ACARA IV
“PEMBUATAN LARUTAN
STOK”
sumber foto = wisudaunib.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Larutan
stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang
konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam
formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan
konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat,
pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik
sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi
media yang dikehendaki.
Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan
adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan
harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam
larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal
ini erat kaitannya dengan ketersediaan hara
dalam media eksplan atau tanaman yang dikulturkan. Setelah larutan stok
dibuat, pengambilanya untuk media dapat dilakukan dengan cara memipet atau
menakarnya dengan gelas ukur.
1.2
Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan
stok dan terampil dalam membuat stok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan stok dapat digunakan untuk 40, 50, bahkan 100
liter medium. Larutan stok dalam bentuk cairan disimpan dalam lemari es.
Pembuatan larutan stok ini harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok
yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan dalam lemari es. Jika terjadi
pengendapan, maka sebelum digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan. Larutan stok
yang sudah terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi. Oleh karena itu,
sebaiknya bila larutan stok ini dibuat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
maka factor kebersihan tempat penyimpanan harus benar – benar dijaga. (Daisy,
dkk.2006)
Untuk membuat medium kultur jaringan, biasanya
menimbang setiap komponen bahan kimia yang terdapat pada resep medium dasar.
Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak waktu dan mengurangi
ketepatan. Selain itu, timbangan yang digunakan untuk menimbang sejumlah kecil
bahan kimia kadang – kadang tidak tersedia.
Dalam pembuatan formulasi media kultur memerlukan
aktifitas penimbangan. berbagai senyawa kimia yang diperlukan. Kadangkala
terdapat beberapa zat yang diperlukan hanya dalam jumlah yang sangat sedikit
sekali sehingga apabila dilakukan proses penimbangn sangat merepotkan selain
itu waktu yang diperlukan juga tidak efisien dan terdapat juga beberapa senyawa
kimia yang mudah rusak.
Kendala di atas dapat diatasi dengan membuat larutan
stok terlebih dahulu, kecuali untuk unsure makronya. Jadi perlu membuat larutan
stok untuk unsure mikro, besi, vitamin, sukrosa dan agar-agar dapat langsung
ditimbang sebab ketiga macam komponen bahan kimia ini diperlukan dalam jumlah banyak sehingga
penimbangan tidak mengalami kesulitan (Yusnita,
2003).
Media kultur sebagi media tumbuh eksplan atau tanam
yang dikulturkan merupakan bagian penting dalam proses perbanyakan tanaman
secara invitro. Pentingnya media kultur dalam tehnik perbanyakan vegetatif ini
tidak lepas dari adnya komponen penyusun media yang terdiri dari berbagai unsur
pendukung pertumbuahan tanaman seperti hara makro, hara mikro, vitamin, zat
perangsang tumbuh (ZPT) dan sumber energi dalam bentuk gula.
Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan
kimia yang digunakan, sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi
interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan
berdasarkan stok hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok hormone.,
terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lam. Stok harabaik mikro
maupu makro dapat disimpan dalam waktu yang relative lam yaitu 4-8 minggu,
sedangkan stok hormone biasanya disimpan dalam jangka waktu 2-4 minggu (Tim
pembimbing praktikum, 2013).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
alat dan bahan
Alat:
timbangan digital, erlenmeyer, gelas ukur, pipet, hot plate dan stirer, tissue,
alumunium foil.
Bahan
: senyawa-senyawa kimia penyusun media MS
Cara
kerja:
·
Menimbang bahan kimia
yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan media dan kepekatan yang ingin dibuat.
·
Melarutkan bahan kimia
menggunakan akuades sesui kepekatan dan volume larutan stok yang diinginkan.
·
Untuk melarutkan bahan
kimia menggunakan hot plate dan stirer
·
Memasukkan dalam botol
dan tutup rapat.
·
Membuat label tengtang
nam larutan, kpekatan larutan, dan tanggal pembuatan.
·
Menyimpan di lemari
pendingin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali
ini, kami diajarkan bagaimana cara membuat larutan stok dengan tepat dan
cermat. Larutan stok yang dibuat
sebanyak 1 buah yaitu dari stok
myo Inositol saja,
sedangkan stok A
dan B dibuat oleh kelompok lain. Dalam pembuatan
larutan stok ini, pertama yang harus dilakukan adalah menimbang bahan yang
dibutuhkan dengan menggunakan timbangan analitik.
Membuat
myo inositol kepekatan 50x:
Kepekatan
50x = 5 gram
Dilarutkan
kedalam 250 mL air
Maka
dipipet = 250/50
= 5 mL
Langkah selanjutnya
yaitu dengan menaruh larutan dalam labu ukur, kemudian menambahkan aquades sampai larutan
mencapai 250 ml. setelah itu, larutan
dalam labu ukur dimasukkan dalam Erlenmeyer,
kemudian Erlenmeyer
ditutup serta diberi label dan
diletakkan dalam lemari es. Untuk
penggunaan larutan stok dalam pembuatan media yaitu dengan cara
mengencerkan larutan stok yang telah dipipet sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan aquades. Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara
lain yaitu menghemat waktu pkerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin
membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil dan
mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu sering dibuka dan ditutup.
BAB V
PENUTUP
1.
Dari hasil
praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan larutan stok yang
terdiri dari stok A, B dan myo inositol melalui beberapa tahapan antara lain : penimbangan senyawa - senyawa, pelarutan senyawa kimia dengan menggunakan aquades dan
hot plate, penetapan
volume akhir dan penyimpanan pada lemari es.
2.
Pembuatan
larutan stok juga untuk memberi kemudahan pekerjaan dalam pembutan media
selanjutnya antara lain:
·
Menghemat
pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media.
·
Mengatasi
kesulitan penimbangan dalam jumlah yang sangat kecil.
·
Mengurangi
kerusakan bahan kimia akibat terlau sering dibuka dan ditutup.
Post a Comment