Header Ads

test

LAPORAN PKL PT KARET BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK UMUM (3.3 Sistem Pengendalian Kualitas)






3.3 Sistem Pengendalian Kualitas
3.3.1  Titik Pengujian/Pengendalian Kualitas
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun menghasilkan produk berupa RSS (Ribbed Smoked Sheet) dengan mutu yang mengacu pada SNI 06-0001-1987 / The Green Book.
Terdapat tiga buah titik pengujian/pengendalian kualitas, yaitu pada penerimaan bahan baku, proses pengolahan dan produk akhir yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

 






























      
Gambar 10.Diagram alir pengolahan lateks menjadi Ribbed Smoked Sheet

Berdasarkan gambar diagram alir diatas dapat dilihat bahwa titik pengujian kualitas dimulai dari penerimaan bahan baku dari lahan akan dilakukan pengujian DRC untuk menentukan KKK (kadar kering karet), kemudian pada proses pengolahan, titik yang harus diperhatikan yaitu pada pengolahan basah, penggilingan, dan pengasapan dimana proses ini yang akan menentukan mutu akhir nantinya, apabila tidak dilakukan sesuai instruksi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka akan didapatkan mutu yang tidak baik. Lalu pada produk akhir yaitu produk RSS, hal yang dilakukan yaitu sortasi dan pengapakan RSS, sortasi terdiri dari RSS I, RSS II, RSS III, dan Cutting A. Pada saat dilakukannya sortasi, sortasi yang dilakukan harus benar-benar tepat, jangan sampai di sheet terdapat produk yang tidak sesuai yang mana hal tersebut akan berdampak pada proses pemeriksaan nantinya.

3. 3. 2 Pelaksanaan dan Hasil Pengujian Kualitas
3.3.2.1 Analisa DRC (Dry Rubber Content)
Dalam melaksanakan pengujian kualitas mutu Ribbed Smoke Sheet (RSS) pada penerimaan bahan baku dilakukan dengan cara setelah dilakukannya penyadapan, lateks dikumpulkan dengan menggunakan jerigen, lalu dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil TPH, lateks tersebut ditimbang dan kemudiaan dimasukkan atau dituangkan kedalam tangki penampung yang berkapasitas 1,5 ton dengan menggunakan saringan dengan kerapatan 40 mesh agar kotoran seperti dedaunan tidak ikut masuk kedalam bak penampung, hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada lateks. Setelah lateks sampai dipabrik sebelum lateks dimasukkan kedalam bak penampung dipabrik, lateks diambil sebanyak 500 ml untuk dilakukannya analisa DRC untuk mendapatan Kadar Kering Karet (KKK). Analisa DRC dilakukan dengan cara menimbang 100 gram lateks dan membekukannya dengan cara dicampurkan dengan asam semut sebanyak 2-5 tetes, kemudian setelah membeku, lateks tersebut digiling menggunakan mesin giling KKK, selanjutnya ditimbang dan dicocokkan dengan tabel KKK yang telah ditetapkan.
Berikut adalah hasil analisa DRC selama bulan Juni 2016- Juli 2017
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
Gambar 11.Hasil Analisa DRC Selama Bulan Juni 2016 - Juli 2017

Berdasarkan data analisis DRC diatas dapat dilihat bahwa terjadinya fluktuasi antara bulan satu dengan bulan yang lainnya, hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu cuaca yang hujan. Hujan dipagi hari bisa menyebabkan kualitas dan kuantitas dari bahan baku menjadi buruk, seperti kuantitas nya lebih sedikit karena disadap pada saat siang hari, atau setelah disadap pada waktu subuh, hujan datang dipagi hari, sehingga menyebabkan lateks tercampur dengan air, sehingga mengakibatkan lateks menjadi prakoagulasi. Selain dari faktor cuaca, faktor dari sumber daya manusia juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas DRC, seperti disadap terlalu cepat (biasanya pada malam hari), penyadapan terlalu siang, cara sadap yang salah sehingga menyebabkan luka kulit, dan lain sebagainya. Namun, untuk data DRC pada bulan april sampai juli 2017 terlihat stabil, hal itu berarti kinerja dari perusahaan ini sudah baik.

3.3.2.2 Analisa Sortasi Mutu RSS
Mutu Ribbed Smoked Sheet (RSS) terdiri dari RSS I, RSS II, RSS III, dan Cutting A. Namun, di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun kebanyakan memproduksi RSS I dan Cutting A, hanya sedikit terdapat mutu RSS II dan RSS III.
Untuk menguji RSS terdapat meja uji yang pengujiannya menggunakan kaca dan lampu dengan cara sheet diletakkan diatas meja dan dilihat secara visual apakah RSS I, RSS II dan RSS III. Kriteria RSS tersebut terdapat didalam buku The Green Book, seperti bebas jamur, tidak mengandung cacat, masak optimal dan tidak hangus. Sedangkan pada Cutting A, sisa-sisa hasil sortasi dari RSS I, RSS II, dan RSS III dikumpulkan menjadi satu. Itulah yang disebut dengan Cutting A.
Berikut adalah hasil analisis sortasi mutu RSS di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun pada bulan juni 2016 – juli 2017.
·       Mutu RSS I
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
Gambar 12. Hasil Analisis Mutu RSS I Selama Bulan Juni 2016 – Juli 2017
Dari data hasil mutu RSS I diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni 2016-juli 2017 mengalami fluktuasi, dan tidak ada target yang tercapai. Hal itu disebabkan oleh banyak hal, baik itu dari tenaga kerja, bahan baku maupun proses pengolahan yang kurang bagus.
Untuk kualitas mutu dari RSS I di perusahaan ini sudah bagus, hal tersebut dapat dilihat dari produk yang dihasilkan sudah memenuhi semua kriteria sesuai dengan standar mutu RSS I di The Green Book.Kemudian dari pemasaran produk juga bisa dilihat bahwa banyak konsumen yang menyukai kualitas mutu RSS I dari perusahaan ini, terbukti produk nya selalu digemari oleh para konsumen.

·           Mutu RSS III
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Gambar 13. Hasil Analisis Mutu RSS III Selama Bulan Februari  –  April 2017

PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun selalu memprioritaskan memproduksi mutu RSS I, namun tak jarang produk yang dihasilkan termasuk ke RSS III, makanya terkadang terdapat RSS III.Untuk RSS II jarang di temukan di perusahaan ini, hal tersebut disebabkan karena kriteria dari RSS I dan RSS II tidak terlalu jauh berbeda, sehingga bisa dimasukkan ke dalam RSS I saja.
Pada tahun 2017 terdapat mutu RSS III pada bulan Februari, Maret dan April, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak dan tidak sesuai target.Hal tersebut bisa dikategorikan bagus, karena pada bulan tersebut masih banyak menghasilkan mutu RSS I dibandingkan dengan mutu RSS III. Terjadinya mutu RSS III tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, terutama pada saat proses produksi berlangsung, seperti pada tahap penggilingan maupun pada tahap pengasapan.
·           Cutting A
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
Gambar 14. Hasil Analisis Cutting A Selama Juni 2016 – Juli 2017

Cutting A diperoleh dari RSS I, RSS II dan RSS III yang dijadikan satu dan biasanya dijual di dalam  negeri. Pada diagram diatas terlihat bahwa banyak target yang mencapai 100%, hal tersebut disebabkan karena banyaknya produk yang di potong dari sheet. Sheet yang dipotong tersebut bisa disebabkan karena terjadinya kontaminasi pada bagian sheet, sedikit sheet yang belum mentah, berjamur, dan lain sebagainya sehingga menyebabkan terkumpulnya hasil sheet dalam jumlah yang banyak.
Untuk Cutting A sebaiknya dihasilkan dalam jumlah yang sedikit, karena semakin banyak hasil Cutting A yang diperoleh berarti kualitas mutu buruk yang dihasilkan banyak pula.

3.3.3 Organisasi Pengendalian Kualitas
Struktur organisasi pengendalian kualitas RSS di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.

 








Gambar 15. Struktur Organisasi Pengujian Kualitas RSS PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa yang bertanggungjawab dalam menguji kualitas di perusahaan ini yaitu mandor. Petugas Pengambil Sampel yang terdiri dua, yaitu petugas penguji kualitas bahan baku yang bertugas menguji KKK (Kadar Karet Kering) dan petugas penguji produk akhir yang bertugas dalam mengambil lembaran sheet dan mengguntingnya dengan ukuran 20 x 30 cm. Analis yang bertugas dalam menganalisa mutu produk (RSS), baik itu RSS I, RSS II, RSS III, dan Cutting A.

3.3.4 Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu

Berdasarkan data yang diperoleh secara umum pengendalian kualitas ribbed smoke sheet yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun masih memenuhi standar spesifikasi menurut SNI-06-0001-1987 dan The Grand Book Tahun 1987. Akan tetapi terdapat hasil produksi yang tidak ada melewati target perusahaan sehingga perlu upaya peningkatan produksi RSS I lagi dengan perbaikan alat-alat pengolahan,  pengawasan kerja terhadap pekerja agar melaksanakan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan sistem pengendalian mutu di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Ketahun dapat dikatakan sudah baik karena setiap prosedur dan instruksi kerja yang dilakukan oleh petugas selalu berpedoman kepada panduan teknis pengambilan contoh dan pengujian mutu yang mengacu pada IS0 9001- 2008.Selain itu alat-alat yang digunakan untuk pengujian adalah alat yang selalu dikalibrasi sebelum pemakaiannya.Sehingga pada saat pengujian mutu, penyimpangan nilai yang disebabkan kesalahan alat dapat diminimalkan.

No comments