkontaminasi dikeluarkan dari
ruang kultur
2. Sterilisasi langsung dengan menggunakan autoclave pada
suhu 121 selama 30 menit pada tekanan 15 psi
3. Selama proses sterilisasi berlangsung, autoclave
ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoclave naik
4. Setelah proses sterilisasi selesai , suhu dan tekanan
autoclave kembali keposisi 0, keluarkan botol kultur dari dalam autoclave
5. Buang semua sisa media yang terkontaminasi pada tempat
yang sudah disiapkan
6. Rendam kedalam larutan sodium hypochorite (dapat
menggunakan beclin) dengan konsentrasi 50 % selama minimal 1 jam
7. Cuci dengan deterjen
8. Bilas dengan air bersih yang mengalir
9. Tempatkan didalam oven pada suhu 70 – 80 ,
atau simpan kembali ditempat yang bersih
v Sterilisasi glass ware dan dissecting kit
1. Cuci bersih glass ware dan dissecting kit yang akan
disterilisasikan
2. Bungkus glass ware dan dissecting kit dengan
menggunakan alumunium foil atau kertas yang bersih
3. Autoclave pada suhu 121 pada tekanan 15 psi selama 30 menit
4. Setelah proses sterilisasi selesai, suhu dan tekanan
autoclave kembali keposisi 0, alat alat dari autoclave
5. Simpan dalam oven atau dalam laminar air flow cabinet
dengan posisi lampu UV tetap menyala.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
·
Jenis
sterilisasi yang dilakukan
·
Sterilisasi
lingkungan kerja
·
Sterilisasi
air dan media tanam
·
Strilisasi
botol kultur yang terkontaminasi
·
Sterilisasi
glass were dan dissecting kit
·
Prosedur
pelaksanaan sterilisasi ruang
·
Membersihkan
semua debu dan kotoran yang ada
·
Melakukan
fumigasi dengan disinfektan ataupun senyawa formalin secara priodik
·
Bahan
kimia yang dapt digunakan untuk sterilisasi ruang
·
Disinfektan
atau senyawa formalin
·
Prosedur
pelaksanaan sterilisasi alat
1)
Cuci
bersih alat yang digunakan ( gunting, pinset, glass were, dissecting kit )
2)
Bungkus
alat alat trersebut dengan menggunakan kertas alumunium foil atau kertas yang
bersih
3)
Kemudian
autoclave pada suhu 121 dengan tekanan 15 psi selama 30
menit
4)
Setelah
selesai pastikan suhu dan tekanan autoclave keposisi 0 (nol )
5)
Simpan
dalam oven / laminar air flow
·
Alat
yang digunakan untuk proses srelissi , waktu, suhu dan tekanan yang digunakan
·
Autoclave
·
Autoclave
merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi alat dan media. Sterilisasi air
dan media tanam dilakukan dengan suhu 121 , selama 15 menit pada tekanan 15
psi. Sterilisasi botol kultur yang terkonaminasi
dilakukan dengan suhu 121 , selama 30 menit pada tekanan 15
psi. Sterilisasi glass were dan dissecting kit
dilakukan dengan suhu 121 , selama 30 menit pada tekanan 15
psi.
·
Prosedur
pelaksanaan sterilisasi media dan air
1)
Botol
yang telah berisi air dan botol kultur yang berisi media kultur ditutup rapat
dengan alumunium foil dan disterilisasikan dengan autoclave dengan rapat pada
suhu 121 dengan tekanan 15 psi selama 15
menit
2)
Setelah
selesai suhu autovlave diturunkan kembali hingga nol
3)
Setelah
suhu dingin keluarkan botol kurtul dari autoclave
4)
Kemudian
inkubasi dalam ruang kultur selama ± 1 minggu atau bila sudah dingin bisa
langsung kita pakai.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan:
·
Sterilisasi
alat dan media merupakan syarat mutlak suksesnya kultur jarngan tanaman,
dilakukan dengan menggunakan autoclave. Alat-alat yang dipakai dalam penanaman dalam kultur
jaringan harus dalam
keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf.
Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran
atau dengan pemanasan dalam bacticinerator khusus untuk scapel, gagangnya dapat
disterilkan dengan pemanasan namun pisaunya dapat menjadi tumpul bila
dipanaskan dalam temperatur tinggi.
·
Jenis
jenis sterilisasi yang dilakuakan dalam kultur jaringan yaittu sterilisasi
lingkungan kerja, sterilisasi air dan media tanam, sterilisasi botol kultur
yang terkontaminasi dan strilisasi glass were dan dissecting kit.
·
Autoclave
merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi alat dan media. Sterilisasi air
dan media tanam dilakukan dengan suhu 121 , selama 15 menit pada tekanan 15
psi. Sterilisasi botol kultur yang terkonaminasi
dilakukan dengan suhu 121 , selama 30 menit pada tekanan 15
psi. Sterilisasi glass were dan dissecting kit dilakukan
dengan suhu 121 , selama 30 menit pada tekanan 15
psi.
·
Sterilisasi ruang kerja dapat dilakukan dengan
cara membershkan semua debu dan kotoran yang ada, selanjutnya dilakukan
kegiatan fumigasi dengan menggunakan disinfektan ataupun senyawa formalin yang
dikakukan secara priodik.
Post a Comment